Happy Reading all!!
🦖
"Abang-abang! Mau peymen kapas!" Kara, yang sedang berdiri di balik punggung Gara yang tengah melajukan motornya pelan berteriak heboh, ia bahkan bergerak ke sana kemari hingga membuat Syila kerepotan memeganginya.
Merasakan pergerakan heboh dari belakang, Gara akhirnya menepikan motornya. Cowok itu membuka helmnya dan menolehkan kepala guna melihat apa yang terjadi di belakang.
"Kara, nggak boleh kaya gitu. Mau kita jatuh gara-gara Kara di belakang nggak mau diem?" Peringat Gara dengan mata menyorot Kara yang mulai menciut.
"Maaf. Ndak uyangi yagi." Kara menunjukkan mimik wajah menyesalnya, membuat Gara tak bisa berlama-lama mengomeli bocah imut yang begitu mirip Mommynya tersebut.
"Kara mau permen kapas katanya, Kak." Ucap Syila yang kedua tangannya masih berada di pinggang Kecil Kara.
"Iya, mau itu." Sekali lagi, wajah imut itu kian menjadi-jadi. Hingga satu helaan napas beserta anggukan dari Gara, membuat si bocah kecil itu kesenangan dan berteriak girang.
"Boyeh?" Tanya Kara dengan mata berbinar, takut Gara hanya bohong karena tak sama sekali menjawabnya.
"Boleh."
Kara kembali bersorak senang, sementara Syila yang memeganginya di belakang hanya bisa di buat tertawa.
"Boleh Kara, bukan boyeh. L, bukan Y." Ucap Syila yang sudah gemas sekali dengan aksen bahasa Kara yang tidak bisa menyebutkan L dan R hingga menggantinya jadi Y.
Kara menoleh, menatap Syila tanpa kedip. "Boyyeh?"
Anak itu terlihat memaksakan, membuat Syila kembali tertawa meski ujung-ujungnya tetap tak bisa mengatakan L dengan benar.
"Turun dulu, gue mau nyari tempat parkir." Ujar Gara, ia perlu memarkirkan motornya yang kemungkinan akan sedikit jauh dari tempat jualan cotton candy.
"Kara pegangan dulu sama Abang," pinta Syila sebelum ia turun.
Kara menurut dengan pintar, ia langsung saja memeluk leher Gara.
"Anak pinter. Sini," puji Syila, tangannya terulur siap menyambut Kara dalam gendongannya.
"Kaya mau peymen kapas warna biyu sama pink!" Sorak kara dalam gendongan Syila yang membawanya ke tempat penjual.
"Banyak banget? Nanti giginya sakit lho." Syila menakut-nakuti.
"Ndak banyak, kok! 'Kan satu buat kaya, satunya buat Daddy." Bantah Kara berceloteh ria.
"Emang Daddy Kara mau, di kasih itu?" Tanya Syila yang kini sudah berhasil membawa Kara berada tepat di depan penjual permen kapas.
"Daddy syuka tau, peymen kapas!" Kara menjelaskan sambil merengut, menegaskan bahwa ia siap marah jika sampai Syila tak mempercayainya.
"Daddy sakit giginya baru sembuh, nanti kamu di marahin Mommy kalau beliin Daddy ini." Celetuk Gara yang baru saja tiba.
Kara menatap Abangnya, "gitu?" Tanya bocah kecil itu yang mendapat anggukan dari Gara.
"Ndak papa beyi dua, Kaya mau beyiin Mommy." Bocah kecil itu tetap ngeyel, kali ini Mommy nya sebagai alasannya.
"Kak Syila nggak di beliin?" Tanya Gara yang sudah beralih menggendong Kara.
Kara menatap Syila di hadapannya. "Kak Siya, mau?" Tanya Kara polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara My Boyfie
Romance"Pasangin dasi." "Bawain tas gue." "Sisirin." "Suapin." Dan banyak lagi perintah si tuan muda Sagara Azam Pratama pada adik kelasnya, Arrsyila Zakia. Bukan karena Syila itu cupu, atau Syila gampang di bully, bukan juga karena Syila yang merusak bara...