Bahagia 9

42 11 0
                                    

Mata ku memindai tiap ruangan yang ada disebelah kanan dan kiri ku mencari cari nama lelaki yang saat ini ingin ku temui, hingga langkah kaki ku terhenti. Iya, aku menemukannya.

"Hoseok..." Teriakku begitu aku membuka pintu dan melihat Hoseok memejamkan mata diranjang pesakitan.

Harusnya malam ini ia menjemput ku untuk menjemput Eun Ji yang sedari tadi pagi bermain di rumah Kak Ji Woo. Namun yang terjadi malah sebaliknya, lelaki itu terkapar dengan mata terpejam dan selang darah menempel di lengannya.

"Hoseok bangun!.. Jangan bercanda seperti ini! Buka matamu!" Ucap ku sambil menggoyang goyangkan tubuhnya.

Tak ada jawaban dari Hoseok. Gerakan tangannya pun tak ada. Namun bisa ku pastikan ia masih hidup, karena dada nya yang naik turun "Hoseok bangun! Eun Ji mencari mu, dia sedang menunggumu untuk menjemputnya!"

Perlahan tapi pasti mata Hoseok terbuka. Hoseok langsung menyunggingkan senyumnya begitu mata kami bertemu "kau tak papa? Apa yang terjadi?"

"Kenapa kau disini?" Bukannya menjawab pertanyaan mu, yang ada malah Hoseok yang memberimu pertanyaan.

"Aku menghubungimu tapi orang lain yang menerimanya. Ahh aku lupa, harusnya aku menelpon orang itu agar dia mengembalikan ponselmu"

Tangan ku sibuk memindai nomor Hoseok di ponsel pintar ku, menunggu nada penghubung sambil memandang Hoseok yang sedang terheran.

Bersamaan dengan terhubung nya ponsel Hoseok, dibelakangku  terdengar bunyi nyaring sebuah ponsel juga. Tanpa ada curiga, aku membalik tubuh ku dan menemukan ponsel Hoseok ditangan seseorang.
Dan saat mata kami bertemu, aku justru dibuat terkejut akan sosoknya.

Park Jimin.

Lelaki yang duduk sambil melipat kedua kakinya, memandang ke arah ku sambil mengayunkan ponsel layar datar yang Hoseok punya.

"Hyung" Ucapnya menyadarkan ku. Seketika aku langsung mengembalikan tubuh ku menghadap Hoseok yang sejak tadi mengamati kami dari belakang.

Aku benar benar tak menyangka bahwa aku akan bertemu salah satu member terlebih dahulu ketimbang Eun Ji, yang memang akan Hoseok kenalkan ke mereka. Aku bahkan tak sadar bahwa sejak tadi tanganku sudah menggenggam erat baju kurung ku sendiri, sebelum pada akhirnya genggaman itu diuraikan oleh Hoseok.

Hoseok tau betul saat ini aku ketakutan Jimin mengenali ku sebagai seseorang yang pernah ia kenal sebelumnya. Seperti sedang menyalurkan keberanian, Hoseok kini menautkan tangan kami sambil berbincang dengan Jimin.

"Aku sudah tak papa Jim. Kau bisa pulang" Ucap Hoseok pada Jimin.

"Pulang? Aku tak akan pulang sebelum Hyung memberi tahu kan siapa yang Hyung genggam itu"

Kesalahku tadi, karena terlalu panik melihat Hoseok yang terkapar di rumah sakit, akhirnya membuat ku tidak menyadari bahwa ada orang lain di ruangan ini yaitu Jimin. Dan Jimin bukan orang yang akan berhenti penasaran, sebelum ia mendapatkan jawaban yang semestinya.

"Istriku" Ucap Hoseok yang langsung ku respon dengan semakin menggenggam erat tangannya "tak papa" Imbuhnya, sambil meyakinkan ku.

"Istri? Sejak kapan kau menikah?"

"Empat tahun lalu"

"Empat tahun Hyung? Dan kau menyembunyikan dari kami? Wahh.. Kau benar benar pemain topeng yang handal Hyung"

Aku mengeryit mendengar penuturan Jimin. Air mata ku bahkan sudah siap mengalir diujung pelupuk mataku. Mungkin orang lain yang mendengarnya mengira itu sebuah pujian, padahal bagi kami, aku dan Hoseok itu tak ada bedanya dengan sebuah sindiran.

"Pulanglah. Istri ku sudah disini, aku baik baik saja. Setelah ini selesai, aku juga akan pulang" Usir Hoseok mengalihkan pembicaraan.

"Aku menunggumu besok Hyung" Kata Jimin sambil meninggalkan kami.

Aku langsung mendudukkan diriku dikursi disamping ranjang Hoseok begitu aku menyakini bahwa Jimin telah pergi dari hadapan kami. "kenapa harus kesini?" Tanya Hoseok sambil memperhatikan tingkahku yang sedari tadi mencoba menghirup udara sebanyak banyaknya.

"Tadinya aku ingin menjemput Eun Ji sendirian ke rumah kakak tapi saat menelpon mu, Jimin mengatakan kau dirumah sakit. Aku takut terjadi apa apa dengan mu" Jelas ku padanya.

"Aku tak papa, hanya saja istri Yoongi Hyung butuh darah golongan ku"

Siapa tadi yang Hoseok sebut? Istri Yoongi? Aku tidak salah dengar bukan?

"Istri Yoongi kecelakaan tadi pagi" Ujar Hoseok seakan tau apa yang ku pikirkan.

Tak tau harus merespon pernyataan Hoseok seperti apa, akhirnya membuat ku memilih untuk tetap diam. Mencerna kembali informasi yang Hoseok berikan, membuat angan ku menampilkan kilatan masa lalu bersama Yoongi, lelaki dingin yang pernah ku kenal sebelumnya.

Ketukan pintu, membuat ku memandang kearah pintu masuk. Lelaki dingin yang baru saja hadir dalam pikiran ku, berdiri tak jauh dari kami. Membuat tubuh ku bergetar ketakutan dan hanya bisa menundukkan kepala.

"Ahh maaf ku kira tak ada orang" Ucap Yoongi masih berdiri ditempat yang sama.

"Perawat menyuruhku mengambil satu kantong lagi Hyung" Ucap Hoseok sambil meremas tangan kami yang masih tertautan sejak tadi.

"Terima kasih"

"Bagaimana keadaan istrimu?"

"Koma" Kepalaku terangkat otomatis namun pandangan ku langsung mengarah pada Hoseok. Seolah bertanya kecelakaan seperti apa yang dialami oleh istri Yoongi.

Tapi bukannya mencoba memberi ku telepati, yang ada Hoseok malah membuat situasi ini semakin rumit "ini istri ku, Hyung"

"Hemm. Aku keluar dulu, istirahatlah" Ucap Yoongi meninggalkan kami, yang terdiam akan respon yang ia berikan.

Sampai saat perjalan pulang, tak ada satupun diantara aku dan Hoseok yang berniat memulai pembicaraan. Kami diam dengan pikiran masing masing, tanpa ingin membaginya satu sama lain. Rasanya terlalu sulit bagi kami untuk saling membuka diri, meski kami tinggal dalam satu atap beberapa hari ini.

"Eun Ji, kita jemput besok"

Aku yang mengerti maksud Hoseok langsung menghubungi kakak perempuannya untuk menitipkan Eun Ji malam ini. Kami, aku dan Hoseok butuh waktu sendiri untuk mencerna apa yang terjadi.

Taxi yang kami kendarai membawa kami dipintu apartemen mewah Hoseok. Masih dengan mulut tertutup, kami berjalan beriringan untuk masuk ke unit yang kami tempati.

"Istri Yoongi Hyung berselingkuh diawal pernikahan mereka. Hyung tau dan membiarkannya"

"Tak ada hubungannya dengan ku. Jadi kau tak perlu menceritakannya pada ku" Kata ku sarkas.

"Mereka sama sama berselingkuh selama ini" Ujar Hoseok masih mencoba memberi tahu ku tentang kehidupan Yoongi.

"Aku tak peduli!"

"Tadi pagi istri Yoongi Hyung kecelakaan bersama selingkuhannya"

"Stop! Jangan bercerita lagi Hoseok! Kau tau, cerita mu itu membuat ku semakin mengingat malam itu. Jadi ku mohon, hentikan omong kosongmu itu" Aku mencoba mengatur nafas ku yang mulai terengah karena emosi yang sudah menguasai.

"Ini yang ku takutkan. Aku bertemu dengannya lagi" Tambah ku lirih.

Hoseok menepuk pundakku sambil tersenyum manis "istri Yoongi Hyung tidak ada harapan. Kalau kau mau, kau bisa menemaninya" Kata Hoseok ambigu.

"Maksudmu?"

"Aku bisa melepasmu, kalau kau ingin kembali padanya"

.
.
.

24052022

Borahe 💙

Wajah Lain Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang