Chapter 39

221 30 7
                                    

(Ilustarasi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustarasi)

Pagi ini kau di buat melongo dengan penampilan Dazai. Dia seperti orang asing bagi mu bahkan lebih cocok dipanggil 'Daddy' ketimbang Dazai Kun.

"Dazai Kun?" Kau memanggilnya dengan ragu dari balik punggungnya.

"Ya (Name), kau sudah bangun ya."

Nada bicaranya juga terkesan tenang, persis seorang ayah. Sorot matanya juga redup dan tenang tak seperti biasanya.

"Apa yg sedang kau lakukan?" Tanyamu.

Mata mu menangkap beberapa kertas yg berserakan di atas meja juga laptop yg menyala.

"Seperti yg kau lihat ak sedang bekerja." Jawabnya sambil kembali fokus pada layar laptopnya.

"Bukankah Dazai Kun hanya bekerja pada Mori Sensei? Apa dia tak memberi pekerjaan hari ini?" Tanya mu.

Pria itu mengangkat gelas kopinya sambil meminum kopi hitam buatannya.
"Ak libur untuk beberapa saat (Name)." Jawabnya.

"Aneh..." Batinmu.

Sedetik kemudian kau mengingat apa yg dikatakan Mori, soal kepribadian ganda. Mungkin ini jiwa Dazai yg lainnya.

"Ahh benar sudah pukul 7, seharusnya ak memasak." Ucapmu sambil berjalan ke dapur.

Namun anehnya sudah ada roti dan susu di atas meja. Bahkan semua piring kotor sudah di cuci.

"Hee, siapa yg melakukannya? Apa Yuhi datang ke sini pagi ini?" Tanya mu keheranan sambil menatap sekeliling.

"Tidak."

Sampai suara seseorang, menyahut dari belakang.

"Jangan jangan?"

"Benar, ak yg mencuci dan menyiapkan rotinya jadi kau bisa langsung sarapan." Jawab Dazai.

🌸🌸🌸

"Ohayou Dazai San..."

"Waaaa lama tak bertemu, Dazai San."

Sepanjang jalan keluar, semua anak buah Mori menyapa Dazai bahkan mereka yg biasanya memanggil 'Dazai Sama' kini berganti menjadi 'Dazai San'.

Mereka seolah tahu, perbedaan antara Dazai yg satu dengan yg lainnya.

"Ne Dazai San." Panggil mu.

"Eeee kenapa tiba tiba Dazai San begitu?" Tanya Dazai.

"Lalu apa? Semua memanggil mu begitu ?" Tanya mu.

"Kau boleh memanggilku Anata atau mungkin Ayah itu tak masalah bagi ku." Jawabnya sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Kita mau pergi ke mana Da-"

"Heem?"

"Tidak, maksudku Anata. Kita mau pergi ke mana?"

"Jalan jalan saja mencari inspirasi. Ak yakin kau juga tak suka di rumah sepanjang hari jadi ak mengajakmu pergi."

🌸🌸🌸

Di bawah bayang bayang pohon di dekat taman bermain anak anak, Dazai mengajak mu duduk dan bersantai meski ia pada akhirnya hanya melanjutkan kerjanya namun bicara dengannya terasa nyaman dan menyenangkan.

"Setiap hari jika di desa ak akan pergi ke pasar untuk berjualan makanan. Ak punya banyak tanaman bunga di rumah ya setiap hari ak menyiramnya hingga tumbuh menjadi banyak."

"Heee ternyata menyenangkan hidup di desa." Sahut Dazai meski masih fokus pada laptopnya.

Benar benar seperti seorang anak yg bicara pada orang tuanya.

🌸🌸🌸

"Di mana ak?" Tanya mu sembari mengusap kedua matamu yg terasa berat.

"Tidur mu, nyenyak sekali ya (Name)." Celetuk Dazai sembari membuka bukunya.

"Jadi ak ketiduran?" Tanya mu.

"Ya begitulah, karena hujan ak menggendong mu pulang." Jawabnya sembari mengusap kepala mu.

"Gomen."

"Tidak ada yg melakukan kesalahan tak usah minta maaf. Kembali lah tidur ini juga sudah larut malam."

Sebelum membaringkan diri kembali, kau menatap jam yg nyatanya sudah menunjukan pukul 00.00 tengah malam.

"Anata, apa kau tidak tidur?" Tanyamu sembari menatapnya yg masih duduk santai di sofa.

"Kau saja duluan."

Rasa rasanya ada yg salah jika tidur mendahuluinya.

"

Tidak." Tolak mu. Kau berjalan menujunya dan menarik tangannya. "Ayo kau juga butuh itu!" Ajakmu.

"Hem? Ternyata (Name) orang yg manja juga ya."

Tanpa banyak bicara, Dazai menuruti mu dan ikut tidur bersama mu.

Saat di dalam selimut yg sama Dazai juga mengusap rambut mu dan membawa mu dalam pelukannya.

"Hangat dan nyaman. Ak merasa aman. Ak ingin terus seperti ini." Batin mu.

"Jika kau tahu ak, maka ak yakin kau tak akan mencintaiku. Ak takut menyakiti mu (Name)." Batin Dazai.

.


.


.
TBC

Two Personalities | Dazai Osamu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang