50.🔸

2.5K 197 31
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Jennie POV🌼

Lisa kembali bekerja, setelah memastikan semua aman dan kondisi kami juga baik-baik saja. Dia selalu mengutamakan kenyamananku dan baby, sebelum dia memikirkan bagaimana ia akan memulai hari.

Contoh kecilnya seperti hari ini.

Dia sudah memperhatikan semua pakaian hingga alat-alat sekolahku, karena Ssaem akan datang nanti siang, usai mengajar dari sekolah. Tapi begitu Lisa hendak berpamitan untuk berangkat, dia bahkan melupakan celananya dan hanya memakai kolor kuning kesukaannya, kesukaanku juga, hihi...

Kami tertawa sebelum Lisa berangkat, namun kupakaikan celananya sembari menyapa teman kecilnya sejenak.

Alhasil Lisa mengerang sebelum berangkat. Di tepi pintu dia menggeliat, menyukai caraku menyapa paginya.

Aku merasa tak cukup ketika kami sudah melakukannya di ranjang. Maka ketika ada kesempatan, itu harus kuambil meskipun dalam keadaan waktu yang kesempitan.

Lisa berterima kasih padaku setelah kami melakukannya. Dia mengusap perutku dan kami berciuman di tepi pintu sebelum akhirnya ia berpamitan.

"Nanti siang aku akan pulang untuk membeli makan hm? Jangan pesan makanan di mana pun tanpa persetujuanku. Arasseo?"

Aku mengangguk dan memeluknya manja, rasanya baru kemarin aku mengungkapkan perasaanku pada Lisa sampai meledak-ledak, dan siapa sangka kami sudah menjadi keluarga yang hampir sempurna, atau bahkan sudah sempurna bagi kepuasan batinku.

Hidup bersama manusia beku yang sangat hangat hanya pada kita membuat perasaanku begitu nyaman dan aman ketika aku hanya menatap bilah senyumnya, melihat kilas raut manisnya, dan memandang tatap indah sendunya.

Lisa, terima kasih, sudah memilih untuk tetap bersama, meski yang aku lakukan padamu tidak sepadan dengan perjuangan kerasmu sampai di titik ini.

"Arasseo papa, love you. Hwaiting hm?" kulumat lagi bibirnya singkat, dan dia mengangguk sembari memelukku.

"Kunci semua jendela, lihat dan tanya dulu seseorang melalui smart lock rumah kita, sebelum kau menerima dan membuka pintunya"

"Iya sayangku, aku tidak akan membuatmu khawatir hm? Ka, hm? nanti kau bisa kesiangan, segeralah berangkat"

"Iya sayang, aku berangkat ya?" sekali lagi dia memelukku.

"Emh, Josimhaseyo hm?"

"Iya sayang, kau juga hati-hati di rumah. Baby, papa berangkat" dan mengusap si kecil yang masih berada dalam perutku.

"Dadah papa.." Lisa mengecup dahiku, sebelum ia menaiki sepedanya dan berbalik sekali lagi.

"Tutup pintunya sayang" ucapnya setelah menahan kayuhan dan berbalik memperingatiku.

Butterfly ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang