Chapter 10

338 42 3
                                    

Malam tiba begitu cepat, karena (Name) melakukan pekerjaan rumah seharian. Malam yg juga sudah ditunggu olehnya, ia tak sabar ingin bertemu dengan Dazai.

"Waaa Nee Chan cantik sekali." Puji Misae.

"Tidak kok biasa saja." Jawab mu.

Tak beberapa lama, ketukan pintu pun terdengar, (Name) segera menuju pintu dan membukanya.

"Dazai Kun." Pekik mu sampai tak sadar memeluknya.

"Ahh, maaf."

"Ayo kita pergi." Ajak Dazai sambil menarik tangan mu.

🌸🌸🌸

Ditengah jalan toba tiba Dazai berhenti.

"Ada apa, Dazai Kun?" Tanyamu.

"Sebelum itu, ak ingin menutup mata mu." Dazai mengeluarkan kain berwarna biru tua.

"Ha-haruskah? A-aku."

"Tenang saja, ak tidak akan menyakiti mu "

Kedua mata mu pun ditutup olehnya dan dia menuntun mu ke suatu tempat.

Tak berlangsung lama, ia berhenti dan meninggalkan mu yg keheranan karena tak merasakan kehadirannya.

"Dazai Kun, apa ak boleh membuka penutup matanya?" Tanya mu.

"Bukalah."

Setelah penutup mata terbuka, hal pertama yg kau lihat adalah sakura yg diterpa cahaya. Bias cahaya memantulkan warna merah muda yg begitu indah.

"Waa cantiknya."

"Ayo!" Dazai menarik tangan mu membawamu berdiri di bawah pohon bunga sakura.

🌸🌸🌸

"(Name) Chan."

"Ya." Saat menatap wajahnya tiba tiba suasana ceria sedikit berubah.

"Ada apa?" Tanya mu yg mulai merasa tidak nyaman.

Sadar bahwa kau merasa tak nyaman, Dazai mengalihkan perhatian mu dengan mengeluarkan kotak kecil yg ia simpan.

"Itu apa ?" Tanyamu.

"Hadiah untuk mu." Ia menyerahkannya sambil memperlihatkan isi di dalamnya.

" Ia menyerahkannya sambil memperlihatkan isi di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Uwaaa kalungnya indah sekali..."


"Jaga kalung itu." Ucapnya setelah memakaikan kalung itu padamu.

"Pasti!" Jawab mu.

🌸🌸🌸

Tak terasa, malam pun semakin larut. Namun kedua org itu belum juga beranjak pergi dari sana.

Si anak gadis yg saat ini tengah menyamankan dori di bahu si anak laki laki, sedangkan si anak laki laki hanya diam termenung menatap bunga apa yg bertebaran di langit.

"Nee, (Name) Chan." Tiba tiba Dazai memanggil nama si anak gadis yg perlahan mulai terlelap.

"Iya."

"Ku rasa, malam ini adalah malam terakhir kita bisa bersama."

Sontak yg dikatakannya membuat si anak gadis bangkit dari bahunya dan menatap si anak laki laki dengan serius.

"Kenapa, bukannya kita sudah tunangan ??" Tanyamu. Padahal awalnya kau tak ingin tapi kau malah membahasnya.

"Ya, tapi aku tak bisa membawa mu bersama ku." Jawab Dazai.

"Kenapa?" Air mata mu sudah berkumpul di pelupuk mata.

"Kau masih harus di sini bersama keluargamu, ak tak mau kau jauh dari mereka. Yang kedua...." Dazai menggantungkan ucapannya.

"Apa?"

"Jaga dirimu, setelah ini ak tak bisa datang menemui mu lagi."

Kecewa, hatimu benar benar kecewa dengan apa yg dikatakan.

"Ku pikir kita akan berteman untuk selamanya. Ternyata kau MEMBOHONGIKU DAZAI KUN, AKU SANGGAT MEMBENCI MU!!!"

Kau berlari menjauhinya dan segera pulang ke rumah seorang diri sambil terus menangis.

Sedangkan Dazai ia hanya diam menatap jejak kepergian mu.

"Maaf (Name) Chan. Ak tak ingin kau menderita jika terlalu lama bersama ku."

.








.







.
TBC

Two Personalities | Dazai Osamu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang