1.🍇

222 11 3
                                    

Sebuah ruangan cukup luas dengan warna dominan hitam dan putih. Tidak banyak barang disana, hanya satu lemari kaca besar, di sampingnya ada rak sepatu.

Ranjang besar dengan nakas disudut kiri dan kanan, kemudian ada satu sofa single yang menghadap balkom kamar.

Ruangan itu terlihat sunyi dan damai sebab pemiliknya sedang tertidur nyenyak tanpa alas bantal. Sudah jadi kebiasaan.

Jam diruangan itu sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi, biasanya pemiliknya akan bangun satu setengah jam lagi.

Ruangan ini berada di Apartemen nomer tiga puluh satu yang memiliki dua kamar utama dan satu kamar tamu.

Pemilik semua ini bernama Joenatan Leander Prayogo atau biasa dipanggil Joe. Dia tinggal sendiri di Apartemen karena ingin mandiri.

Dia termasuk remaja yang sedikit diam dan banyak bertindak. Sifatnya yang seperti itu membuatnya sedikit misteri, dia bahkan cukup tertutup. Sekalipun bersama orang tuanya.

Mata yang sejak tadi tertutup pelan-pelan terbuka. Cahaya tidak begitu terang lantaran posisi Apartemen tidak menghadap Timur tapi Barat.

Joe mengubah posisinya menjadi duduk, tubuhnya yang tidak menggunakan baju membuat terasa sejuk. Joe bukan tipekal tidak suka pakai baju saat tidur tapi kemarin malam udaranya panas.

Menata bantal kemudian membenarkan selimut tebalnya. Kemudian beranjak mandi.

Hari Minggu ini, Joe menghabiskan waktu dengan bersih-bersih dan ditutup dengan memasak untuk dirinya sendiri.

Sedangkan di sisi lain, ada seorang remaja cantik duduk disamping wanita paruh baya. Wajahnya yang tenang membuat suasana terasa sejuk di Siang hari.

Namanya adalah Daisy Zenanda Aksarana, gadis ceria yang baru saja tinggal ibunya semingguan yang lalu.

Dia berasal dari negara Caliofornia, mesti darisana wajahnya terlihat seperti orang Indonesia asli. Dia juga bukan anak kandung dan dia mengetahui itu.

Bahasanya sedikit ditekan lantaran baru pertama kali menginjak Indonesia sejak seminggu lalu. Ibunya sebelum meninggal sering mengajarinya bahasa Indonesia.

"Kamu sudah menyiapkan untuk besok sekolah, Nak?" Tanya Tia, nenek angkat Daisy.

Kepalanya menoleh sambil mengangguk pelan, "sudah, Nek. Tapi bukan Daisy yang menyiapkannya karena bibi bilang dia saja, Daisy tidak perlu repot-repot takut kecapean," jawab Daisy ditekan dan diberi jarak satu persatu kata.

Meski terlihat lama tapi Tia memakluhinya saja, orang luar belum bisa dipaksa cepat menggunakan intonasi pada umumnya.

Tia tersenyum pada Daisy, "kamu tidak mau es krim?" Tawar Tia, di tolak halus oleh Daisy. "Kata Bunda, Daisy ngak boleh makan es krim, nanti tenggorokan bisa sakit dan batuk-batuk,"

Tia terkekeh pelan, pintar sekali anaknya merawat cucunya. Tia pikir tidak bisa karena melihat bagaimana anaknya dulu bertingkah.

"Jadi kamu pengen makan apa?" Tanya Tia.

"Hm..., Daisy ngak suka makan sebelum waktunya, Nek. Kalau ngemil Daisy dulu juga dibatasi jadi Daisy cuma ngemil waktu ingin saja," jawab Daisy.

Tia menghela nafas saja, cucunya ini seperti putri kerajaan saja, apa-apa diatur. Padahal Tia tidak seperti ibunya yang akan memarahi cucunya jika ingin sesuatu.

Kisah Cinta DAISY (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang