Happy Reading All!!
🦖
Sesampainya di rumah Gara, Syila disambut hangat oleh Mommy dan juga adik-adik Gara. Ramai sekali rasanya rumah ini, bahkan Daddy Gara pun ada di rumah dan sedang mengurus ternak ikannya. Memang sangat menyenangkan keluarga ini, ramai dan penuh cinta.
"Jadi ini hasil panen sendiri, Tante?" Tanya Syila takjub, ia melihat tumpukan bermacam sayur di dalam keranjang yang terlihat begitu segar.
"Iya, Tante soalnya hobi banget nanam-nanam gitu, sekalian aja kan tanam yang menghasilkan. Bosen banget Tante di rumah kalau nggak ada kegiatan." Nara mengaduk adonan yang ada di hadapannya, ia sedikit menambahkan tepung karena di rasa adonannya terlalu cair.
Syila mengangguk paham, kagum sekali dengan Mommynya Gara yang begitu banyak sekali ide di kepalanya untuk membunuh kebosanan sekaligus menghasilkan.
"Kalau boleh tau, Tante selama menikah memang pure jadi Ibu rumah tangga atau sempat punya kerjaan di luar?" Tanya Syila penasaran. ia juga dengan telaten mengupas buah mangga yang ada ditangannya.
Nara tersenyum mendengar pertanyaan Syila, pantas anaknya bisa jatuh cinta, selain cantik dan menarik, gadis disampingnya ini juga sangat tau caranya berkomunikasi dengan lawan bicara, bahkan dengan dirinya yang jauh ada di atas Syila.
"Kalau yang sifatnya terikat, Tante enggak, cuman ada bisnis kecil-kecilan gitu." Melihat sedikit pada gadis disampingnya, dapat Nara tangkap ekspresi tertarik yang Syila tampilkan.
"Oh, ya? Bisnis di bidang apa, Tan?" Nada suara Syila berubah begitu antusias, membuat Nara mampu menangkap bahwa Syila adalah orang yang begitu ekspresif dan transparan.
"Aksesoris. Semacam gelang, anting, bross, kalung, pita, pokoknya pernak-pernik perempuan gitu. Dulu Tante masih aktif turun kelapangan langsung hampir tiap hari, tapi setelah hamil Yora, Tante cuman mantau aja sesekali, seluruhnya Tante serahin ke pegawai." Cerita Nara yang membuatnya teringat bagaimana dulu ia jatuh bangun mempertahankan bisnis kecil-kecilan nya tersebut.
Syila mengerjap takjub mendengar cerita Nara, "wow, Syila jadi penasaran dan kepengen makai salah satu aksesoris buatan Tante." Tutur Syila antusias.
Nara tersenyum mendengarnya, "aman, nanti Tante buatin khusu buat kamu." Mengulurkan adonan cookies yang sudah siap dipanggang pada Syila, Nara memberikan janjinya .
Syila bersorak kecil, kesenangan dan juga antusias karena akan dibuatkan langsung oleh owner nya langsung. "Sampai sekarang berarti masih jalan bisnis Tante?" Syila menerima adonan tersebut, ia pun mengambil loyang yang semula sudah disiapkan.
"Alhamdulillah masih, berkat suami Tante yang supportif banget." Ungkap Nara dengan senyum di bibirnya, ia benar-benar mensyukuri Bara sebagai suaminya.
Entah kenapa, mendengar kalimat Nara tersebut membuat Syila tersenyum haru, rasanya apa yang dikatakan Nara benar-benar mengena ke hatinya. Mungkin karena lingkup keluarganya sendiri tidak begitu, makanya apa yang Nara katakan terasa benar-benar menyentuh untuknya.
Memang benar apa kata orang, menikah itu adalah investasi terbesar terutama bagi seorang perempuan. Bukan hanya mempertimbangkan saling cinta atau tidak, tapi juga apakah pasanganmu satu visi misi denganmu. Karena saat sudah menikah, apa yang menjadi tujuan kita bukan lagi sekedar menjadi urusan dan tanggung jawab diri sendiri, tapi juga melibatkan pasangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gara My Boyfie
Romance"Pasangin dasi." "Bawain tas gue." "Sisirin." "Suapin." Dan banyak lagi perintah si tuan muda Sagara Azam Pratama pada adik kelasnya, Arrsyila Zakia. Bukan karena Syila itu cupu, atau Syila gampang di bully, bukan juga karena Syila yang merusak bara...