🐰 40. Malu 🐰

1K 81 13
                                    

40. Malu

🐰🐰🐰🐰🐰🔥🔥🔥🐰🐰🐰🐰🐰



Rasya memeluk tubuh wanita cantik yang kini tengah berdiri memandangi kolam ikan di belakang rumahnya. Melingkarkan lengan kekar pada perut yang pusarnya terekspose itu, juga menumpukan dagu pada pundak wanita itu secara mesra.



"Aku suka aromamu, Sayang," ucapnya di sela-sela menghirup aroma pada leher putih wanita itu.



Sebuah usapan halus pada punggung tangan membuat pria itu tahu kalau wanita dalam dekapannya tengah menumpukan tangan mereka yang berada pada perut rata. Bagi Rasya, itu adalah sentuhan sebagai godaan. "Baby," ucapnya dengan suara serak.



Oke. Dia tidak akan membuang waktu lagi. Kini, pria itu mulai bergerak menjalankan aksinya.



"Rasya, kita baru saja melakukannya," ucap wanita itu kala tangan Rasya mulai menangkup dada sintal dengan bibir yang turut menciumi tengkuk juga menggigiti telinga wanita di dekapannya.



"Mm, salahkan kehangatan dirimu yang selalu membuatku ketagihan, Baby." Rasya masih gencar menciumi leher itu, memberikan tanda keunguan di sana.



"Seperti kamu tidak tahu saja, kalau aku tidak akan cukup jika hanya sekali, dua kali atau pun tiga kali saat denganmu," ucapnya merayu. Ia terkekeh ketika melihat bola mata cantik itu memutar mencemoohnya.



"Asal kamu tahu, bahkan bergumul dengan kamu di bawah selimut seharian pun aku mampu."



Lagi-lagi Rasya mendengar kekehan dari bibir seksi itu. Akan tetapi cepat berubah desahan saat dirinya sedikit lebih menekan dada dalam genggaman tangannya.

***

Illy mengerjapkan mata, menguceknya beberapa kali. Ia menyadari jika saat ini dirinya dalam dekapan seseorang-Ali



Bola mata hazzle itu terbuka sempurna, kepalanya mendongak dan melihat rahang kokoh terpampang di depan wajahnya. Embusan napas hangat menerpa wajah, juga tubuh hangat yang mendekap menyadarkan ia akan aktivitas yang baru saja mereka lakukan.



Mengingat akan hal itu, seketika Illy mengingat akan pengkhianatan dirinya pada pernikahannya dengan Rasya. Entah apa yang akan terjadi jika sang suami mengetahui kelakuannya dengan Ali. Pastinya, Rasya akan murka, marah dan kecewa.



Melirik jam pada nakas, Illy mulai menggerakkan tubuhnya perlahan. Berusaha agar tidak membuat seseorang yang mendekapnya terganggu. Perlahan, ia mencoba untuk menyingkirkan tangan Ali yang ada di perutnya.



"Mau ke mana, Ly?" Gagal. Rencananya gagal. Buktinya, Ali bertanya dalam mata terpejam namun tangan yang malah mengeratkan pelukan.



"Aku. Harus pulang, Li," ucapnya dengan tangan yang menahan dada Ali.



"Tunggulah dulu. Sebentar lagi. Biarkan sebentar seperti ini," pintanya dengan nada lirih sembari kembali menguatkan pelukannya.



"Li. Aku harus pulang," ucap Illy dengan nada memelas.



Menarik napas dalam, Ali pun melepaskan pelukannya. "Baiklah." Pria itu meletakkan lengan di atas kepala.



Segera Illy beranjak dan memunguti beberapa potong bajunya yang berserakan. Tidak menyadari seseorang yang memandangnya penuh nafsu. Illy. Tidakkah kau sadar saat ini kau dalam keadaan naked? Dan ada seorang laki-laki di belakangmu yang memandangmu penuh nafsu?



Satu siulan membuat Illy membalikkan badannya. Memandang Ali dengan wajah polos. "Apa kamu sengaja menggodaku?" tanya Ali dengan wajah dipenuhi senyuman mesum.



Satu alis Illy terangkat dengan polosnya, membuat Ali memutar bola mata dan berdecak. Sepolos inikah wanita yang ia cintai? "Kamu mengumpulkan baju-baju kamu dengan keadaan tubuh kamu yang seperti itu. Jadi, untuk apa jika bukan untuk menggodaku?" Ali berucap dengan menunjuk Illy.



Illy yang sebelumnya bingung kini tampak mulai memerhatikan tubuhnya. Seketika itu juga ia berlari ke arah kamar mandi disertai teriakan. "Ali! KAMU MESUM!"



Teriakan Illy dari kamar mandi membuat Ali tertawa sampai terpingkal-pingkal. Hingga sesaat kemudian, tawanya berhenti. Dalam hati ia bertanya. Akankah suasana seperti ini akan bisa ia rasakan kembali kelak? Ia berdecak. Mengenyahkan pikirannya, Ali memilih untuk membenamkan kembali tubuhnya di bawah selimut.



Illy keluar setelah membersihkan diri. Memakai pakaian yang sebelumnya karena tidak mempunyai pilihan. Dilihatnya Ali yang kembali terlelap. Dalam hati ia berjanji kalau kejadian ini akan menjadi yang terakhir baginya.



Tanpa berpamitan Illy keluar dari apartemen Ali. Pergi meninggalkan pria itu yang tidak ia ketahui tengah memandang kepergiannya dengan sendu dari balik selimut.



Tidak butuh waktu lama untuk Illy sampai di rumah. Menormalkan detak jantungnya ia berusaha bersikap biasa di depan temannya nanti.



Langkahnya terhenti, bola mata hazzle itu memicing kala mendapati mobil Rasya terparkir di rumah.



Kenapa suaminya begitu cepat pergi ke luar kota?



Memasuki rumah Illy langsung mencari keberadaan dua orang yang menempati rumahnya. Ketika mendengar sebuah suara dari arah kolam renang, Illy dengan segera berjalan ke arah samping rumah sembari mempertajam pendengarannya.



Illy sampai di ambang pintu. "Kalian?"

🐰🐰🐰🐰🐰🔥🔥🔥🐰🐰🐰🐰🐰

Maaf, ya. Kemarin lupa kalau kamis

🐰🐰🙏🙏🙏🙏😍

Selamat membaca semua😋😋


Menjadikanmu Milikku (APL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang