🐰 Gelisah 🐰

470 40 2
                                    

Gelisah

🐰🐰🐰🐰🐰🔥🔥🔥🐰🐰🐰🐰🐰


“Tasya!" Suara riang nan keras itu menggema kala sang pemilik memasuki sebuah apartemen.

Bertingkah seperti sang pemilik, ia melangkah pasti memasuki apartemen itu tanpa takut. Meneliti setiap sudut bangunan untuk mencari penghuni sebenarnya.

Tiada ragu ia memasuki sebuah kamar kala dirinya tidak mendapati sosok yang dicari sedari tadi. Berharap seseorang itu memang berada di ruangan tersebut.

Matanya melebar dan senyumnya merekah kala ia mendapati sosok yang sedari tadi ia cari tengah berdiri memunggunginya. Seperti tengah asyik memandangi hiruk pikuk suasana malam perkotaan dan bergelayut manja dengan pikirannya.

"Hem. Sedang melamun ternyata," ucapnya sembari berkacak pinggang.

"Hey!" Suara keras dan sebuah tepukan berhasil membuat sang sahabat tersadar dari lamunannya.

"Zizi. Kamu ngagetin saja," ucapnya kesal dengan menepuk pelan pundak perempuan bersuara keras tadi.

"Lagian kamu melamun saja. Lagi ngelamunin apa sih, Sya?" tanya Zizi dengan tatapan menggodanya.

Wajah pucat Tasya tercetak seketika. "Eng—enggak. siapa yang melamun?" elaknya pada Zizi.

"Jangan mencoba mengelak. Aku tahu kalau kamu sedang berbohong. Ayo katakan. Apa yang sedang kamu pikirkan?" Zizi kembali berusaha mengorek informasi dari sahabatnya.

Wajah Tasya tampak semakin pucat. Ia gelisah dengan saling meremas jari jemarinya. Dan Zizi menyadari itu. "Hei. Kok kamu gelisah? Memangnya kamu ada masalah, Sya?"

Tasya merasa bimbang apakah harus ia mengatakannya pada Zizi? Ia melangkah memasuki kamarnya dan duduk dengan tidak tenang. Zizi semakin menyadari perubahan dari Tasya.

Ia semakin dibuat penasaran akan apa yang sahabatnya alami. "Sya," panggilnya dengan memegang pundak Tasya.

Tasya tampak melihat wajah Zizi seolah mencari keyakinan akan apa yang ingin ia katakan. "Zi,” panggil Tasya lirih yang mendapat anggukan dari Zizi.

"Aku melakukan kesalahan," ucapnya lirih. Zizi tampak mengerutkan keningnya tanda tidak mengerti.

Menyadari itu, Tasya pun melanjutkan kata-katanya. "Tadi. Aku ngelakuin kesalahan. Dengan ...," Ucapan Tasya terjeda.

"Dengan?"

Tasya menggigit bibir bawahnya. "A—aku ... aku ciuman dengan Rasya," ucapnya dengan memejamkan mata.

Tampak sekali wajah terkejut dari Zizi. Namun, sesaat kemudian, mimik perempuan dengan slingbag merah itu menjadi berbinar. "Waw!" Teriakan itu berbalik mengejutkan Tasya.

"Itu bagus sekali Tasya," ucap Zizi dengan antusiasnya yang malah membuat Tasya melotot.

"Bagus bagaimana, sih maksud kamu?"

"Ya bagus dong!"

Mata Tasya melotot. "Kamu gila. Rasya sudah punya istri, Zi. Dan aku juga sudah bertunangan." Zizi berdecak kala mendengar ucapan dari Tasya.

Menjadikanmu Milikku (APL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang