Bahagia 38

54 5 0
                                    

"Usianya baru sepuluh bulan. Dia sehat, apa ingin mendengarkan detak jantungnya?" Tanya Dokter kandungan pada Amora dan Hoseok.Dengan kompak keduanya menganggukkan kepala mereka.

Rasa haru tiba tiba menyeruak seiring dengan suara bunyi pada pengeras mesin USG yang canggih itu. Amora bahkan terlihat sudah mulai meneteskan air mata, sedangkan Hoseok hanya tersenyum sambil menggenggam erat salah satu tangan Amora yang sedang dipegangnya.

"Dia sehat Hoseok" Ucap Amora bergetar.

Hoseok tau istrinya itu sangat bahagia saat tau anak yang dikandungnya teramat sehat, meski hanya sebiji kacang namun janin itu cukup menorehkan cerita baru pada Hidup Amora.

"Silahkan duduk kembali Bu" Ucap perawat yang sudah membersihkan gel yang menempel pada perut Amora "apa yang Bapak khawatirkan tidak terjadi bukan? Sebenarnya tak perlu cemas Pak karena kehamilan itu lumrah untuk wanita. Mungkin karena di negara kita ini tingkat reproduksinya rendah jadi banyak kekhawatiran yang akhirnya mempengaruhi pikiran Bapak"

"Tapi Dok...."

"Iya, kenapa?"

"Dokter bisa menjamin istri saya tidak akan kesakitan kan?"

Dokter hanya tersenyum sambil menatap ku. Aku tau saat ini bukan lagi peran Dokter yang dibutuhkan melainkan peran ku untuk meyakinkan Hoseok bahwa semua akan baik baik saja.

"Oppa hidup mati seseorang sudah diatur sama Allah. Dokter hanya membantu agar tidak terjadi hal hal yang buruk selebihnya takdir Allah yang akan berperan. Kalaupun memang aku harus kesakitan itu sudah takdirku sekalipun aku tidak sedang hamil. Cukup doakan dan dukung aku sebisa yang Oppa lakukan ya" Ucap ku pelan sambil mulai menggenggam tangannya erat. Mencoba meyakinkan bahwa pikiran buruknya tidak akan menjadi kenyataan.

.

"Loh kalian sudah datang?" Tanya Kak Ji Woo saat melihat aku dan Hoseok masuk kedalam ruang perawatannya.

"Oppa harus diinfus tadi pagi" Jelasku sambil mendekat ke arah Kak Ji Woo yang sedang duduk menimang anaknya.

"Diinfus? Kau sakit Hobie? Untuk apa kesini kalau sakit? Istirahat dan pulang lah"

Hoseok yang mendengar cercaan Kakaknya itu hanya duduk diam pasrah. Pasalnya perutnya mulai bergejolak dan tak selang berapa lama, terdengar kembali suara muntahan.

Aku segera berlari menuju kearah dimana Hoseok berada. Sedikit meminjit tengkuknya dan membantunya duduk kembali "kita pulang ya?" Tawar ku pada Hoseok.

"Aku gak papa sayang"

"Jangan sampai ada infus berikutnya ya Oppa" Sedikit ancam ku. Hoseok yang melihatku sudah berbagai tegas, mau tak mau mengiyakan ucapanku.

Namun, saat kami ingin berpamitan. Hal yang tak pernah terbayangkan, hadir diantara kami. Sesosok perempuan dengan masker hitamnya dan kaca mata hitam nya masuk kedalam ruang perawatan Kak Ji Woo.

Aku sempat mempertanyakan, siapakah wanita itu sampai sampai berani masuk kedalam ruangan orang lain tanpa ijin. Akan tetapi saat wanita itu mulai membuka penutup wajahnya, yang ada aku malah dibuat terkejut oleh sosoknya.

Kim Sohyun.
Wanita yang pernah ku temui memeluk suamiku kini berada tak jauh dari tempat ku berdiri.

Mataku langsung beralih pada Hoseok begitu aku tau Sohyun berada diantara kita. Namun, Hoseok tidak menunjukkan perubahan apapun pada mimik wajahnya. Laki laki itu malah sok acuh dengan kehadiran orang yang ku yakin amat sangat ia kenal itu.

"Maaf Kak kalau kedatangan ku mengejutkan mu. Tadinya aku ingin mengunjungi mu dirumah tapi berhubung aku juga harus periksa jadi aku sekalian mampir" Ucap Sohyun pada Kak Ji Woo.

Kak Ji Woo yang mendengar itu, tersenyum cukup lebar sambil mulai berkata "tak papa. Aku tau kau sibuk kan? Ohh iya perkenalkan ini adikku, is-..."

"Adik Kak Ji Woo" Ucapku memotong penjelasan Kak Ji Woo.

Bukannya aku tak ingin menjelaskan statusku dengan gamblang, tidak. Hanya saja dengan dunia Hoseok yang masih belum sepenuhnya ia tinggalkan, bocornya statusku ke publik sama saja aku sedang membuat hidupku sendiri sengsara.

"Senang bertemu denganmu"

Tindakan Sohyun cukup membuatku terkejut. Aku tak menyangka bahwa wanita ini, wanita yang ramah dan tidak ingin mencari tahu siapa aku sebenarnya meski ia sendiri tau bahwa Kak Ji Woo hanya memiliki satu adik kandung.

"Kak, aku pulang dulu. Nanti secepatnya aku kembali" Pamit ku pada Kak Ji Woo.

"Apa kehadiran ku menganggu kalian?" Tanya Sohyun saat aku hampir menjangkau Kak Ji Woo untuk berpamitan.

Dengan senyum sedikit ku paksakan aku menatapnya sambil berkata "tidak, aku tadi memang sudah mau pulang"

"Hobie dari tadi muntah muntah" Ucapan Kak Ji Woo  seketika Sohyun menelisik setiap sudut ruang di tempat ini. Dan saat matanya menemukan sosok Hoseok yang tengah duduk lemas di kursi, ia segera menghampiri lelaki yang berstatus suamiku itu "kau kenapa Oppa? Sakit? Kau sudah kedokter?"

Rentetan pertanyaan yang Sohyun katakan cukup menggambarkan bagaimana kedekatan mereka dibelakang ku. Rasanya, aku kalah jauh untuk kedekatan mereka.

"Sudah. Aku akan pulang. Terima kasih sudah menjenguk Kakak ku" Tutur Hoseok sambil mulai beranjak dari tempat duduknya.

Namun belum sampai Hoseok melangkah, pergelangan tangannya ditahan oleh Sohyun kembali "biar aku antar"

"Tak perlu, ada Amora yang akan ikut serta aku pulang"

"Biarkan adikmu itu menjaga Kakak disini. Aku saja yang mengantarkan mu pulang. Kau masih tinggal di apartemen yang lama kan?"

"Iya, tapi aku sedang tidak ingin dikejar kejar media Sohyun. Aku ingin libur dengan tenang"

"Tidak akan. Lagipula media sudah tau hubungan kita kan? Jadi biarkan media memberitakan sesuai asumsi mereka saja, untuk apa kau ambil pusing"

Pernyataan Sohyun cukup membuat ku terkejut. Pasalnya kalau idol lain tidak ingin memperumit permasalahan romantisnya yang diusung ke publik, lain hal nya dengan Sohyun yang menganggap semua itu hanya hiasan semata tanpa memikirkan apapun yang terjadi disekitarnya.

Aku benar benar hanya bisa tertawa sumbang sambil menahan tangan ku agar tidak menarik rambutnya. Aku ingin sekali berteriak bahwa Hoseok milikku dan ia tak bisa seenaknya menganggap semua hal se sepele itu.

Bayangan Eun Ji langsung memenuhi pikiran ku saat ini. Aku yakin anak itu tidak akan ambil diam begitu melihat berita Ayahnya dengan wanita lain heboh kembali. Dan untuk menjelaskan padanya bagaimana situasinya, aku tak bisa.

Aku tak tau apapun tentang Hoseok dan Sohyun. Fakta itulah yang menjadi ketakutan ku kemarin, meski hubungan ku dan Hoseok sudah membaik. Bungkamnya Hoseok tentang bagaimana ia berinteraksi dengan Sohyun cukup menjadi momok yang menakutkan.

"Jangan membuat media semakin menjadi jadi Sohyun. Aku tak ingin membuat istriku menangis" Aku melotot sempurna begitu mendengar penuturan Hoseok.
Dengan gerakan mata, aku memberinya kode agar segera merapat ucapannya barusan.

"Istri? Sejak kapan kau beristri? Bercandamu kurang lucu Hobie. Kalau kau sudah beristri, bukan kah harusnya dia mendatangi ku untuk menanyakan gosip kita di LA?"

"Aku tidak sedang bercanda Sohyun. Aku tegaskan lagi, aku sudah beristri dan aku tak ingin gosip diantara kita menganggu nya"

.
.
.

12092022

Borahe 💙

Wajah Lain Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang