Bahagia 31

34 6 0
                                    

Kalau kalian tanya apa keadaan terburuk dalam hidup ku, aku bisa menjawabnya dengan lantang yaitu saat aku kehilangan beberapa lembar cerita dalam hidup ku. Aku pernah tak mengerti tentang ku sendiri, aku pernah tak tau arah mana yang harus ku tuju, dan aku pernah tak mengerti arti hidupku sendiri. Semua yang terjadi membuat ku bingung dan akhirnya aku kehilangan arah.

Hingga akhirnya aku menerima uluran tangan yang Hoseok tawarkan padaku. Dari nya aku belajar bagaimana cara ku harus berdiri dan memulai hidup ku meski kala itu dunia sedang menghancurkan ku berkeping keping.

Aku sepertinya terlalu memahat sosok Hoseok dalam cerita ku sebagai lelaki sempurna. Ia wujud yang sempurna, yang mau menerima semua kekurangan ku dan bersedia bertanggung jawab atas masa lalu ku, meski aku tau tak ada yang sempurna kecuali Dzat yang menciptakan ku.

Sebuah tangan dengan es krim di genggamannya tiba tiba mengganggu pandangan ku yang tengah menikmati keindahan Sungai Han dihadapan ku. Aku melirik sangat pemilik tangan itu. Dan nerima es krim yang diulurkannya.

"Eun Ji dimana?" Tanyaku ada lelaki yang mengambil duduk disebelahku.

"Bersama yang lain" Jawabnya singkat sambil menikmati es krim nya juga "kau melihatnya?" Imbuh Yoongi.

Aku tau betul maksud dari pertanyaan yang lelaki itu sampaikan, hanya saja sepertinya suaraku tercekat ditenggorokan, membuat ku hanya bisa terdiam.

Keputusan yang tadi ku ambil untuk mendatangi kantor Hoseok berkerja memang keputusan yang salah. Harusnya sejak awal aku mempercayai hatiku untuk tidak bergerak barang seinci pun keluar dari apartemen yang ku tinggali.

Namun akibat banyak desakan dari para member dan rengekan Eun Ji yang sudah sangat ingin bertemu dengan Ayah nya. Akhirnya aku mengiyakan memberikan kejutan dengan kehadiran ku di studio Hoseok.

Sayangnya, keberuntungan belum berpihak padaku.
Saat aku ingin mengagetkan Hoseok dengan kehadiran ku, yang ada aku malah terkejut dengan suaranya yang sedang bersenda gurau dengan seorang wanita.

Hal itu membuat rasa penasaran ku memuncak. Dengan perlahan aku mencoba mengendap ngedap mengintip ke dalam studio Hoseok. Seketika air mataku menetes melihat Hoseok sedang berpelukan dengan seorang wanita yang ku kenal beberapa jam sebelum ini karena rumor kencannya dengan suamiku.

Aku salah menilai Hoseok.

Itu yang ada dibenakku saat ini. Aku bahkan sedang meragukan diriku sendiri akan jalan apa yang telah ku ambil. Keputusan besar mencoba membuka hati untuknya namun ternyata saat pintu itu ku buka, lagi lagi aku ditinggalkan.

Hoseok rela menunda menemui ku dan Eun Ji hanya karena ia ingin tertawa bersama dengan Sohyun disini. Bukankah itu sudah menunjukkan bahwa hanya aku yang menunggunya kembali?

Apa memang begini kehidupan artis dibalik layar?
Aku memang setuju untuk tidak mempublikasikan pernikahan kami karena memang aku tak ingin ada yang mengganggu kehidupan Eun Ji, akan tetapi sepertinya aku lupa, itu sama saja menegaskan pada bahwa status Hoseok memang belum menikah, jadi wajar bukan kalau seandainya ada yang mendekatinya atau sebaliknya?

Kini aku paham, renggang nya hubungan kami bukan karena memang jarak yang terlalu jauh antara Seoul dan Gwangju, melainkan rasa yang kami terlalu berbeda.

"Kau ingin apa saat ini?" Tanya Yoongi yang akhirnya memecahkan kesunyian diantara kami.

Iya, kalian benar. Yoongi lah yang mengejarku sampai disini begitu aku melihat sesuatu yang memang tak ingin ku lihat. Lelaki disamping ku ini, masih tetap sama, Yoongi yang selalu diam tapi diam diam ia bertindak. Ia bahkan masih tau rasa es krim kesukaan ku, padahal kami sudah terpisah bertahun tahun.

Aku memandang wajah pucat nya dan tanpa sadar aku tertawa kecil. Dihadapanku saat ini ada Yoongi yang hampir menutup semua tubuhnya dengan lengan panjangnya dan topi diatas kepalanya yang hampir menutup semua wajahnya, lengkap dengan masker hitam bertengger di mulutnya "kau masih saja sama, tak menyukai matahari" Ujar ku mencoba mengalihkan pembicaraan Yoongi.

"Aku bukan tak menyukai matahari, aku hanya tak suka berkeringat"

"Apa bedanya? Hahaha" Jawab ku.

"Kau selalu menutupi perasaan mu dengan tertawa seperti itu. Apa kau lupa aku sudah mengenalmu lama?"

Ternyata cara ku menggoda Yoongi malah membuatnya tau bahwa aku memang tidak sedang baik baik saja.

Sejujurnya aku berharap bukan Yoongi yang datang kemari untuk mengerjarku. Aku ingin Hoseok yang datang. Ya, setidaknya ia membujuk ku untuk tidak marah akan rumor yang beredar dan menjelaskan semua atau ia meminta maaf tak langsung datang menemui ku. Tapi nyatanya itu tidak terjadi.

"Sejujurnya aku ingin memelukmu agar kau bisa menangis dalam pelukan ku tapi aku tau itu tak mungkin kan?" Tambah Yoongi.

"Kita sudah berteman Yoon. Jangan bahas masa lalu terus"

Aku hanya diam mendengar apa yang Yoongi katakan. Aku tak bisa menyalahkan pengelihatan nya itu karena memang masih Yoongi yang menghuni hatiku. Aku bukan tak mau memperjuangkan perasaan ku tapi semua sudah berbeda dan aku tak bisa hanya memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan orang orang disekeliling ku.

"Ada yang ingin ku tanyakan padamu. Tapi aku mohon, tolong kau jujur ya" Ujar Yoongi kembali.

"Apa?"

"Apa Eun Ji memang anak Hoseok? Kau tak pergi dari ku saat kau hamil kan?"

Bagaimana caranya aku menjelaskan semuanya tanpa harus membuka status Eun Ji yang sebenarnya "Eun Ji, anak Hoseok"

"Kau yakin?"

"Kenapa aku harus meragukan itu Yoon? Sedangkan kenyataannya seperti itu"

"Aku hanya merasa aku mempunyai kedekatan sendiri dengan Eun Ji. Kau ingat kan? Prediksi ku tak pernah salah?"

"Tapi kali ini kau salah" Ucap ku bergetar. "Maaf Yoon, aku harus menutupi semuanya dari mu" Jerit ku dalam hati.

Tak ada lagi pembahasan yang bisa kami bahas. Kami hanya menikmati pendangan Sungai Han dalam diam. Menikmati semilir angin dan berharap angin membawa beban dipundak ku pergi sejauh mungkin.

"Kau mau makan?" Tawar Yoongi. Sepertinya lelaki itu sudah tak ingin berlama lama di pinggiran Sungai Han ini. Ia pasti kegerahan karena teriknya matahari membuatnya berkeringat.

"Aku tidak lapar Yoon"

"Jangan menyiksa dirimu sendiri. Kau butuh tenaga untuk terlihat baik baik saja di hadapan Hoseok"

Aku menatap Yoongi tak percaya. Apa yang lelaki disamping ku ini katakan tidak sepenuhnya salah karena memang aku harus bertingkah semuanya baik baik saja minimal dihadapan Eun Ji.

"Apa kau sadar Mora, sepertinya kau mulai menyukai Hoseok" Ucap Yoongi tanpa melihat ke arah ku.

Ku tatap sisi samping tubuh Yoongi, lalu mengalihkan pandangan ku kedepan lagi "aku punya alasan mengapa aku harus Hoseok yang ada disamping ku, Yoon meskipun aku belum bisa mencintainya"

.
.
.

20072022

Borahe 💙

Wajah Lain Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang