42. Runaway

1.7K 79 17
                                    

Holaaa guysss...

So sorry, telat dikit:)

Di aku udah 01.08 nih, kalian bacanya jam berapa?

Ada yang masih nyelam di wattpad gak?

Ini aku emang sering update tengah malam gini, maaf banget yaa huhu..

Mau gimana lagi, idenya datang pas malam doang soalnya☝️

Yaudah, kalau gitu langsung aja deh

Happy bacaaa semuaaaa😻😻✨

Suatu pagi di hari ulang tahun ke 17 Elios, sebulan setelah pesta ulang tahunnya yang tidak dihadiri pria itu, Eleanor terbangun dengan hati yang dipeluk oleh amarah. Ia tak mengerti, awan mendung seperti selalu menghantuinya dan Eleanor hanya ingin memarahi semua orang yang ia lihat. Menghukum pelayan yang melakukan kesalahan sekecil apapun.

Lalu, ketika sedang sendiri, ia akan menangisi perbuatannya. Bertanya pada dirinya mengapa ia bisa menjadi keji seperti itu, tetapi tentu saja tidak ada yang bisa menjawabnya. Eleanor dilingkupi sepi. Takkan ada yang bisa memahaminya, bahkan dirinya sendiri. Dan hal itu malah membuatnya semakin marah.

Eleanor kehilangan sifat lembut dan penuh kasih sayangnya, hanya dalam satu malam.

Akibatnya, Elios jadi kian membencinya. Memandang Eleanor bagai serangga di setiap pertemuan mereka. Selama tiga tahun, Eleanor selalu menerima tatapan muak penuh kebencian dari Elios. Ia sudah terbiasa akan itu walau rasa sakit di sudut hati enggan untuk beradaptasi.

Namun kini, rasanya seperti mimpi. Tatapan Elios yang penuh benci berubah menjadi penuh kasih. Ia bahkan ditarik dalam rengkuh yang, sungguh, membayangkannya pun ia tak pernah berani. Sekali lagi, rasanya seperti mimpi.

Karena itu ia sempat melangkah mundur ketika pria itu tanpa ragu meraih tangannya. Ia pikir, Elios akan melakukan sesuatu untuk membalas perbuatannya pada Isabelle, walau Eleanor tidak tahu apa itu. Tetapi rupanya, ia hanya terlalu lama menerima perlakuan Elios yang sama kejam dengannya sehingga tidak mengira pria itu akan membawanya ke dalam pelukan. Membisikkan kalimat-kalimat rindu yang sarat akan kesungguhan.

"Apa yang terjadi? Bagaimana bisa kau ... ada di dunia ini?" Eleanor bertanya tanpa melepas pelukan mereka. Sepasang manik madu dan netra emas itu bertemu pandang. "Apa yang membuatmu ke sini, Elios?"

"Aku tidak mengerti," jawab Elios. "Yang kutahu, aku hanya ingin bertemu denganmu di mansion itu, dan ..." Elios menceritakan saat-saat ketika ia memanggil nama Eleanor di manor Nona Callie sebelum ia merasakan pukulan di belakang kepalanya hingga ia bisa terbangun di tempat yang penuh dengan benda-benda asing ini.

"Ya Tuhan, lalu bagaimana kepalamu? Kau tidak pusing? Kau harus segera diobati, Elios." Eleanor mencoba meraih bekas pukulan wanita penyihir yang Elios ceritakan, tetapi pria itu malah menahan pergelangannya.

Please, Take Me Home!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang