Holaa!
PTMH balik lagii..
Udah vote part ini?
Udah?
Kalo gitu selamat membacaaa
Agatha memilih untuk berjalan dengan sukarela hingga ke tempat dimana Putra Mahkota menunggunya. Dibanding diseret paksa oleh para pengawal istana yang entah sejak kapan mereka tiba di mansion ini, Agatha pikir akan lebih baik jika ia mempertahankan harga dirinya sebagai seorang Lady dengan berjalan secara sukarela.Yah, bagaimanapun juga, mau tak mau Agatha harus menjalani hidup sebagai lady yang baik dan bermartabat, bukan?
Setidaknya sampai ia akhirnya bisa keluar dari dunia ini yang entah kapan saat itu bisa tiba.
Menghentikan langkah saat pengawal di masing-masing sisi tubuh juga berhenti, Agatha memandang sekelilingnya hingga netranya berhenti pada manik emas yang menatapnya tajam. Elios--si pemilik manik tersebut--rupanya menunggu di ruang tengah, yang dalam cerita merupakan tempat keluarga Rossemarry dulunya selalu berkumpul saat perayaan hari-hari besar. Di sofa marun kecoklatan yang cukup untuk dua orang di tengah ruangan itu, Elios duduk berdampingan dengan Isabelle dalam pelukannya.
Cih, romantis sekali.
Eh? Tunggu sebentar.
Isabelle? Kapan gadis licik itu terbangun?
"Isabelle? Kau__"
"Tutup mulutmu, Eleanor. Aku tidak menyuruhmu berbicara." Elios dengan posisi duduknya yang nampak begitu arogan itu memandang rendah pada Agatha yang baru saja tiba di ruangan.
Menyadari posisinya yang tak menguntungkan, Agatha memilih diam. Namun matanya tak ia alihkan dari telaga emas pria di depannya itu. Agatha tidak boleh terlihat lemah, setidaknya untuk saat ini. Walau ketakutan dengan apa yang akan Elios lakukan, Agatha tidak boleh menunjukkan perasaannya itu. Ketakutan dapat disalahartikan dengan rasa bersalah. Sedangkan Agatha tak bersalah apa-apa.
Di sofa lainnya di ruangan itu, rupanya Duke dan Duchess of Rossemarry juga duduk di sana. Entah apa yang Agatha lakukan hingga kedatangan orang-orang ini saja ia tak tahu.
Kapan mereka semua tiba?
Agatha dalam balutan gaun putih sederhana dengan outer merah itu melihat ke sekelilingnya saksama. Ada yang aneh dengan atmosfir di ruangan ini. Entahlah, tapi Agatha rasa ... Tatapan semua orang terlihat kosong seolah tak ada kehidupan di mata mereka. Bahkan Duchess pun hanya menatap Agatha kosong sebagaimana sang suami di sampingnya.
Elios yang masih terlihat normal--tak seperti orang-orang di ruang ini yang memiliki pandangan kosong--melempar sesuatu yang ia ambil dari sakunya, ke atas meja ulin kokoh di tengah ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Take Me Home!
FantasiAgatha adalah seorang gadis 21 tahun yang baru saja menyelesaikan studinya di sebuah Universitas ternama sebagai lulusan terbaik. Namun, menjadi lulusan terbaik dengan IPK sempurna nyatanya tak dapat membuat hidupnya yang adalah seorang yatim piatu...