18. Amberlyst

9.5K 1K 35
                                    


Haloww! (Nyapa di pojokan)

Telat banget, ya?

So sorry, guyss... Hehe

Masih mau nungguin PTMH, kan? Walaupun authornya ngaret mulu:))

(Ngangguk)

Aduhh, makasih banget lohhhh😭

Btw PTMH udah tembus 2k votes nih..
Berani tembusin sampe 5k, nggak? Views nya juga Masya Allah... Udah mau 15k yeoreobunn 🎉😭😭

Sebagai hadiah, ini dia part 3000++kata buat kalian2 yg udah dukung cerita ini☺️☺️

Happy reading:)






Ps : gambar pertama yg kalian lihat abis ini cuman ilustrasi doang yaa:)


***

Sejak kereta mewah Eleanor bergerak meninggalkan gerbang manor, Agatha dibuat tak henti - hentinya membuka mulut karena kagum dengan pemandangan dataran Rossemarry yang didominasi oleh lahan perkebunan buah yang sangat luas.

Terletak di dataran rendah, wilayah Rossemarry menjadi wilayah yang paling cocok untuk menanam buah - buahan yang membutuhkan suhu hangat untuk tumbuh. Namun, karena musim gugur sedang berlangsung, kebun - kebun buah itu kini terlihat menggugurkan daun - daun jingganya ke tanah lembab. Tak hanya buah sebenarnya, berbagai macam pohon dan tumbuhan liar yang tumbuh di sepanjang jalan yang dilalui oleh kereta juga mengalami hal yang sama. Tanah cokelat yang dipijak oleh tapak kuda dan roda kereta kini dihiasi oleh dedaunan merah dan jingga kekuningan yang tumbuh - tumbuhan itu gugurkan.

Dalam novel, diceritakan bahwa Rossemarry adalah tempat yang indah, namun Agatha tak menyangka jika wilayah kekuasaan Duke Rossemarry ternyata memang seindah itu. Melebihi ekspektasi Agatha saat ia membaca novelnya.

"Nona, kita akan memasuki kota Zeits sebentar lagi. Akan lebih baik jika anda tidak mengeluarkan kepala ke jendela seperti itu," celetuk Vera setelah kereta melewati hutan maple yang benar - benar memanjakan mata.

"Kenapa?" Agatha bertanya sembari memasukkan kepalanya kembali ke dalam kereta.

"Kita akan melewati Flosstreet yang sangat ramai. Tak jarang terjadi pencurian dan penipuan di sana, anda bahkan kehilangan kalung pemberian Putra Mahkota di jalan itu karena membiarkan jendela terbuka seperti ini."

"Benarkah?!" Agatha terkejut dengan informasi itu. Alur novel hanya fokus menceritakan dari sisi Isabelle dan Elios. Sedangkan tokoh antagonis tak lebih dari tokoh yang berperan untuk membumbui jalan cerita.

"Benar, nona. Waktu itu seorang pria asing langsung menarik kalung itu dari leher anda hingga kalung itu putus dan leher nona berdarah. Karena itu, tidak aman untuk membuka jendela saat melewati Flosstreet," ujarnya seraya menutup jendela kereta di sisi Agatha.

"Padahal aku sangat ingin melihat - lihat," gumam Agatha yang rupanya tertangkap oleh pendengaran Vera.

"Anda bisa membuka tirainya, jika ingin melihat - lihat." Ucapan bernada lembut yang Vera lontarkan itu berhasil mengembalikan raut Agatha yang murung--kembali berseri seperti sebelumnya.

Dengan senyum semangat, Agatha membuka tirai dusty blue yang melapisi jendela kaca di sisinya, dan tugu kota Zeits--adalah hal pertama yang menyambut netra birunya. Kemudian, barisan toko - toko di tepi jalan besar serta orang - orang yang berlalu - lalang pun memenuhi pandangan Agatha.



Please, Take Me Home!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang