Aku sedang pelan pelan mencoba belajar menerima apapun yang telah Allah berikan. Ini bukan tentang segala sesuatu yang ku sukai atau tidak ku sukai, namun lebih ke pada menurut Allah baik atau tidak baik.
"Sayang... Dimana?" Teriak Hoseok dari dalam kamar.
Aku yang sedang berkutat dengan roti dan teh hangat merasakan pipi ku panas. Rasanya terlalu malu untuk bertemu dengan Hoseok pagi ini.
Mulut ku hanya bisa bergunam "aku, wanita biasa" mencoba mensugesti diri sendiri untuk tak menyesali apa yang sudah terjadi semalam.
"Kenapa tak membangunkan ku?" Ucap Hoseok sambil mulai melingkarkan kedua tangannya dipinggang ku. Sontak aku langsung terperanjat karena ulahnya.
"Lepasin gak! Atau tanganmu mau ku masukkan kedalam air panas" Ancam ku.
Hoseok langsung melepaskan dirinya sembari tertawa terbahak bahak "setelah kejadian semalam tetap saja sepertinya aku belum bisa meluluhkan mu"
"Stop! Jangan membahas apapun"
"Oke, oke kalau itu mau mu. Aku akan lakukan asal aku boleh mengulang kejadian tadi malam"
Tubuh ku segera berbalik menghadap lelaki itu. Dengan amarah yang mulai memuncak, aku menatapnya bengis "apa tadi kau bilang?!"
Cup.
Bukannya menjawab pertanyaan ku, yang ada Hoseok mencium bibir ku lalu berlari masuk kedalam kamar sambil tertawa riang.
"Yakk!! Jung Hoseok!!" Teriakku tak tertahankan.
Akan tetapi, belum sempat semua amarah ku tersampaikan. Bel apartemen yang ku tinggali ini berbunyi.
Ting... Tong...
Ku tatap monitor yang ada didinding, namun tak ada seseorang pun didepan pintu apartemen ku.
Apa seseorang mengerjai ku?
Tak selang berapa lama, bel berbunyi lagi dan wajah Jimin langsung terpampang jelas dimonitor yang sejak tadi ku lihat.
"Hai Noona..." Sapanya begitu aku sudah membuka pintu dan mempersilahkan JiMin untuk masuk.
"Dari mana kau tau nomor apartemen ku, Jim?"
"Hobie Hyung"
Ahh... Aku melupakan lelaki usil itu. Harusnya aku sudah sadar bukan Jimin tau tempat tinggal ku dilantai berapa dan nomor berapa karena semalam ia mengantarku dan Hoseok sampai disini walau hanya sampai basement saja.
"Masuklah, kau sudah makan?" Imbuh ku.
"Belum..." Jawab Jimin malu malu.
"Jangan seperti itu. Kau bisa bersikap biasa saja padaku, oke? Kita tunggu Hoseok dulu selesai mandi setelah itu kita makan bersama. Kau mau kopi?"
Setelah menghidangkan kopi dihadapan Jimin, tiba tiba Hoseok duduk didekat lelaki itu sambil mulai mengajaknya berbincang "kau sendiri?"
"Iya. Dia tak jadi ikut karena takut hubungan kami tersebar. Padahal harusnya ini waktu yang tepat untuk mengenalkannya padamu dan Kakak Ipar" Sesal Jimin.
"Masih bisa lain kali, tak perlu buru buru. Aku akan membujuk istri ku untuk tinggal di Seoul setelah ini" Bisik Hoseok pada Jimin tapi masih bisa ku dengar.
"Aku belum tentu mau" Ucap ku menimpali percakapan mereka.
Hoseok langsung menatap ku sembari mengusap ngusap daun telinganya. Lelaki itu selalu akan bertingkah seperti itu kalau apa yang kami bicarakan sudah masuk ranah serius.
"Wah drama rumah tangga akan dimulai" Ledek Jimin pada Hoseok.
"Sayang ku, istri ku, Amora ku... Please mau ya?"
Mata ku membulat sempurna begitu Hoseok menyebut nama ku dalam ucapannya padahal diantara sedang ada Jimin. Setelah ini sudah bisa dipastikan bahwa identitas ku akan terbongkar seluruhnya dihadapan semua member.
"Kau memanggilnya apa Hyung? Amora? Maksud mu, Amora mantan kekasih Yoongi Hyung?" Tanya Jimin sambil berdiri.
Hoseok yang menyadari kesalahannya langsung menarik Jimin untuk duduk kembali. Dengan pelan Hoseok mulai menceritakan awal mula kepergian ku sampai bagaimana kami bisa menikah namun tetap menghilangkan fakta aku yang tengah mengandung.
"Kalian menyembunyikan semuanya selama ini? Apa Yoongi Hyung tau bahwa kekasihnya, kau bawa lari Hyung? Eoh maaf maksudku, apa dia tau kalau istrimu itu Amora Noona?" Tanya Jimin lagi.
"Tau. Karena Noona mu ini kemarin juga pergi dari ku karena kami bertengkar. Bahkan Yoongi Hyung yang memberi tahu ku dimana tempat persembunyiannya" Ucap Hoseok sambil mengejekku.
"Wahh kau punya kebiasaan buruk Noona, Hobie Hyung harus ekstra mengawasimu sepertinya" Olok Jimin mengikuti Hoseok.
"Tenang Jim selama istri ku pulang ke Gwangju, dia tak akan bisa macam macam karena ada Mama dan Papa ku. Hahaha"
Aku menatap jengkel kedua lelaki dihadapan ku ini. Bagaimana bisa mereka malah bersekongkol untuk mengejekku, benar benar sangat menyebalkan "ya sudah aku tak akan mau tinggal disini" Balas ku.
Mata Hoseok seketika menatap ku tajam. Sekuat hati aku menahan tawa aku agar tak terlihat bahwasanya aku sedang mengerjai keduanya "yakk!! Jimin-ssi, kau membuat kesempatan emas ku hilang" Omel Hoseok.
"Kau yang memulainya Hyung, kenapa jadi aku tersangkanya?" Jawab Jimin tak terima.
"Selesaikan makan kalian setelah ini kita berangkat ke bandara. Aku sudah tak ingin disini" Ucap ku seolah marah, sambil mulai beranjak dari tempat duduk ku.
Akan tetapi belum sampai aku melangkah pergi, Hoseok menahan pergelangan tangan ku lalu memelukku erat sembari bergunam kata maaf.
Ahhh... Kenapa lelaki ini harus memperlihatkan adegan seperti ini dihadapan Jimin. Aku tak mungkin bukan u tuk menolak pelukannya dihadapan orang lain? Karena kalau saja aku melakukan itu sudah pasti rahasia terbesar dalam rumah tangga ku akan terbongkar.
"Iya. Sudah kau makanlah, aku akan bersiap" Ucap ku sambil mengurai pelukan kami.
"Noona sejak kapan kau menutup tubuhmu seperti itu? Kau pakai apa itu namanya diatas kepalamu?" Tanya Jimin tiba tiba.
Mulut ku melengkung sempurna mendengar pertanyaan yang Jimin ajukan. Aku kembali duduk ditempat duduk ku, tak jadi untuk bersiap "hijab. Aku sengaja menutup seluruh tubuh ku agar hanya suami ku yang bisa melihatnya. Aku sudah terlalu banyak dosa Jim, dan aku tak ingin berdosa terus terusan"
"Berarti semua perempuan diluar sana berdosa?"
"Aku tak tau tapi yang jelas aturan di agama ku seperti itu"
Jimin kemudian menolehkan kepalanya menghadap Hoseok, aku yang tau apa maksud tatap Jimin, lagi, lagi, hanya bisa tersenyum "berarti sekarang Hyung sama dengan Noona?" Tanya Jimin masih penasaran.
"Hampir empat tahun lebih" Jawab Hoseok mantab.
"Pantas saja kau selalu menghindar untuk melakukan kontak fisik dengan fans mu. Ternyata ini jawabannya" Aku dibuat terdiam dengan penuturan Jimin. Aku tak menyangka bahwa Hoseok akan bersikap seperti itu dibelakangku.
"Istriku menjaga dirinya dengan baik Jim, jadi tidak ada alasan bukan untuk ku tak melakukan hal yang sama? Lagipula harusnya malah aku kan yang mencontohkan hal itu"
"-- termasuk mencontohkan cara mencintai dengan benar" Imbuh Hoseok.
.
.
.26062022
Borahe 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Wajah Lain Bahagia
RomanceAku bertemu dengannya dengan tidak sengaja... Di taman itu... Matanya menatap kearah lain, tapi tangannya menggenggam kuat pergelangan tangan ku... Tapi ternyata... Dimasa depan ada tangan lain juga menggandeng ku... Aku masih mencintai masa lal...