Two Personalities | Dazai Osamu X Reader

Chapter 3

Sejak sebelum matahari terbit pagi itu, seorang anak gadis sudah duduk di teras rumahnya. Ia tampak seperti sedang menunggu seseorang untuk datang ke rumahnya.

Di iringi cahaya matahari yg terbit dari timur, seorang anak laki laki tengah berlari menuju ke arahnya. Sepontan anak gadis itu berdiri untuk menyambutnya.

"Ohayou (Name) Chan." Anak laki laki itu melambaikan tangan sambil berlari ke arah si anak gadis yg ia panggil tadi.

"Dazai Kun, Selamat pagi." Jawabnya saat anak laki laki bernama Dazai telah tiba di hadapannya.

"Ayo!" Dazai kemudian menarik tangan mu dan membawa mu berlari.

"Bagaimana jika kita jalan saja tak usah lari." Usul mu karena kau mulai lelah berlari. "Aduh!"
Lagi lagi, Dazai menyentil dahi mu setelah berhenti berlari.

"Kau ini, lari itu sehat tau. Dahi lebar!" Celetuk pria itu dibumbui ejekan.

"Huhh dahi ku tidak lebar!" Bantah mu dan Dazai hanya tertawa menanggapi mu.

🌸🌸🌸

"Hahaha.... Ayo tangkap aku, dahi lebar!" Dazai berlari dari kejaran mu sambil terus menghina mu.

"Hiihhh....." Kau berusaha berlari untuk mendapatkannya, meski hampir dapat tapi Dazai selalu bisa menghindari.

Namun saat akan mendapatkan tubuhnya untuk kesekian kalinya, kau malah terjatuh. Dari ke jauhan tampak kuda yg sedang melaju ke arah mu dan nyaris mendekatimu.
Dengan cepat, Dazai berlari dan menyeret tubuh mu ke tepi jalan.

🌸🌸🌸

Batu batu itu dilemparkan Dazai ke dalam air sembari ia melihat kilatan cahaya senja di dalam air.
Di sisinya, seorang anak gadis tengah menangis karena luka di kakinya.

"Ini sudah senja, kau masih menangis." Anak laki laki bernama Dazai itu membuka suaranya.

"Sakit..." Si anak gadis mengeluh sakit saat anak laki laki itu bicara.

"Tentu saja sakit, akan lebih sakit jika kau terinjak kuda tadi." Sahutnya.

Dazai kemudian berdiri dan berjongkok di depan mu.
"Naiklah, kita akan pulang sekarang ak hawatir ibu mu mencarimu nanti."
Dengan ragu kau naik ke atas punggungnya.

"Selain dahi lebar, badan mu seperti gajah." Ledeknya.

Karena kau sedang merasa sakit bukannya marah kau semakin menangis dengan keras.
Terdengar Dazai hanya menghela nafas menanggapi mu namun senyum tipis juga terukir di wajahnya.

Sore itu ditutup dengan begitu indah oleh mereka. Berjalan dengan tenang di bawah temaramnya langit senja.

.

.

.
TBC