37. She Knows

1.1K 84 2
                                    


Halooww

Author mau ngucapin makasihhhh bangetttt buat yang komen di part kemarin🤍🤍🤍✨

Percayalah guyss, chapter ini update karena komen-komen kaliannn✨✨

Skali lagiii makasiii yaaa🤍💖

Ein tengah berjalan menuju kamar yang disediakan oleh King Austin untuknya saat ia melihat nyala api melalui sudut mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ein tengah berjalan menuju kamar yang disediakan oleh King Austin untuknya saat ia melihat nyala api melalui sudut mata. Menoleh ke koridor kiri, didapatinya figur Amberlyst yang dengan napas memburu menatap nyalang pada pintu di hadapan dengan nyala kecil api yang tercipta di kepalan kuat tangannya.

"Tuan Putri?"

Amberlyst tersentak. Sedang api di kepalan tangannya nyaris bertambah besar jika saja Ein tak bergegas menghampiri dan menarik kedua tangan gadis itu--sembari menahan panas--lantas membuka kepalannya hingga api yang nyaris membesar berangsur menghilang.

Ein menghela napas lega. Tangan Amberlyst masih berwarna merah dan panas, namun setidaknya tak ada api yang tercipta di sana.

"Apa yang--"

"Shhtt.." Amberlyst memotong kalimat pria itu. Dengan gerakan impulsif, ditariknya pergelangan Ein untuk menjauh dari sana secepat mungkin.

Ein tak memberi protes apapun. Diturutinya kemanapun Amberlyst hendak membawa ia pergi, asal gadis itu tenang dan kekuatannya tak timbul tanpa kendali.

"Ada apa, Amberlyst?" Ein bertanya setelah mereka berada di ruang belajar gadis itu.

"Kau percaya padaku kan, Ein?"

Ein mengangguk membenarkan. "Tentu saja," katanya.

Amberlyst menarik napas, mencoba menenangkan dirinya agar sihir apinya tak meluap-luap. Lantas, setelah napasnya terhela, ia menceritakan semuanya, tanpa terlewat satu detail apapun.

Ketika ceritanya selesai, pintu ruangan terbuka lebar hingga membentur dinding. Di sana, Isabelle berdiri dengan rambut yang acak-acakan dan gaun yang robek di bagian depan. Senyum miring terukir di wajahnya ketika sorotnya bertemu dengan iris hijau Amberlyst.

 Senyum miring terukir di wajahnya ketika sorotnya bertemu dengan iris hijau Amberlyst

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Please, Take Me Home!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang