Bahagia 27

31 6 0
                                    

Ucapan Hoseok benar benar ia buktikan dengan mengantar Amora sampai ke Toko milik perempuan itu.

Awalnya Amora sedikit risih harus berinteraksi dengan Hoseok di khalayak ramai. Bukan karena apa, hanya saja reputasi suaminya itulah yang membuatnya sedikit tidak nyaman untuk berjalan beriringan.

Begitu memasuki Toko, Amora menunjuk meja paling pojok yang bisa Hoseok dan Eun Ji gunakan untuk menunggunya. Sedangkan ia sendiri, berjalan kearah belakang rak rak roti tertata "Baram, tolong americano satu, milkshake strawberry satu, dan dua roti keju untuk tamu ku ya" Ucap Amora pada salah satu pegawainya.

"Itu siapa Unnie?" Tanya Baram penasaran.

"Eun Ji lah, apa matamu sedang sakit?"

"Tidak, maksud ku, lelaki yang bersama Eun Ji, itu siapa? Kenapa sejak tadi topi dan maskernya tidak dilepas?"

"Ohhh... Itu suamiku"

Jawaban Amora langsung membuat heboh karyawannya. Mereka selama ini menganggap bahwa bos mereka sudah bercerai dengan suaminya, karena selama mereka bekerja, Amora tak pernah terlihat membawa lelaki masuk ke dalam Toko nya.

"Maaf ya Unnie, aku kira kau sudah bercerai" Ucap Baram penuh sesal.

Amora hanya tersenyum sambil mengusap pelan lengan atas karyawannya itu "tak apa. Tolong beri mereka, seperti yang tadi aku katakan ya"

Setelah memberi titah begitu Amora mulai mengecek beberapa buku yang berpengaruh untuk kelangsungan kehidupan di Toko nya. Tak banyak yang terkoreksi karena memang staf nya di Toko ini merupakan orang orang yang bisa ia percaya sekalipun Amora tidak ada ditempat.

Suli, yang merupakan salah satu pegawai Amora bertugas untuk mengantarkan makanan pesanan, tiba tiba berteriak histeris "JHope BTS?"

"Hai... Terima kasih" Ucap Hoseok ramah.

Eun Ji yang melihat Suli terkejut hanya bisa bertanya "kenapa Aunty Suli?"

"Ada apa Suli? Kenapa?" Amora datang terburu buru karena khawatir akan teriakan Suli.

"Unnie tolong cubit aku" Ucap Suli ngelantur.

Kening Amora sedikit berkerut, namun tak urung perempuan itu tetap melakukan apa yang Suli pinta. Amora sedikit mencubit lengan Suli "aaahhhh... Sakit Unnie" Rengek Suli.

"Bukannya kau sendiri yang memintaku mencubit mu? Sudah sekarang jelaskan, apa yang membuat mu berteriak?" Omel Amora.

"Su-suami mu apa JHope BTS?" Tanya Suli hati hati.

Nafas pasrah Amora hembuskan sambil melihat Hoseok yang hanya tersenyum tipis. Sekarang Amora tau arti dari pekikan yang Suli keluarkan tadi. Ia terkesiap melihat Hoseok, yang notabene idol top dalam dan luar negeri "Iya. Sudah sana kembali ketempat mu" Ucap Amora lemas.

Amora tak lagi kembali ke tempatnya yang memeriksa pembukuan Toko, yang ada ia malah menarik kursi kosong disamping Eun Ji duduk. Sepertinya ia membuat kesalahan dengan mengajak Hoseok datang kemari. Meski tak banyak pengunjung tapi yang jelas sudah ada beberapa pasang mata dan telinga yang tau status Hoseok seperti apa.

"Apa ada yang salah? Kau terlihat lelah" Tanya Hoseok sambil menyodorkan americano yang tadi sempat istrinya itu pesan kan.

"Ada! Itu orang orang disini tau kalau kau JHope!" Kesal Amora.

"Kenapa harus cemberut seperti itu? Sudah tak papa. Lagian tidak ada Army yang percaya bahwa kami masih sendiri"

"Tapi setelah ini hidup Eun Ji bagaimana? Aku tak mau, dia menjadi bayang bayangmu" Eun Ji yang menjadi pusat pembicaraan, tidak terlalu menggubris apa yang dikatakan kedua orang tuanya. Ia malah dengan asik memakan kuenya serta milkshake nya.

"Pindah ke Seoul aja ya, agar aku bisa mengawasi kalian disana"

Mata Amora menatap Hoseok lemah. Sepertinya baru tadi siang Mama mengingatkannya untuk pindah saja ke Seoul, dan sore nya sudah diingatkan oleh Hoseok akan itu lagi.

Apa Amora harus benar benar kesana?

.

"Ma, Hobie sepertinya akan pergi besok pagi dan mungkin beberapa bulan kedepan Hobie tak bisa pulang. Setelah ada konser, Hobie harus ke Vegas untuk beberapa urusan" Perkataan Hoseok langsung membuat Amora tersedak. Ia cukup terkejut dengan pernyataan Hoseok tentang jadwalnya dimasa depan.

Padahal dalam angan wanita itu, mereka bertiga akan semakin dekat. Ya, setidaknya usahanya menerima takdir yang sudah ditetapkan Allah bisa berjalan dengan lancar. Namun ternyata semua hanya tinggal rencana.

Amora hanya bingung, bagaimana caranya agar ia bisa menerima kehadiran Hoseok kalau seandainya mereka akan jarang bertemu? Bukankah usaha mereka yang sudah melewati batas itu akan berujung sia sia?

"Makan pelan pelan sayang" Kata Hoseok sambil menyodorkan segelas air putih pada Amora.

"Kau belum mengatakan itu pada menantu Mama, Hobie?" Tanya Mama pelan.

"Ini sedang ku katakan" Jawab Hoseok santai.

Papa hanya memandang jengah wajah anak lelakinya itu. Sepertinya memang urat perasa Hoseok sudah putus, sampai sampai ia tak tau kode dari sang Mama "Papa benar benar tak habis pikir denganmu, Jung Hoseok!"

"Kenapa Pa?" Tanya Hoseok tak mengerti.

"Ahh.. Sudahlah. Selesaikan makanmu saja, setelah ini sepertinya kau harus menyiapkan telingamu mendengar istrimu mengomel"

Dan benar saja, raut wajah Amora langsung berubah ketika ia dan Hoseok sudah berada dalam satu kamar "marah?"

"Enggak, ngapain capek capek marah" Jawab Amora judes.

"Terus kenapa?" Hoseok masih dengan lembut mencoba untuk berkomunikasi dengan istrinya itu.

"Capek aja. Dari turun pesawat sampai sekarang belum istirahat" Ujar Amora sekenanya.

"Yang benar? Aku besok sudah kembali loh, masak iya, malam terakhir disini malah ngeliat istri manyun? Katakan saja kalau aku memang punya salah"

Amora langsung membuang nafasnya dengan kasar. Ia kira Hoseok selama ini adalah member yang paling peka tapi nyatanya ia sama saja dengan lelaki diluar sana yang memang harus dijelaskan dulu maksud dan tujuannya "kenapa sejak tadi Oppa tidak mengatakan apapun tentang kembali ke Seoul?"

"Aku sudah mengatakan padamu kan, kalau aku hanya mengantar mu saja lalu kembali ke Seoul? Kau lupa?"

"Ahh... Tapi kan tidak secepat itu juga" Rengek Amora.

Hoseok yang melihat Amora dengan gemas. Wanita itu jarang menunjukkan sisi manjanya. Ia selalu bersikap seolah olah dirinya mandiri dan baik baik saja "kemarilah" Pinta Hoseok sambil menepuk pelan sisi kiri ranjang yang kosong.

"Ngapain?"

"Sayang..." Panggil Hoseok dengan sedikit penekanan.

Melihat nada suara Hoseok yang sudah berubah, dengan berat hati Amora akhirnya mau duduk bersisihan dengan suaminya itu "kau marah hanya karena aku akan kembali bekerja?" Tanya Hoseok lembut sambil mulai menautkan tangannya dengan tangan Amora.

"Iya" Jawab Amora singkat.

"Aku suka saat kau marah seperti ini sayang. Menggemaskan"

"Aku serius Oppa" Ringik Amora.

"Ehh tunggu, tunggu, aku baru sadar sesuatu. Kau sejak tadi memanggilku, Oppa ya? Kenapa tiba tiba sekali? Padahal hanya kita berdua disini, biasanya kau akan memanggil namaku, kenapa sekarang tidak?"

"Aku hanya berpikir, mungkin sudah saatnya aku menerima semua ini dan kita mulai semua dari awal lagi. Sebagai suami istri yang sesungguhnya"

"Tapi hatimu kan masih milik Yoongi Hyung?"

"Apa Oppa tak ingin mengusirnya?"

"Selama kau beri kesempatan, aku akan lakukan itu sayang"

.
.
.

30062022

Borahe 💙

Wajah Lain Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang