14. Lunch

11.5K 1.3K 34
                                    

H-hellow✋🐼 (ngintip di balik tembok)

PTMH balik lagi nih, hehe:) (dilempar pembaca🤾🤾‍♀️🥏)

Iya, iya, maafkan author yang tukang ngaret ini, pemirsah😩

Sebagai gantinya, hari ini author bakal double up, yaa yeoreobunn😀

(Dilempar lagi🪨🤾‍♀️🤾)

Aduh, oke oke, author usahain, biar tiga kali up deh, hari ini:))))

Makasih yaa buat yg masih mau nungguin cerita ini🤧

Kalian daebak deh pokoknya🤌

Oh iya, btw author lagi 'amediketu' sama lagunya Taeyong yg di mulmed:))

Pas banget buat kalian yang lagi fallin in love ama seseorang..

Dan btw lagi ....

Happy 2k views buat PTMH!!!!🎊🥳🥳🥳🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎊🎉🎊🤧🤧🤧🤌🤌🤌👏👏👏👏👏

Bismillah, sampe 10k ysy😭

Makasih yaa yg udah baca PTMH sampe sini ... Kalian dabestttt!!!

Yaudah, deh, banyak banget cuap - cuapnya..

Happy reading:))))

Eh, iya

Lupa..

Satu lagi..


Taqobalallahu minna waminkum🙏
Minal adin wal faidzin semuaaaaa!!❤️❤️❤️❤️
Telat banget sih, tapi gapapa..
Maapin author yg suka ngaret ini yaaa:)))

Selamat lebaran semuaaaaaa❤️☺️☺️☺️




***

Agatha akhirnya sadar dari tidurnya yang cukup panjang. Sedikit syok dengan fakta bahwa ia telah tertidur selama tiga hari saat ia merasa hanya menghabiskan beberapa jam di alam bawah sadarnya. Karena sungguh, saat ia baru saja berpikir bagaimana cara keluar dari padang rumput tempatnya bertemu si suara misterius, saat itu jugalah ia akhirnya bisa terbangun setelah sinar bulan yang berwarna perak berubah menjadi sinar biru menyilaukan yang membuat gaun putihnya turut berwarna kebiruan.

Ketika terbangun, Agatha hanya sendiri di kamar tidur Eleanor yang begitu luas itu. Wajar saja, pasalnya ia bangun saat fajar bahkan belum menyingsing. Saat itu hari masih subuh, dan udara musim gugur di Vallesmeer terasa begitu dingin membuat Agatha semakin merekatkan selimut tebalnya ke tubuh yang hanya dibalut gaun tidur putih tipis.

Tak dapat tertidur kembali, Agatha memilih menyandarkan tubuhnya yang terasa kaku ke kepala tempat tidur, menatap lurus ke arah jendela besar bertirai hijau tepat di hadapannya. Memikirkan begitu banyak hal di tengah keremangan kamar yang hanya mendapat cahaya samar dari celah pintu dan jendela.

Hingga ketika cahaya matahari telah masuk menelusup dengan lebih berani ke kamarnya, bahkan hingga Vera pun akhirnya memasuki ruangan besar itu seperti biasa, Agatha masih sibuk menyusun sesuatu di kepala kecilnya itu.

"No-nona??!!"

Lantas berhenti saat Vera memanggilnya dengan nada terkejut, lalu--dengan air mata haru--Vera menyuruh salah satu maid yang mengikutinya untuk memanggil dokter sembari menghampiri sang nona yang akhirnya terbangun setelah sekian lama.

Please, Take Me Home!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang