🐰 45. Kabar Bahagia. 🐰

805 111 45
                                    

45. Kabar bahagia.




🐰🐰🐰🐰🐰🔥🔥🔥🐰🐰🐰🐰🐰






Ali tampak gusar, sedari tadi ia berjalan bolak-balik bak sebuah setrikaan. Tatapannya sesekali menatap sebuah ruangan dengan pintu tertutup di hadapannya, dengan sebuah plakat UGD di atasnya. Menampilkan wajah khawatir akan sosok wanita yang saat ini berada di dalam ruangan itu dengan seorang dokter yang tengah memeriksanya.



Ya, saat kejadian yang baru saja Illy alami di rumahnya, perempuan itu diketahui pingsan begitu saja. Tanpa kata langsung saja Ali dan juga papanya membawa Illy ke rumah sakit. Rasya? Jangan harap Yarendra membiarkan dia mendekati Illy setelah apa yang baru saja diperbuat.



Yarendra menatap putranya yang terlihat begitu khawatir. Pandangannya mengikuti pergerakan Ali yang berjalan mondar-mandir. "Li, kamu tenang dulu. Duduk sini."



"Tidak bisa, Pa. Aku tidak bisa tenang sebelum para dokter itu keluar dan memberitahukan keadaan Illy," ucapnya yang masih berjalan dengan perasaan gelisah. "Kenapa lama sekali mereka memeriksanya?" Terlihat sekali Ali yang tidak sabar.



Sesaat kemudian, Ali menghampiri papanya. " Pa. Apa dokter yang berada di dalam itu dokter terbaik? Dokter yang memang sudah diakui kemampuannya?"



"Li-"



"Awas saja kalau terjadi apa-apa sama Illy. Aku akan membuat mereka dipecat dan tidak diterima di rumah sakit mana pun." Yarendra mendengus mendengar ucapan Ali. Ia tahu bahwa putranya saat ini tengah khawatir. Karena Ali dan Illy sudah berteman sedari kecil. Ya tapi jangan berlebihan seperti ini.



Yarendra. Anda tahu Ali adalah Sahabat yang sangat mengkhawatirkan Illy, tapi kenapa Anda tidak peka jika putra bungsu Anda mencintai Illy?



"Pa, Kak Rasya tidak dibiarkan saja ke sini? Bagaimanapun, kan dia suaminya Illy," ucap Ali. Tentu saja itu hanya sekedar basa-basi.



Yarendra memalingkan wajahnya. "Jangan harap. Bahkan, setelah Illy sehat nanti, Papa akan mengurus perceraian mereka." Satu sudut bibir Ali terangkat tanpa sepengetahuan Papanya.



Ali dan Yarendra berdiri ketika pintu yang sedari tadi mereka tunggu terbuka. "Bagaimana keadaan putri saya. Dok?"



Dokter itu menampilkan senyum manis. "Tidak apa-apa, Pak. Hal ini biasa terjadi jika ibu hamil mengalami kelelahan."



"Hamil?" Tuan Yarendra dan Ali terlihat begitu terkejut. Perasaan campur aduk dialami keduanya saat mendapat kabar ini dari dokter. Bahagia ... dan bingung.



Dokter itu meraih sebuah kertas dari perawat yang ada di sampingnya, kemudian menyerahkan pada Yarendra yang langsung diambil alih oleh Ali. "Ini resep beberapa vitamin yang harus ditebus. Diharapkan pasien meminumnya secara teratur ya, Pak."



"Terima kasih, Dokter." Dokter itu mengangguk dan berlalu. Tidak mereka sadari, seseorang di balik dinding juga turut mendengarkan ucapan Dokter sebelumnya. Membuat ia terkejut dan merasa bingung.



***



Yarendra menghempaskan tubuhnya pada sandaran sofa. Pria paruh baya itu baru saja sampai di rumahnya. Setelah menitipkan Illy pada Ali, ia memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. Pikirannya benar-benar kacau saat ini. Di saat ia akan memisahkan Illy dan Rasya, kabar mengejutkan hadir secara tidak terduga.



Memilih pulang, Yarendra mencoba untuk menjernihkan pikirannya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan besar. Desi yang datang dengan secangkir kopi di tangannya menatap sang suami bingung.

Menjadikanmu Milikku (APL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang