2.🔸

3.8K 353 38
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

"Kenapa kau pedulikan aku?" tanya Lisa, saat mereka sudah jauh dari tempat mereka berlari.

Jennie terdiam sambil menatap jalan, tasnya basah, buku-bukunya basah, bahkan tubuhnya juga telah basah diguyur hujan bersama teman sebangkunya.

"Ge-er, siapa juga yang peduli padamu? Aku hanya berniat menghubungi polisi tadinya, tapi aku tidak tahu jika yang dipukuli itu adalah kau. Lagi pula kau terlibat apa sih dengan mereka? Sampai mereka harus memukulimu? Padahal kau perempuan, dan mereka 3 orang laki-laki, kau tidak takut mati di tangan mereka?" kenapa juga dia diam saja, padahal dia bisa mengalahkan mereka semua. Aneh sekali. - Jennie.

Lisa tersenyum, lalu mengangkat bahunya, "Entah, mungkin mereka hanya ingin menghajarku, lagi pula mati itu urusan Tuhan, jadi apa yang perlu aku takutkan?"

"Huhhffhh... Kau harus obati lukamu, aku tidak bisa lama-lama, aku harus pulang sekarang, takut orang di rumah mencariku"

"Em, terima kasih untuk keberanianmu, Jennie. Namamu Jennie 'kan?"

"Iya"

Jennie membuka tasnya, lalu mengeluarkan susu pisang dan memberikannya pada Lisa.

"Ini untukmu, dan jangan lupa obati lukamu. Aku pulang duluan" ucapnya lalu berjalan menuju ke rumahnya.

Jennie meneruskan langkahnya di balik hujan, tanpa payung, tanpa teman. Tapi seseorang mengikutinya dari jarak 10 meter jauhnya. Ya, Lisa mengikuti Jennie, mengantarkan Jennie dengan cara mengawasinya hingga sampai ke depan gerbang rumahnya.

Sebelum masuk ke gerbang rumahnya, Jennie berbalik dan menyadari bahwa Lisa memang mengikutinya sedari tadi, ia tersenyum pada Lisa yang sedang meneguk susu pisang pemberiannya dari jarak yang cukup jauh.

"Dia mengantarkanku, padahal wajahnya terluka, dan tubuhnya pasti terasa sakit" gumam Jennie, lalu masuk ke dalam rumahnya dengan senyuman, dan Lisa meninggalkan tempat ia berdiri tadi setelah melihat Jennie memasuki gerbang rumahnya.

###

Pagi hari, Jennie pergi ke dapur dan menyapa asisten rumahnya. Ia sudah siap untuk pergi ke sekolah, memakai seragam rapi, make up tipis yang cantik, juga telah menyiapkan tasnya. Tapi kemudian, Jennie mencuci tangannya dan mengambil roti serta buah untuk membuat menu sandwich.

"Ya ampun non Jennie, biarkan bibi yang membuatkannya non"

"Tidak perlu bi, Jennie ingin membuatnya sendiri" ucap Jennie dengan senyuman, lalu melanjutkan kegiatannya.

"Non Jennie, kenapa tidak dijemput semalam? Non Jennie malah pulang hujan-hujanan, kenapa non Jennie tidak menghubungi pak Choi?"

"Ohh.. Hihi.. Tidak apa-apa bi, kemarin Jennie belajar di perpus, jadi pulang malam. Sebenarnya Jennie sudah menghubungi nomor pak Choi, hanya nomornya tidak aktif, tapi tidak apa. Berkat itu, Jennie bisa menolong seseorang, hihi.. Sekarang juga tidak usah dijemput ya bi? Nanti Jennie akan bicara juga pada pak Choi"

Butterfly ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang