28. Ruthless Fate (2)

5.1K 612 29
                                    

Maap guys, tadi abis salah publikasi hehe padahal partnya belum rampung😭

Kalian juga gercep banget sekarang.. kukira ga bakal nembus 100 dalam beberapa jam doang, jadinya author tinggal tidur aja😭

Besok mau double up gak?

Kalo gitu vote dulu yess

yang banyak hehe

Btw part ini masih flashback 3 tahun lalu yaa

Happy bacaaa

Elios terbangun dengan keringat yang bercucuran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Elios terbangun dengan keringat yang bercucuran. Kepala dan seluruh tubuhnya terasa remuk. Terutama di bagian kepala. Menggulir pandangan ke seluruh ruangan, Elios mendapati dirinya telah berada di kamarnya.

Lalu, tanpa diminta, ingatan tentang kejadian di alam bawah yang terasa baru saja terjadi, terputar di kepalanya.

Tanpa kutukan ini pun ... Kau tetap akan menjadi alasan dari kematian Eleanor..

Elios mengepalkan tangan hingga tubuhnya bergetar penuh amarah. Ia marah karena penyihir brengsek itu membuatnya mengalami hari yang mengerikan. Dan ia ... Lebih marah lagi saat mengetahui takdir sialan yang mengharuskannya membunuh Eleanor agar dapat menjadi kaisar.

"Persetan dengan itu semua."

Elios mencintai Eleanor. Tak ada yang boleh mengambil Eleanor darinya. Dan ia ... tak akan menjadi alasan dari kematian gadis yang dicintainya itu. Takdir brengsek. Elios tak butuh kekuatan besar sialan ini. Ia tak akan menjadi kaisar!

Setelah berpikir demikian ... Elios dilanda pusing, dengan kepala yang berdenyut sakit. Kata demi kata yang dilontarkan oleh makhluk bernama Lager Væsen lantas memenuhi kepalanya.

Kau tidak diinginkan..

Tak ada yang benar-benar tulus menyayangimu ...

Kau bagian dari kami, Elios ...

"Aaarghh tidak!! Itu tidak benar! Keluar dari kepalaku!!" Elios menutup telinganya dengan mata yang terpejam.

Kau tidak diterima di manapun...

Kecuali ... di hati seorang gadis tercantik yang pernah ada. Isabelle Rossemarry..

"Brengsek!! Enyah kau!!"

Suara itu hilang. Pun juga pusing dan sakit di kepalanya. Yang tersisa tinggallah napas yang memburu. Dan ... Darah di mana-mana.

Mendongak, Elios mendapati wajah-wajah tak asing yang menatapnya waspada, dan juga takut. Hendry, pengawal pribadinya, termasuk di sana.

"Hendry? Apa ... Apa yang.."

"Yang Mulia, anda--"

"Aku, dirantai? Kenapa?" Elios tersadar dengan rantai sihir yang menahan kedua tangannya. Terhenyak dengan jejak darah yang memenuhi tangan dan bahkan pakaiannya.

Please, Take Me Home!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang