XVI

63.1K 6.4K 328
                                    

Happy Reading all!!

🦖

Kembali berbaikan, seperti tidak terjadi apapun. Yah, itulah yang terjadi pada Gara dan Syila. Dua orang itu sudah kembali lengket, kesana kemari berdua, dimana ada Gara, disitu ada Syila.

"Kak Gara tuker!!" Belum sempat ice cream rasa coklat itu menyentuh bibir Gara, Syila lebih dulu menahan tangannya.

Gara berdecak, menatap Syila garang dari balik ujung matanya. Namun tak urung, tangan itu tetap bergerak, menukar ice cream rasa coklat miliknya dengan ice cream green tea varian baru milik Syila.

"Udah di bilangin gak bakal doyan, masih aja." Decak Gara, Syila hanya cengengesan di tempatnya.

"Kan mau coba," cengirnya yang langsung melahap ice cream manis di tangannya.

"Tapi itu udah gue cicip, nggak papa, 'kan?" Syila menatap Gara, yang hanya meresponnya dengan lirikan mata malas dan langsung memakan ice cream yang semula milik Syila kini menjadi miliknya.

"Ta, Ta, gue juga mau tukar dong." Caka, yang tengah duduk di hadapan Syila dan Gara menyodorkan kerupuk udangnya pada Tata yang duduk di sebelahnya. Mata sipitnya melirik-lirik dua orang yang ada di hadapannya, bermaksud menggoda kedua manusia itu.

"Daripada di tukar-tukar, mending ini kerupuk buat gue aja." Tatia meraih kerupuk di tangan Caka, ia dengan santai meremat kerupuk dalam plastik tersebut dan menumpahkannya di atas nasi goreng cumi miliknya.

Caka melongo, ujung-ujungnya ia hanya bisa menghela napas saja. Sabar-sabar, ia harus sabar menghadapi Dora the Explorer di sebelahnya ini.

Sudah bukan pemandangan aneh lagi jika kumpulan meja cowok-cowok ganteng yang berisikan Gara, Caka, Jayden dan Devano akan nyempil dua perempuan cantik satu tingkat di bawah mereka. Syila dan Tatia tentunya.

"Lo gendutan Ta, naik berapa kilo?" Celetuk Caka, Tatia yang hampir saja menyuapkan makanannya jadi urung.

"Serius, Lo?!" Tanya Tatia dengan intonasi tinggi, tak percaya akan penuturan Caka yang mengatainya gendutan.

"Seribu rius malahan, coba sana timbang." Di balik raut wajah Caka yang begitu serius saat berbicara dengan Tatia, diam-diam cowok itu menahan diri agar tak tertawa ketika melihat wajah Tatia langsung memerah.

"Aaa! Gue nggak mau lagi makan!" Tatia menjauhkan nasi goreng cuminya, bibirnya cemberut dengan mimik wajah sedih sesedih-sedihnya. Bisa bahaya jika berat badannya naik, bisa-bisa dirinya gagal ikut Jakarta fashion week karena tubuhnya melar.

"Kak Caka bohong, Tata." Ucap Syila menengahi, apa lagi motif si chindo di hadapannya ini.

"Tau ah, gue badmood." Tata berdiri, meninggalkan meja mereka dan meninggalkan Syila begitu saja.

"Kak Caka..." Desis Syila sebal.

Cak tak peduli, ia tertawa senang dan langsung meraih nasi goreng cumi milik Tatia. Mengganti sendoknya, Caka makan begitu saja tanpa menghiraukan tatapan orang-orang di sekitarnya.

Sudah pernah Syila jelaskan bukan, jika Caka itu orangnya jahil dan menyebalkan.

"Awas aja, nggak berkah tu nasi goreng." Sungut Syila menatap sebal pada Caka.

Caka? Tetap lanjut makan.

Melanjutkan makan ice cream nya, kenapa perasaannya jadi makin tak enak begini? Syila termenung, hingga tiba-tiba...

Hachim!

Syila bersin dengan keras, dan napasnya mulai tak teratur saat itu juga. Bukan karena para lelaki di meja itu menatapnya, tapi karena saat ia bersin tadi, seperti ada yang mengalir deras.

Gara My BoyfieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang