24. Robin Hood

6.8K 787 64
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Ke Horcland? Sekarang juga? Tapi.. kenapa.. tiba - tiba?"

Ein tersenyum mendengar pertanyaan berturut - turut itu dari Eleanor. Tangannya mengelus rambut adiknya singkat sebelum menjawab.

"Asisten yang mengurus estat kudaku di sana mengirim surat sejak beberapa hari yang lalu, namun baru sampai pagi ini. Katanya kuda - kuda di sana terserang penyakit hama yang membuat mereka selalu meringkik tidak nyaman, bahkan kesakitan," jelas Ein.

Agatha mengernyit mendengar itu. Pasalnya, penjelasan Ein malah mengingatkannya pada mimpi yang ia alami semalam hingga membuat pikirannya tak nyaman ketika bangun. Untuk suatu alasan yang ia tak tahu apa, Agatha merasa khawatir.

"Tapi apa tidak bisa menunggu sampai Duke dan Duchess pulang?" Agatha memelas. Ia tengah mengkhawatirkan banyak hal. Mulai dari Vera yang terkena cacar, Isabelle yang belum juga siuman, Quentin yang akan pulang ke rumahnya di Horcland, dan sekarang ... Ein pun akan pergi meninggalkan rumah ini. Memang hanya sementara, tapi Agatha takut karena tak punya siapapun yang dapat ia andalkan lagi di sini.

Bagaimana kalau Isabelle siuman dan mengatakan bahwa dirinya lah yang meracuni gadis itu? Bagaimana kalau Duke dan Duchess percaya? Dan bagaimana kalau Elios juga tiba - tiba ada di sana saat Isabelle menuduhnya? Agatha tidak dapat membela diri disaat satu - satunya saksi saat kejadian itu hanyalah Isabelle seorang. Walaupun Isabelle adalah tokoh protagonis, namun Agatha benar - benar mencurigai gadis itu hingga ia tak dapat berpikir positif kalau Isabelle akan berkata jujur. Hey, bukankah tokoh protagonis memang tak selalu baik? Lihat saja film Joker, dimana karakter utamanya lah yang menjadi penjahat di film itu. Maka tidak salah, kan, kalau Agatha mencurigai Isabelle walau ia tokoh utama?

"Tenang saja, Eleanor, pengawalku Conrad akan tetap di sini untuk menjaga dan mengawasimu," ujar Ein yang menyadari kecemasan adiknya itu. "Aku akan kembali tiga hari lagi, jangan khawatir. Ya?"

Agatha tak menjawab. Ia hanya menyambut pelukan Ein yang bergerak memeluknya untuk menenangkan. Dalam hati ia berdoa agar semuanya benar akan baik - baik saja seperti kata Ein.

"Cepatlah kembali," ucap Agatha masih dalam rengkuhan Ein. Mendongak, ia menatap pria itu dengan raut tak rela sebelum berkata, " Aku akan menyusul kakak ke sana kalau kau tidak pulang juga dalam tiga hari seperti katamu tadi."

Ein terkekeh geli mendengarnya. "Ya, ya, aku akan pulang lebih cepat kalau begitu. Di estatku ada banyak pekerja laki - laki, aku tidak mau mereka melihat adikku yang cantik ini kalau kau sampai ke sana," ujarnya dan kembali terkekeh.

Ein pun meninggalkan halaman manor setelah sesi berpamitan pada sang adik selesai. Menyisakan Agatha yang masih duduk termenung di tangga masuk tempat ia berpisah dengan Ein tadi. Quentin juga baru saja pergi beberapa jam yang lalu usai menikmati sarapan berdua dengan Agatha di meja makan. Ya, pagi tadi mereka memang hanya sarapan berdua dikarenakan Duke dan Duchess belum kembali dari perjalanan bisnis mereka di luar Rossemarry. Sedangkan Ein sendiri memilih untuk sarapan di ruang kerjanya.

Please, Take Me Home!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang