Bahagia 37

49 6 0
                                    

Eun Ji berlari kencang keluar kamar sampai sampai menubrukku yang sedang mempersiapkan makan pagi hari ini "kenapa lari lari Kak? Nanti jatuh loh"

Dengan nafas terengah engah Eun Ji menunjuk ruang kamar yang aku tempati semalam. Memang semalam karena keinginan ku untuk tidur dipelukannya akhirnya Hoseok membawa kami ke apartemen lamanya yang pernah ku tinggali saat itu "kenapa?"

"Appa..."

"Kenapa sama Appa?"

"Muntah" Aku yang mendengar penjelasan Eun Ji langsung mendatangi Hoseok guna mengecek kabar yang Eun Ji berikan.

Dan benar saja saat aku masuk ke dalam kamar tersebut suara orang sedang muntah terdengar dari dalam kamar mandi yang tidak tertutup pintunya.

Dengan cekatan tanganku mengambil air putih di nakas samping tempat tidur. Ku urut pelan tengkuk Hoseok yang sedari tadi hanya mampu menunduk. Aku tak berani mengeluarkan suara sebelum akhirnya Hoseok bangkit dari tempatnya menumpahkan isi perutnya.

"minum dulu" Ucap ku sambil menyodorkan air minum, saat Hoseok sudah duduk di pinggiran tempat tidur "kenapa bisa begitu? Kemarin makan apa?"

"Gak tau sayang tapi seingat ku, aku tak makan apapun yang aneh aneh"

"Lalu?"

"Entah"

Aku hanya mendengus pelan mendengar jawabannya. Dengan perlahan aku membantu Hoseok untuk merebahkan dirinya untuk mulai mengistirahatkan tubuhnya yang lemas dan mulai pucat "tunggu disini, aku akan meminta bantuan Jimin untuk membawamu ke rumah sakit. Tidak ada penolakan ya Jung Hoseok" Titah ku.

Untungnya Jimin hari ini sedang tidak banyak pekerjaan sehingga Jimin bisa membantuku membawa Hoseok untuk diperiksa oleh dokter. Aku sengaja tidak memanggil dokter untuk datang kerumah karena menurutku Hoseok perlu dirawat dengan peralatan kedokteran yang lebih canggih.

"Sayang, aku tak papa jadi untuk apa kita kerumah sakit?" Rengek Hoseok begitu Jimin selesai mengantar Eun Ji kesekolah dan mulai membelokkan mobilnya kearah rumah sakit tempat Kak Ji Woo dirawat.

"Kau pucat Hoseok. Jangan membuat penyakit bersarang di tubuh mu. Lagi pula kita bisa sekalian menjenguk Kak Ji Woo kan?"

Hoseok yang mendengar celotehan ku hanya bisaendengus kesal meski sesekali ia terlihat menahan rasa mual nya.

"Kau tinggal menurut saja Hyung apa susahnya? Kau ingin diterkam Noona? Kau seperti tidak tau saja kalau dia sudah marah seperti apa" Ujar Jimin sedikit meledek.

"Yakkk!! Jimin-ssi jangan mencariku lagi kalau kau sedang ada masalah dengan pacarmu!" Teriakku tak terima dengan ledekannya.

Namun tak urung setelah perdebatan kami itu, kami tertawa bersama seperti tidak pernah terjadi apapun sebelumnya.

"Noona, kau jadi mencari toko?" Tanya Jimin.

"Jadi, hanya saja belum ada yang cocok"

Hoseok langsung memandangku tak percaya. Matanya mencoba meminta penjelasan namun aku sengaja untuk tidak memberi tahunya apapun "apa aku melewatkan sesuatu?" Tanyanya pada ku dan Jimin.

"Apa Hyung?" Tanya Jimin tak mengerti.

"Toko? Jimin sepertinya lebih tau tentang kau daripada suamimu sendiri ya?" Ucap Hoseok sambil kembali mengintimidasi ku.

"Kau meninggalkan Noona terlalu lama Hyung makanya sampai sampai kau tak tau apa yang istrimu sendiri lakukan"

"Apa yang dilakukannya Jim? Berkencan dengan laki laki lain?"

Wajah Lain Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang