Chapter 23

244 33 27
                                    

Meski berkata bahwa tidak akan menangis. Namun wanita tetaplah wanita, ia tetap menangis di kamar. Tak peduli kotornya rambut dan bajumu, kau merebahkan tubuhmu di ranjang sambil menangis.

Sembari menangis, kau mengingat apa yg dikatakan Aoi tentang seseorang yg akan berubah dan melupakan masa lalu, ingin kau membenarkan perkataannya namun hati mu menolak untuk mempercayainya.

Terus menangis, hingga kesadaran mu direnggut oleh lelah. Kau terlelap dalam tidur dengan air mata yg masih mengalir.

🌸🌸🌸

Dalam tidur mu, rasa perih menyentak alam bawah sadar mu. Membuat mu membuka mata, terlihat seseorang yg mengenakan coat berwarna hitam dengan lengan yg di balut perban sedang mengobati kaki mu.

"Auhh!"

Rintihan keluar tanpa kau sadari, saat cairan alkohol mengenai luka mu.

"Gomen, (Name) Chan."

Suara itu sanggat familiar bagi mu, tapi apa yg membuat pria itu datang ke kamar mu bahkan mengobati luka mu.

Berkedip beberapa kali kau baru sadar dia memanggil nama mu '(Name) Chan'.

"Da-dazai Kun?"

Saat dia berbalik ke arah mu, matanya berubah tak seperti biasanya. Dia menatap bukan dengan kebencian dan kegelapan. Tatapan yg sama saat ia masih kecil saat ia selalu bersama mu dan membuat hari mu berwarna.

"Yahhh (Name) Chan." Dazai menyapamu sambil melambaikan tangannya.

"Apa ini mimpi?" Gumam mu.

"Aduuhhh!"

Dazai mencubit kedua pipi mu "Sakit kan? Berarti bukan mimpi." Katanya sambil tertawa, ia juga menghapus jejak air mata di wajahmu dengan jempolnya.

Bukannya berhenti menangis, kau semakin menangis dan kini kau mendekap tubuhnya menumpahkan semua air mata mu.

"Hahh ..." Terdengar Dazai hanya menghela nafas dan mengusap rambut mu. "Kau ini, tak pernah berubah ya. Ak sudah bilang kan, ak ada di sini kau tak perlu menangis." Keluhnya sambil memeluk erat dirimu.

"Bagaiamana ak tidak menangis, kau ada namun serasa tiada. Kenapa kau tak pernah bilang tentang penderitaan mu?" Tangis mu melepaskan isi hati mu.

"Gomen (Name) Chan, ak hanya tak mau kau melihat ku seperti orang asing. Namun kau sudah tahu tentang ak, ak jadi merasa bersalah." Ujarnya lirih.

Tak ada jawaban dari mu, hanya isakan yg terdengar. Pria itu kembali menghela nafas.

"Hey, bagaimana jika besok kita jalan jalan?" Tawar Dazai.

Senyum bahagia terukir di wajahmu. "Tentu ak mau, tapi ....." Kemudian wajahmu berubah muram.

"Kau jangan takut, ak akan tetap begin sampai besok pagi." Dazai membelai wajah mu.

🌸🌸🌸

"Yaaaaa hanya sekali saja kau ku biarkan bebas. Tapi setelah itu ak akan mengurung mu ssjauuuh mungkin sampai kau tak bisa kembali padanya."

.







.






TBC

Two Personalities | Dazai Osamu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang