II

81.6K 7.2K 628
                                    

Happy reading all!!

🦖

Gara duduk di kursi yang tersedia di taman kecil belakang rumah Syila dengan tenang, di hadapannya Syila berdiri dengan gugup karena bingung harus memulai dari mana pembicaraan mereka.

"Jelasin." Ucap Gara terdengar dingin dan menuntut, Syila sampai tertekan di buatnya.

Menarik nafas dalam, Syila secara mengejutkan membungkukkan diri di hadapan Gara sampai rambut panjang bergelombang yang ia urai terjatuh menutupi wajahnya.

"Sebelumnya maaf banget, Kak! Kak Gara pasti bingung sama semua ini, apalagi soal pacar-pacar itu. Gue bener-bener minta maaf banget udah bawa-bawa Kak Gara dalam masalah gue, maaf banget, Kak!" Ucap Syila penuh penyesalan, ia kemudian membenarkan kembali posisinya hingga berdiri tegak untuk bisa melihat reaksi yang Gara berikan.

Syila harap-harap cemas, karena sungguh, ekspresi Gara benar-benar tak bersahabat. Tampang datar itu benar-benar membuatnya dilanda gugup berlebihan.

Menyugar rambutnya, Gara seperti orang yang tebar pesona padahal niatnya hanya ingin membenarkan rambut. Syila diam-diam merutuki dirinya yang sempat terpesona akan wajah dan penampilan Gara. Tak ingin berbohong, Syila akui Gara benar-benar tampan luar biasa. Baru kali ini ia bisa melihat kesempurnaan postur tubuh dan wajah Gara yang sempurna dari dekat, benar-benar tak mengecewakan.

"Gue pengen denger semuanya. Dari siapa elo, dan apa alasan Lo ngaku-ngaku sebagai pacar gue." Perintah Gara mutlak, tubuhnya ia sandarkan pada sandaran kursi dengan tangan bersedekap dada dan kaki menyilang. Terlihat sangat tegas dan mendominasi.

Menarik nafasnya dalam, Syila harus merelakan dirinya yang tak bisa duduk dan harus bicara panjang lebar sambil berdiri.

"Nama gue Arrsyila Zakia, gue murid Pertiwi High school juga dan gue anak kelas sebelas." Syila memperkenalkan dirinya seperti perkenalan di sekolah, ia tau Gara tetap tak akan mengenalnya meski ia sebutkan namanya. Bahkan mungkin, Gara baru tau ada dirinya di SMA Pertiwi High school.

"Pertama-tama gue mau minta maaf sebesar-besarnya karena udah ngaku-ngaku jadi pacar Kak Gara, gue bener-bener nggak maksud gitu, Kak, sumpah deh." Syila menunjukkan jarinya yang berbentuk v dengan ekspresi memelas.

Gara menaikkan alisnya sebelah, terlihat meragu dan keren secara bersamaan. "Terus maksud Lo, apa?" Tanyanya datar, tersenyum miring karena melihat kegugupan Syila akibat di tanyainya begitu.

Syila tergagap ditanyai begitu, "jadi gini, awal mula semua ini itu karena sahabat gue---"

"Menyalahkan orang lain, hm?" Potong Gara dengan senyum miring tersungging di bibirnya.

Syila langsung menggeleng panik, "enggak! Enggak gitu! Gue nggak bohong, awal mula semua ini ya karena sahabat gue ngomong kalau Kak Gara itu pacar gue ke Oma. Jadi ... Seminggu yang lalu tu, Oma gue mau ngenalin gue ke cowok yang mau di jodohin ke gue. Gue udah nolak dengan banyak cara tapi Oma nggak mau dengerin, gue bahkan minta tolong sahabat gue yang kebetulan ada di tempat waktu itu. Dan entah apa yang dia pikirin, dia tiba-tiba aja bilang kalau gue itu udah punya pacar, dan pacar gue itu Kak Gara ..." Syila meringis di akhir kalimat, bibirnya mencebik sedih takut Gara tak mempercayainya.

Gara berdecak panjang, ia menegakkan badannya dan berdiri menjulang di hadapan Syila, membuat Syila harus mendongak agar mampu melihat wajah Gara.

"Ck, ck, ck, nggak bisa dibiarin. Lo udah menyalahgunakan nama gue, menipu Oma Lo sendiri dan mengaku-ngaku sebagai pacar gue. Lo kira gue bakal terima?" Tanya Gara dengan senyum miringnya, membuat ekspresi Syila sudah akan menangis mendengarnya.

Gara My BoyfieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang