Bahagia 2

199 12 0
                                    

"Anak Mama hebat. Mama jagain dari sini ya Amora sayang. Amora pasti bisa menjalani ini semua. Mama Papa sayang Amora"

Aku tersadar saat tangan ku tak bisa menggapai tangan kedua orang tua ku. Ternyata aku sedang bermimpi bertemu dengan mereka didalam tidur ku.

Lelehan air mata pun mulai menggenangi pelupuk mataku. Aku merindukan kedua sayap ku yang sudah lebih dulu ke surga. Kedua orang tua ku meninggalkan ku secara bersamaan akibat kecelakaan lalu lintas.

"Amora? Kenapa?" Suara perempuan menyapaku yang masih tergugu menangisi mimpi yang begitu nyata.

Ku tatap perempuan modis dengan rambut panjangnya. Wajahnya teduh dihiasi senyum menawan, sepertinya aku pernah melihatnya disuatu tempat? Tapi entahlah, mungkin aku salah.

"Ada yang sakit?" Tanya perempuan itu lagi.

"Mohon maaf dengan siapa? Apa kita pernah kenal sebelumnya? Saya lupa" Ucap ku sedikit ragu.

Lagi, perempuan itu tersenyum lebar ke arah ku "aku Ji Woo, kakaknya Hoseok. Dia pergi bekerja jadi dia menitipkan mu pada ku. Kau tak papa? Tadi kau pingsan"

Aku langsung mengedarkan pandang ku ke seluruh ruangan tempat ku berada. Ini rumah sakit, tidak salah lagi. Aroma khas rumah sakit sangat jelas tercium oleh indra perasa ku.

Dan tadi apa kata Unnie ini? Aku pingsan? Sungguh memalukan.

"Salam kenal Unnie. Saya Amora, teman Hoseok"

"Aku sudah mendengar banyak ceritamu dari adikku. Jadi jangan sungkan ya, anggap aku seperti kakakmu juga"

"Iya Unnie" Ucap ku masih dengan perasaan canggung.

Untungnya kakak Hoseok tidak se horor yang ku bayangkan. Kak Ji Woo sungguh ramah, sehingga membuat ku merasa nyaman. Dan bahkan baru ku sadari Kak Ji Woo seperti kembaran Hoseok dengan versi kelamin yang berbeda.

"Bagaimana kau mengenal Hobie?" Pertanyaan Kak Ji Woo cukup mengejutkan ku. Apa Hoseok tidak pernah bercerita tentang hubungan ku dengan temannya?

"Aku dikenalkan seorang teman, Unnie"

"Bangtan? Pasti mereka bukan?"

Aku menganggukkan kepalaku. Aku tidak bohong bukan dengan mengatakan aku dikenalkan oleh seorang teman yang merupakan salah satu member boyband Korea ternama itu, Bangtan alias BTS.

Grup boyband yang terkenal sejagat raya. Dengan Hoseok dan Jimin yang merupakan salah satu membernya. Ada tujuh member didalam grup itu, Namjoon sebagai leader, SeokJin sebagai kakak tertua, Hoseok atau Hobie sebagai leader dance, Jimin sebagai vokalis, ada Taehyung atau V sebagai vokalis, ada Jungkook atau Kookie sebagai vokalis utama, dan ada Yoongi alis Suga sebagai Rapper.

Awalnya aku memang tidak terlalu mengenal grup di dunia hiburan dinegara ini. Akan tetapi karena kejadian di Sungai Han waktu itu, akhirnya membuat ku dekat dan berkecimpung dikehidupan membernya.

"Unnie, apa Unnie tau aku diperbolehkan pulang kapan?" Tanya ku sedikit hati hati.

Kak Ji Woo menatap ku dalam dengan senyum selalu menghiasi wajahnya "aku tak berbicara dengan dokter tadi. Hoseok sepertinya tau, mau ku tanyakan?" Tawar Kak Ji Woo

"Ohh, tidak, tidak perlu Unnie" Jawab ku panik.

"Hahaha.. Tak papa kalau kau ingin tau. Pasti dia juga mencemaskan mu. Kau belum memberinya kabar bukan?"

"Kabar?" Ujarku sedikit bingung. "Untuk apa aku mengabari Hoseok?"

"Ahhh kau ini. Sudah ku katakan jangan malu malu pada ku. Ya sudah biar aku saja yang memberinya kabar bahwa kau sudah siuman"

Dan ternyata benar. Kak Ji Woo langsung menghubungi Hoseok untuk memberi tahukan keadaan ku saat ini. Bahkan tak selang berapa lama lelaki ceria namun tertutup itu sudah berdiri disisi ranjang pesakitan ku.

"Kau tak papa?" Sapa Hoseok begitu sampai didalam ruang rawat inap ku.

"Aku tak papa. Bagaimana bisa aku pingsan?"

"Entahlah" Jawabnya cuek.

"Apa Kakak perlu keluar dulu?" Tanya Kak Ji Woo menyela pembicaraan ku dengan Hoseok.

"Tak perlu Noona. Akan lebih baik kalau kau ada diruangan ini" Jawab Hoseok pada Kakaknya.

Aku menatap Hoseok lagi, entah mengapa aku seperti melihat Hoseok berbeda dari sebelumnya. Aku memang sudah terlalu sering melihatnya tertawa, tapi melihatnya seserius ini, baru kali ini pikirku. Dan itu cukup membuat ku terkesima, bahwa seorang Hoseok yang terkenal akan canda tawanya bisa berubah menjadi berkarisma hanya dengan ia diam.

"Kapan aku boleh pulang?"

"Sampai dokter mengijinkan" Jawab Hoseok masih cuek.

"Hoseok-ah, aku serius ingin pulang" Rengek ku.

Akan tetapi rengekan ku hanya angin lalu untuk Hoseok. Yang ada ia malah meninggalkan ku dan duduk disampang kakaknya tanpa mau menjawab pertanyaan ku.

"Yang sabar ya Amora" Ucap Kak Ji Woo menyemangati ku akan kelakuan adiknya. Aku mengangguk ngangguk kan kepala ku sambil tersenyum kecut menanggapi sikap Hoseok.

"Kakak bisa pulang. Sudah ada aku yang menemaninya disini" Kata Hoseok pada Kak Ji Woo.

"Kau yakin? Apa perlu Kakak meminta Ibu untuk datang menggantikan mu? Kau pasti lelah sehabis bekerja"

"Aku kan sudah bilang jangan beri tahu Ibu dan Ayah dulu Kak. Aku masih butuh waktu menjelaskan apa yang terjadi"

"Oke oke, Kakak mengerti. Kalau ada apa apa hubungi Kakak saja, Oke? Amora jaga diri ya, kau bisa menghubungi Kakak juga kalau Hobie macam macam. Hahaha"

"Sudah sudah. Pergilah" Usir Hoseok pada Kakaknya.

Aku benar benar tak menyangka hubungan Hoseok dengan sang Kakak cukup manis. Sempat ku mengira, ia juga akan memperlakukan Kakaknya dingin seperti ia memperlakukan ku tapi ternyata dugaan ku salah. Hoseok ternyata bisa semanis itu pada sodaranya.

Mungkin untuk service pada fans nya hal manis itu sangat wajar. Tapi kadang saat berada dalam kehidupan sehari nya, seorang artis tidak selalu bersikap begitu. Banyak contoh diluaran sana, pada fans sangat manis namun saat dirumah lebih sering cuek dan dingin. Tak ada yang melatar belakangi sikap seperti ini, hanya saja mereka dituntut untuk ramah terhadap fans nya agar kelak selalu diminati.

"Hoseok-ah apa kau sudah berbicara padanya tentang permintaan ku?"

"Pulihkan saja kesehatan Noona terlebih dulu. Jangan memikirkan hal yang tidak penting"

"Tapi aku perlu bertemu dengannya" Pintaku.

"Dengan kondisi seperti ini? Apa kau tidak kasihan terhadap bayimu?"

"Ba-bayi? Apa kau bilang?"

Aku tidak salah dengar bukan? Hoseok tadi dengan jelas mengatakan bayi? Apa aku hamil?

"Jangan bercanda Noona. Mana mungkin kau tak tau kalau kau hamil" Kini giliran Hoseok yang kaget akan jawaban ku.

"Aku tak tau Hoseok-ah. Hiks" Air mata ku mulai menetes lagi.

Kenyataan akan kondisi ku cukup membuat ku terkejut. Apalagi dengan masalah yang sedang aku hadapi. Lucu bukan, dicampakkan dengan keadaan hamil. Sangat sangat miris.

"Jangan menangis. Nanti kita cari jalan keluarnya. Sekarang cukup pikirkan kesehatan Noona saja" Ucap Hoseok menguatkan.

Dipeluk nya tubuh ku dengan erat, seolah menyalurkan kekuatan bagi ku yang sudah hampir pecah berkeping keping ini "Noona tak perlu khawatir, ada aku disini" Bisiknya pelan sambil mengelus punggung ku.

.
.
.

Noona = Kakak perempuan (dari adik laki laki)
Unnie = Kakak perempuan (dari adik perempuan)
Hyung = Kakak laki laki (dari adik laki laki)
Oppa = Kakak laki laki (dari adik perempuan)
Appa = Ayah, Bapak
Eomma = Ibu, Mama

Aduh aduh maaf...
Lupa ngejelasin maksud kata kata asing di cerita ini... Mianhe ya gess

Borahe 💙
19042022

Wajah Lain Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang