Happy Reading All!!
🦖
Gara mengaku sedikit kewalahan membujuk Syila yang masih saja kesal akibat kelakuannya di meja makan tadi. Hingga kini pun saat mereka sudah bersiap akan gowes, si cantiknya itu masih saja menunjukkan raut wajah tak menyenangkan nya.
"Bibirnya minta dicium dari tadi cemberut terus, hm?" Ucap Gara pelan, matanya menatap wajah Syila sementara tangannya sibuk memasangkan helm di kepala Syila.
Mendengar pertanyaan itu tentu saja Syila langsung bersemu, ia jadi langsung teringat kejadian kemarin malam yang benar-benar di luar kepalanya.
Mencubit perut Gara dengan spontan nya, Syila berikan pelototan tajam pada cowok dihadapannya ini yang sibuk meringis sendiri.
"Dari tadi cium cium mulu, isi kepala Kak Gara ini apa, sebenarnya?" Tanya Syila tak habis pikir. Niatnya datang ke rumah pagi-pagi begini katanya sih untuk mengajaknya gowes, tapi kenapa yang dari tadi Gara lakukan hanya memancing kekesalannya dan membahas cium cium terus. Syila rasa otak Gara benar-benar sudah terkontaminasi dengan kejadian kemarin malam.
"Isi kepalaku kamu, kan?" Gara sengaja memberikan jawaban yang dibalut pertanyaan yang membuat Syila geleng kepala sendiri.
Sepertinya, merubah panggilan dari gue Lo menjadi aku kamu membuat gaya pacaran Gara juga berubah. Rasa-rasanya ia sedikit menyesal mengganti panggilan mereka untuk satu sama lain, Gara versi aku kamu benar-benar membuatnya kewalahan kalau begini ceritanya.
"Ralat deh Kak kayaknya, back to gue Lo ajalah, pusing gue ngeliat Kak Gara versi aku kamu." Syila memegang kepalanya yang sudah berbalut helm seolah benar-benar merasakan pusing saat ini.
Gara yang sedang mengeluarkan sepeda Syila dari dalam bagasi hanya terkekeh saja. Ia sebenarnya tak apa-apa dengan panggilan aku kamu yang mereka terapkan, meskipun agak sedikit kaku karena belum terbiasa tapi rasanya oke-oke saja. Tapi jika semisal Syila merasa kurang nyaman maka tak apa-apa jika mereka kembali menggunakan panggilan semula.
"Senyaman kamu cantik, nih sepedanya."
Syila bergerak cepat mengambil sepedanya, ia dengan semangat menaiki sepeda milik Omnya tersebut yang sudah sangat lama nganggur di dalam bagasi. Sudah lama sekali weekend nya tidak dihabiskan dengan berolahraga, biasanya ia selalu maraton dengan Tatia, tapi semenjak sahabatnya itu sibuk terus ia pun jadi malas untuk maraton sendirian.
"Rute kita kemana?" Tanya Syila penasaran, jangan sampai ia di bawa gowes dengan jarak yang super jauh.
Menaiki sepedanya yang terlihat senada dengan pakaian olahraganya yang berwarna hitam, Gara sempatkan terlebih dahulu untuk melihat jam ditangannya.
"Sekitaran daerah sini ada taman, kan?" Tanyanya memastikan, karena start mereka gowes ini lumayan agak siang jadi tidak perlu jauh-jauh.
"Ada. Kita ke sana?"
Anggukan yang Gara berikan membuat Syila langsung saja menggowes sepedanya di ikuti Gara dibelakangnya. Mereka bersepeda dengan santai dan sesekali Gara mengiringi Syila ketika keadaan dijalan sepi.
Syila banyak tersenyum di pagi hari yang cerah ini, setelah kemarin malam ia habiskan dengan menangis sampai rasanya air matanya akan kering, ternyata keesokan paginya harinya tetap berjalan dengan baik. Ia masih bisa tersenyum, ia masih memiliki orang-orang yang ingin membahagiakan nya dan di bahagiakan olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara My Boyfie
Любовные романы"Pasangin dasi." "Bawain tas gue." "Sisirin." "Suapin." Dan banyak lagi perintah si tuan muda Sagara Azam Pratama pada adik kelasnya, Arrsyila Zakia. Bukan karena Syila itu cupu, atau Syila gampang di bully, bukan juga karena Syila yang merusak bara...