Chapter 56

239 25 3
                                    

Hari berikutnya, memikirkannya sudah bagai memecahkan rumus matematika. Untuk menjawab pertanyaan Koyou saja rasanya sulit padahal ia hanya meminta agar kau kembali dan merawat Dazai.

Hati dan pikiran mu bertarung sepanjang jarum berputar menimbulkan gemuruh di jiwa mu.
Bagaiamana jika Dazai membenci mu?
Bagaimana jika Dazai berteriak pada mu?
Gadis seperti mu hanyalah pembawa masalah bukan seorang filusuf yg pemikir.

"Jika terus berlari masalah mungkin hilang, tapi dia tetap ada sebagai 'masalah'"

Seseorang bicara dengan bada tenang, membuyarkan lamunan mu dan membuat hati dan pikiran mu tak berdaya.
Butuh 5 detik untuk mu kembali fokus pada inti dari ucapannya.

"Ak tahu Fukuzawa Dono, kau benar tapi ak merasa tidak mampu." Jawab mu sembari menyiram mawar kecoklatan, mawar yg sudah kering dan hampir mati.

"Jika kau mengaku seorang istri, apakah pantas kau memalingkan wajah dari suami mu sendiri. Ia datang dan kau kehilangan ini sama sepertinya waktu itu. Pikirkanlah ke mana kau pergi."

Setelahnya suasana kembali hening, hanya kucuran air yg terdengar memenuhi ruangan.

"Jika bunga meninggalkan matahari maka ia akan mati. Air hanya membantu tp mataharilah yg membuatnya tumbuh."

Kata kata dari buku yg kau baca melintas di kepala mu. Kau haus cinta tp kau merindukan cahaya dari cinta itu. Dingin hanya bisa dikalahkan dengan hangat begitu juga jiwa dan hati mu yg membutuhkan kehangatan cinta.

Pikiran mu berkelana ke masa lalu, saat di mana Dazai bersama mu sewaktu kecil. Sebuah janji 'Tidak akan meninggalkan mu' kembali bergema di telinga mu.

"Tidak meninggalkan tapi aku yg meninggalkan." Gumam mu sembari tersenyum pahit.

🌸🌸🌸

Bukan festival namun kau memakai kimono bercorak kipas, berjalan melewati semua orang yg berlalu lalang di sekeliling mu. Keranjang anyaman bergantung di tangan kiri mu sesekali anak anak menyapa mu dengan ceria dan meminta permen dari mu. Para orang tua penjaga toko memuji mu dan mendoakan mu agar memiliki suami.

Sebuah gedung ditengah kota menjadi tujuan mu, langkah yg lambat membuat beberapa orang menyangka bahwa kau adalah Koyou Ozaki namun mereka keliru itu adalah kau (Full Name). Pertanyaan mu dijawab ramah oleh mereka dan beberapa dari mereka menuntun mu ke jalan yg benar.

"Mori Sensei." Panggilan dengan nada rendah mendapat sambutan dari dalam.
Si pemilik ruangan menegakan posisi duduknya dan menyunggingkan senyum ke arah mu.

"Kau datang membawa masa depan yg cerah (Full Name)." Ucap Mori.

"Jika memang Kami-Sama yg berkehendak maka terjadilah." Jawab mu penuh rasa percaya diri.

"Dazai Kun sudah tenang, jika kau ingin membesuknya si-"

"Ak datang sebagai istri ak bukan membesuknya tp merawatnya."

Mori kembali menyunggingkan senyum
"Begitu, ak terkesan." Lanjutnya.

Suara tawa Koyou mencuri perhatian mu, kau berbalik dan mendapatinya tengah berdiri di ambang pintu.

"Seperti inilah kesayangan ku." Ucapnya sembari menghampiri mu dan memeluk mu.

.

.


.

TBC ?....

Mau di lanjut apa mau kasi season 2 aja ?

Two Personalities | Dazai Osamu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang