Hallowww
PTMH up lagi nihhh:))
Kangen gak, kangen gak?
Kangen dongggg🥰
(Pemaksaan part 2)Oh iya, pembaca PTMH udah masuk 1,2K views lohh... Yuhuu🎊🎉
Makasih yaaa buat kalian yang udah luangin waktu buat baca cerita ini🥰
Makasih udah vote, komen, atau bahkan nge-share cerita ini ke teman-teman kalian^^
Happy reading🥰
***
Kabar jatuh pingsannya Eleanor di kamarnya sendiri, dengan cepat menyebar ke seluruh mansion pagi itu. Dimulai dari seorang pelayan yang berlari tergesa - gesa ke dapur untuk mengambil air dingin dan handuk, semua orang yang tengah sibuk di dapur tersebut lantas berhenti mengerjakan kesibukan mereka demi menanyakan perihal apa yang membuat pelayan itu terlihat panik sembari mengambil benda - benda yang dibutuhkannya, sedang mulutnya tak henti - hentinya menggumamkan nama Tuhan.
"Saya tak tahu pasti penyebabnya, namun ... Kabarnya nona Eleanor jatuh pingsan saat melihat tuan Lawrence yang hendak memeriksa keadaannya, dan ... dan ... Kemudian ... Oh, astaga, aku tak sanggup mengatakan ini!"
"Dan apa? Cepat katakan! Juliana!" seru pelayan lainnya kala pelayan yang bernama Juliana itu tak juga melanjutkan kalimatnya.
"Tu-tuan Lawrence! Dokter muda itu ... hampir tewas di tangan yang mulia Putra Mahkota~" Jawaban yang disampaikan dengan suara gemetar itu sontak membuat seisi dapur syok bukan main. Untuk beberapa saat, mereka semua terdiam dengan napas yang tertahan. Sedetik setelahnya, pelayan yang tengah panik itu pun segera dihujani dengan pertanyaan yang menanyakan mengapa hal tersebut dapat terjadi. Membuat si pelayan malang semakin panik karena bingung bagaimana cara menjelaskan kejadian tak menyenangkan itu.
Pada akhirnya, Juliana tak mengatakan apapun, dan langsung pergi membawa wadah berisi air dingin dan handuk yang diambilnya, meninggalkan semua orang di dapur tersebut dengan beribu pertanyaan di kepala mereka.
Secepat menghilangnya Juliana dari balik pintu dapur, secepat itu pula berita yang dibawa pelayan itu menyebar ke seluruh mansion, hingga sampai di telinga Ein, Isabelle, serta miss Annora yang masih berada di manor keluarga Rossemarry untuk mengajari Isabelle hari itu. Sedangkan sang Duke dan istrinya baru mendapat kabar buruk tersebut di malam harinya, ketika mereka baru saja pulang dari istana guna mengurus sesuatu bersama raja dan ratu Vallesmeer.
Ketika mendapati kabar tersebut, sepasang suami istri itu memang nampak terkejut dengan berita yang dibawa oleh Isabelle yang saat itu menyambut kedatangan mereka di ruang tengah. Sang Duchess nampak ingin menyampaikan sesuatu, namun Duke lebih dulu memotong dengan menanyakan keadaan dokter Quentin Lawrence yang kabarnya hampir saja tewas karena dipukuli habis - habisan oleh Putra Mahkota.
Isabelle awalnya terlihat bingung dengan pertanyaan ayahnya. Alih - alih menanyakan kabar Eleanor, putri mereka sendiri yang sudah tak sadarkan diri sejak pagi dan belum juga siuman hingga saat ini, Ayahnya malah menanyakan anak dari keluarga lain dan bahkan tak terlihat khawatir dengan kondisi sang kakak. Ingin rasanya ia memprotes kedua orang tuanya yang mengabaikan kondisi Eleanor saat itu juga. Namun karena tak ingin menambah keributan, Isabelle memilih untuk menyimpan protesnya kemudian menjawab pertanyaan sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Take Me Home!
FantasyAgatha adalah seorang gadis 21 tahun yang baru saja menyelesaikan studinya di sebuah Universitas ternama sebagai lulusan terbaik. Namun, menjadi lulusan terbaik dengan IPK sempurna nyatanya tak dapat membuat hidupnya yang adalah seorang yatim piatu...