Yuhu!
Baliknya cepet kannn^^
Pesennya satu aja, jangan lupa vote yess
Happy reading☺️
Bedebam pintu yang tertutup menjadi mimpi buruk untuk Agatha saat ini. Karena ... Suara itu seolah menegaskan bahwa kini, Agatha telah ditinggal berdua dengan ... Elios."Terkejut, Eleanor?" Elios menyapa lebih dulu. Kedua sudut bibirnya tertarik melihat raut tak percaya dan juga ... Takut di wajah gadis itu.
Mendengus, Elios merasa sesak saat menyadari dirinyalah yang menjadi sumber ketakutan Eleanor. Yah, bagaimanapun, Elios memang lelaki brengsek yang memperlakukan Eleanor seperti hama dan seringkali menyorotkan tatapan membunuh saat bertemu. Wajar saja gadis itu ketakutan melihatnya. Tapi ... Bukankah Eleanor sangat mencintainya? Mengapa ia harus takut pada pria yang dicintainya?
"Kau masih takut padaku?" tanya Elios yang tak mendapat jawaban. Suara rendahnya entah kenapa terdengar mengerikan di telinga gadis itu hingga ia terkesiap mendengarnya.
"Hey, aku bukan pembunuh ataupun penjahat yang harus kau takuti," sungut Elios. Tangannya terangkat untuk menyapu sudut mata Eleanor yang basah saat netranya tanpa sengaja melirik ke bawah. Ke gaun tidur gadis itu.
Sial! Elios mengumpat. Kancing-kancing sialan itu rupanya belum tertutup kembali. Elios merasa seperti pria mesum sekarang.
Berdeham, Elios beranjak dari lantai dan menghampiri ranjang Eleanor untuk mengambil selimut dari sana.
"Pakai ini, Eleanor. Tutupi dirimu," pintanya seraya menaruh selimut ke pangkuan gadis itu. Sedang kepalanya dialihkan ke sudut ruangan yang sama sekali tidak menarik.
Merasa pil di bawah lidahnya sudah mencair, Agatha akhirnya bersuara. "Saya ... Tidak--"
"Lakukan apa yang kukatakan," tukas Elios dengan nada tak terbantah.
Demi menghindari pertumpahan darah yang bisa saja terjadi malam ini, Agatha akhirnya menurut. Ia menunduk mengambil selimut di pangkuannya dengan gestur lemah. Demi Tuhan, ia baru saja terkena serangan jantung yang amat menyiksa, bisakah seseorang mengasihaninya untuk tidak membiarkan ia berdua saja dengan pria gila ini yang mana dapat menimbulkan serangan jantung susulan untuknya?
"Dia tidak lihat aku keringatan, apa?" gerutu Agatha seraya memakai selimut putih itu untuk membungkus tubuhnya yang hanya terbalut gaun tidur tipis dengan kancing yang bahkan telah terbuka.
Eh? Apa tadi? Kancingnya ... Terbuka?
Dengan panik, Agatha kembali membuka selimut yang telah menutup tubuh atasnya hanya untuk melihat kondisi gaun tidurnya--yang semoga saja ia salah lihat. Dan ... Ya, Agatha sialnya tidak salah lihat. Kancing-kancing itu memang terbuka. Menampilkan sesuatu yang seharusnya tak boleh terlihat oleh siapapun namun beberapa saat lalu nyatanya dua pria sekaligus kemungkinan telah melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Take Me Home!
FantasyAgatha adalah seorang gadis 21 tahun yang baru saja menyelesaikan studinya di sebuah Universitas ternama sebagai lulusan terbaik. Namun, menjadi lulusan terbaik dengan IPK sempurna nyatanya tak dapat membuat hidupnya yang adalah seorang yatim piatu...