39.🔹

1.6K 213 34
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Jennie POV🌼

Kami pulang, bersamaan dengan yang lainnya. Hanya aku dan Lisa yang tidak mabuk di sini, sepertinya mereka akan menghabiskan weekend ini dengan tidur seharian.

Jisoo, Rose, Ssaem, Jungkook, dan Bambam mabuk di kedai. Meskipun Rose dan Jisoo masih belum cukup usia untuk bir orang dewasa, tapi mereka meneguk soju yang diperbolehkan oleh IU Ssaem. Namun aku dan Lisa tidak.

Lisa memanggil beberapa supir panggilan, dan menitipkan teman-teman untuk diantarkan sampai ke alamat rumah mereka masing-masing.

Beruntungnya aku, Lisa, dan Jin oppa tidak ikut minum. Jika saja mereka ikut minum, huhhffhh.. Bagaimana nasibku saat ini?

"Kenapa tidak membawa syal sayang? Kau bisa terserang flu" tanyanya setelah mengirim semua teman-teman dengan taksi dan supir sewaan.

"Aku lupa"

"Kalau begitu, pakai jaketku hm? Semoga ini cukup untuk menghangatkanmu dan baby kita"

"Lalu membiarkan papanya kedinginan?"

"Hey, kalau kau mencintaiku, ikuti apa yang disarankan oleh suamimu" si jagoan ini mengecup kepalaku.

"Hm.., tapi aku tidak mau kau kedinginan"

"Aku cukup hangat. Nah, kenakan, jangan sampai terserang flu, apalagi baby papa, mmmhhh..."

Salah satu dari sikap Lisa yang sangat aku syukuri, tapi tidak aku senangi, dia selalu mementingkan aku lebih dulu daripada dirinya. Padahal dia hanya mengenakan baju 2 lapis, kemeja dan kaos dalam. Lalu dia memberikan jaketnya padaku?

Maafkan aku Lisa, aku lupa membawa syal, tapi bukan berarti kau harus melakukan ini padaku sayang. Aku sudah cukup hangat dengan hanya genggaman tanganmu.

Ya, seandainya aku dapat mengatakan hal tersebut pada suamiku, dia pasti tidak akan menerima apapun alasanku. Bagi Lisa, aku nomor 1, setelah atau sebelum kepentingan bagi dirinya.

"Bus kita sudah tiba, kaja.." dia bersikap seolah anak kami sudah lahir. Selalu mengelusnya saat akan melakukan sesuatu. Bahkan ketika kami hendak melakukan rutinitas di malam hari, dia meminta izin terlebih dahulu pada baby kami.

Kami duduk di kursi belakang, mengambil 2 kursi yang rapat. Lisa memintaku duduk di sisi jendela, sementara ia menjagaku dari samping, dengan senyuman dan genggaman tangannya yang hangat.

Rasanya, seperti masih berpacaran.

"Oh iya hon, bukannya kau menandai kalender peringatan untuk berkunjung ke makam ibu?"

"Ahh, aku hampir lupa. Untung kau mengingatkanku hm.. Kita akan pergi pekan depan, yah?"

"Iya sayang, aku juga ingin tahu di mana makam ibu. Aku belum pernah ke Daegu sebelumnya"

Butterfly ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang