32. Take Her Home, Mr. Arion

3K 335 16
                                    

Holaaa againn!

Duh, maap banget ya baru balik..

Ga ada alasan, emang authornya yg malas ngetik😭

Kalian masih mau nungguin PTMH kan😭

Jangan bosen2 buat baca n ngevote yaa✊

Happy reading<3

***


Mansion yang dapat dikatakan sebagai kastil itu terletak di pinggiran kota Edelsteen yang tentunya jauh dari pemukiman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mansion yang dapat dikatakan sebagai kastil itu terletak di pinggiran kota Edelsteen yang tentunya jauh dari pemukiman. Perlu melewati hutan yang penuh dengan pepohonan tanpa daun sebagai bentuk adaptasi di musim dingin.

Malam ini tak ada salju yang menyapa tanah, namun udaranya tetap dingin seperti biasa. Rembulan bersinar penuh di langit Edelsteen, menerangi tembok kokoh setinggi enam meter yang tengah dipandang oleh seorang pria bermata emas, serta beberapa orang di belakangnya.

Elios, pria dengan telaga emas yang memabukkan itu terlihat memandang datar gerbang hitam yang menyembunyikan mansion megah di baliknya. Walau tak menunjukkan ekspresi apapun, Elios diam-diam tengah merasa gugup setengah mati di dalam sana. Jantungnya terasa bekerja lebih cepat hanya dengan membayangkan bahwa dugaannya selama beberapa minggu terakhir ini benar.

"Ayo," titah Elios setelah memperbaiki letak syal putih di lehernya.

Elios menghela langkah diikuti oleh Hendry dan juga beberapa kesatrianya yang bertugas melindungi si pria payah yang turut ia bawa. Dengan cekatan, Hendry membuka pintu gerbang yang terbuat dari baja solid itu untuk sang Putra Mahkota.

Ini aneh. Untuk ukuran mansion yang megah seperti ini, seharusnya mereka bertemu dengan penjaga yang menginterogasi sebelum mengizinkan mereka masuk. Namun, bahkan setelah mencapai teras mansion dan mengetuk pintu, mereka tak juga dicekat oleh penjaga satupun.

Deritan pintu yang terbuka lantas terdengar beberapa saat setelah Hendry mengetuk. Seorang gadis kecil dengan rambut putih cenderung perak muncul dari balik pintu. Menatap Elios langsung tanpa ekspresi terkejut atau apapun, seolah ia telah mengetahui atau bahkan menantikan kedatangan mereka. Di belakangnya, seorang pria tua dengan kepala yang didominasi oleh uban, berdiri mengawal gadis kecil itu.

Elios mengernyit saat pandangannya bertemu dengan si gadis kecil. Netra biru jernih yang terbingkai dalam mata bulat itu nampak memantulkan sinar bulan secara berlebihan, yang Elios tahu merupakan efek dari penggunaan ... sihir.

"Selamat malam?" Gadis kecil itu menyapa lebih dulu. "Apa ada hal darurat yang membawa kalian ke sini saat seisi rumah ini hendak tidur?"

Please, Take Me Home!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang