Bahagia 30

41 6 0
                                    

Aku pernah mencintai seseorang melebihi diri ku sendiri, aku pernah menggantungkan seluruh kebahagiaan ku pada kehadirannya, pernah tidak peduli pada siapapun yang datang agar hadirnya tak hilang.

Akan tetapi aku lupa...

Bahwa apapun yang ku genggam erat, cepat atau lambat akan luruh. Semua harapan, semua kebahagiaan, termasuk diri ku sendiri pun juga turut hilang. Aku jatuh terperosok pada lubang yang ku buat sendiri, tanpa ada dia yang pernah ku agungkan.

"Aku tak bisa memberi tawaran melebihi pertemanan Yoon. Ada sesuatu yang akhirnya membuat ku dan Hoseok tidak bisa saling menjauh" Jelas ku pelan pada Yoongi yang memang masih menginginkan kami untuk bersama tak peduli apapun yang terjadi.

"Baiklah" Sebuah jawaban dari Yoongi yang cukup membuat ku tak percaya. Bagaimana bisa seorang Yoongi yang tadi memaksa untuk aku mengikuti maunya tiba tiba berubah begitu saja dalam waktu sekejap.

"Mari kita berteman" Ucap ku sambil mengulurkan tanganku pada lelaki masa lalu ku itu.
Aku ingin apa yang dulu aku perjuangkan sekarang menjadi ikhlas ku yang paling depan.

Kami berjabat tangan untuk pertama kalinya setelah hampir lima tahun lamanya. Dan tepat setelahnya aku melihat Jimin datang bersama NamJoon dan Jungkook. Mereka datang tepat saat air mataku mengering. Dan saat aku dan Yoongi sudah tidak beradu mulut.
Karena jujur, aku tak ingin Hoseok mendengar apapun dari salah satu member tentang apa yang terjadi saat ini. Aku tak sanggup kalau seandainya harus menyakiti hatinya berkali kali lagi.

"Kenapa tak ditutup pintunya Noona?" Tanya Jungkook seakan aneh dengan daun pintu yang ku biarkan terbuka selagi aku hanya berdua dengan Yoongi.

"Karena hanya berdua. Sudah ayo masuk, sampai kapan kalian akan berdiri didepan begini? Eun Ji dimana Amora?" Ucap NamJoon mencoba mencairkan suasana.

"Tidur dikamar"

"Yah, kok tidur. Kookie padahal ingin mengajaknya bermain" Ujar Jungkook sedikit kecewa.

"Kau mau mengajaknya bermain apa Kook? Jangan aneh aneh, Eun Ji masih kecil" Tegur Jimin.

Jungkook langsung tertawa mendengar nasehat yang Hyung nya itu katakan. Jimin seakan tau apa yang dilakukan Jungkook terhadapa Eun Ji bukanlah hal hal yang pada umumnya.

Kejadian hari itu membuat semuanya berubah.

Hampir setiap hari para member rutin berkunjung  ke apartemen ku. Mereka tak segan melakukan apapun disini. Beberapa bahkan turut serta membawa kekasih mereka kemari karena menurut mereka apartemen ku lah yang aman dari segala bentuk publikasi media.

"Kapan Hobie Pulang?" Tanya Namjoon saat ia tiba tiba lapar, ingin dibuatkan makanan dan berniat membantuku di dapur.

"Aku tak tau Joon" Jawab ku pasrah.

Sejujurnya aku memang tak tau bagaimana nasib hubungan ku dengan Hoseok. Kami benar benar tak ada komunikasi apapun. Hoseok seperti hilang ditelan bumi. Padahal aku tau betul, ia pasti sudah tau keberadaan ku di Seoul dari keluarga kami atau bahkan dari para member lainnya.

"Kau jadi pindah kesini?"

"Jadi"

"Sudah dapat sekolah untuk Eun Ji?"

"Sudah, Yoongi yang mengurus semuanya"
NamJoon hanya mengangguk anggukkan kepalanya.

Sejak awal aku memang memutuskan datang kesini bukan untuk liburan semata. Aku datang karena saat itu Hoseok meminta ku untuk ikut dengannya hijrah ke kota ini. Tujuanku hanya satu, memperbaiki hubungan kami yang memang sedang tidak baik baik saja. Meski kenyataan, niat ku itu belum diketahui Hoseok.

Dipikiranku, mungkin dengan kami berkumpul bersama, aku dan Hoseok bisa lebih dekat lagi meski perasaan lebih belum ada padanya. Aku ingin bertanggung jawab atas apa yang sudah aku awali dan apa yang sudah aku pilih.

"Makanlah Joon. Kau harus punya istri yang bisa masak agar kau tak sampai membakar dapur. Hahaha" Gurau ku pada lelaki seumuran dengan ku itu.
NamJoon hanya menggaruk tengkuknya sambil tersenyum menampakkan dimple yang ia miliki. Ia masih NamJoon yang ku kenal ceroboh.

"Mama..." Eun Ji tiba tiba datang ke dapur dengan tergesa. Aku yang melihat itu langsung mensejajarkan tubuhku dengan tubuh mungilnya "ada apa sayang?"

"Ada Appa di tv, Ma" Kening ku berkerut saat melihat televisi di apartemen ku tak lagi hidup.

"Ayo kita lihat bersama" Ucap ku girang pada Eun Ji. Terus terang saja, aku cukup merindukan sosok Hoseok hadir di keseharian ku, akan tetapi aku tak punya nyali untuk mengatakan aku merindukannya. Aku tak ingin mengganggu aktivitas disana dengan rengekan tak jelas ku.

"Jim, aku pinjam remote tv nya. Eun Ji mau mengajakku melihat Appa nya"

"Tak usah Noona. Hanya berita burung" jawab Jimin tak jelas.

"Berita burung? Maksud mu? Ada apa Jim? Cepat berikan remote nya Jim"

"Aku tak mau kejadian dimasa lalu terulang kembali Noona"

Ucapan Jimin cukup mengganggu ku.
Masa lalu? Bukan lah itu mengarah pada hubungan ku dan Yoongi, kan?
Terulang? Maksudnya?
Apa ada berita tak beres mengenai Hoseok yang sengaja Jimin sembunyikan dari ku?

Tak ingin berspekulasi berlebih. Aku langsung mengambil ponsel pintar ku yang sejak tadi ku tinggalkan di meja dapur. Dan mulai berselancar di dunia maya, melihat apa maksud ucapan Jimin.

Mata ku membola saat aku membaca salah satu artikel yang menuliskan berita tentang Hoseok.

"Jhope ex BTS kepergok jalan berdua dengan aktris Kim Sohyun di Vegas"

Reflek aku memejamkan mataku mencoba mengahalau rasa sedih yang tiba tiba hadir. Berkali kali berbisik pada diri sendiri untuk tetap berpikir positif meski tak urung semua ini membuat air mata ku mulai menggenang.

Aku sudah menikah bertahun tahun dengan Hoseok. Dan tak sedikit berita yang memberitakan kedekatannya dengan banyak wanita tapi entah mengapa berita kali ini cukup membuat ku memikirkan kebenarannya.

Biasanya, saat berita hubungan romantisnya ada di dunia maya, Hoseok akan dengan cepat menghubungi ku dan menjelaskan bahwa semua itu hanya gosip murahan. Akan tetapi, untuk berita yang satu ini, Hoseok tak melakukannya. Lelaki itu diam dan tetap tak menghubungi ku.

"Noona, kau tak papa?" Tanya Jimin begitu melihat ku memejamkan mata terlalu lama.

"Aku tak papa Jim. Tenang saja" Jawab ku sambil mulai menengadahkan kepala ku ke langit langit apartemen ini.

"Ada Appa kan Ma?" Tanya Eun Ji yang ternyata ae dari tadi memperhatikan gerak gerik ku.

Wajah ku, ku buat seceria mungkin. Lalu ku sejajar kan tubuh ku dengan tubuh mungil Eun Ji. Pipi gembul Eun Ji, ku elus pelan sambil berkata "iya ada Appa, sayang. Appa sedang kerja di luar negeri dengan banyak teman. Doakan Appa cepat pulang ya"

Akan tetapi belum sempat Eun Ji menjawab, Namjoon yang sedari tadi menyantap makananya tiba tiba berteriak memanggilku "ada apa Joon? Kenapa histeris begitu?" Tanya ku penasaran.

"Hobie ternyata sudah mendarat pagi ini"

.
.
.

13072022

Borahe 💙

Wajah Lain Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang