🐰 Ternyata 🐰

535 50 0
                                    

17. Ternyata

🐰🐰🐰🐰🐰🔥🔥🔥🐰🐰🐰🐰🐰


Ali mengendarai mobilnya dengan perasaan bahagia. Ali baru saja menangani sebuah proyek yang dipercayakan pada dirinya oleh sang papa. Dan semakin ia bangga karena dirinya telah berhasil meyakinkan klien incaran perusahaannya di pertemuan pertama.

Kesepakatan kerja sama di antara keduanya pun terjadi. Ah, papanya pasti bangga saat mengetahui apa yang dipercayakan padanya telah berhasil ia genggam.

Dalam berkendara, Ali menangkap siluet yang sangat ia kenali. Tanpa memastikan dua kali pun, ia yakin akan sosok itu. yang menjadi pertanyaannya adalah untuk apa dia berada di sini?

Tanpa mempertimbangkan lagi, Ali segera membelokkan mobilnya ke tempat itu. Mencoba untuk menemuinya.

Baru saja ia memarkirkan mobil, seseorang tadi sudah lebih dahulu masuk ke tempat itu. Mencoba mencari tahu, ia memilih untuk mengikutinya. Tidak lupa ia memberi jarak di antara mereka.

Langkah Ali turut berhenti kala seseorang yang ia buntuti berhenti. Dilihat dari gelagatnya seperti ada keraguan dalam diri orang itu.

Ali kembali berjalan mendekat kala siluet yang ia ikuti telah memasuki sebuah ruangan. Mata pria itu membulat seketika saat membaca sederet tulisan identitas yang tertempel pada daun pintu.

"Dokter kandungan?" tanya Ali pada diri sendiri. Tangan pria berjas itu tiba-tiba saja terkepal kala memikirkan hal yang membuatnya murka.

Benarkah? Benarkah Illy hamil? Ya, Illy. Siapa lagi wanita yang mampu mengalihkan Ali dari segala persoalan?

Ali menggelengkan kepalanya keras. Semua yang ada di pikiran sana berusaha ia tepis, tidak boleh terjadi. Apakah harus?

Satu tangan Ali terangkat untuk memegang handle pintu. Ingin ia memasuki ruangan itu dan menarik Illy agar bisa melakukan hal yang ada di pikirannya. Biarlah, asal tahu saja, apa pun akan ia lakukan demi mendapatkan Illy.

"Saya ingin melakukan tes itu lagi, Dok." Suara Illy terdengar. Ia mengurungkan niat untuk membuka pintu.

Tes? Tes apa? Tes kehamilankah? Ia menempelkan daun telinga pada pintu.

"Ibu Illy, maaf sebelumnya. Mau berapa kali Ibu melakukan tes itu?" Suara lain yang terdengar di indra pendengarannya membuat Ali sedikit bingung.

Tidak mengerti arah pembicaraan mereka. Memilih menajamkan pendengarannya, Ali mencoba mencari tahu lebih dalam.

"Mau berapa kali pun Ibu melakukan tes ini, hasilnya akan sama. tidak ada yang salah dalam diri Ibu. Ibu Illy bisa memiliki anak." Ucapan wanita lain yang Ali dengar semakin membuat ia menjadi bingung.

Entah apa yang sebenarnya mereka bicarakan. Bukankah Illy mendatangi dokter kandungan untuk memeriksa kandungannya? Lalu kenapa penjelasan yang ia dengar mengisyaratkan kalau Illy bisa memiliki anak?

"Tapi, saya belum hamil juga, Dok." Yes. Satu kalimat Illy yang baru saja  dilontarkan menjawab semuanya. Menjawab kebingungan Ali. Dan yang pasti satu kalimat itu mampu membuat sisi dalam diri pria itu bersorak gembira.

Bersorak penuh kemenangan tanpa keributan, Illynya masih utuh miliknya. Bukan yang lain, atau pun sang kakak Rasya.

"Bu, dalam hal ini, suami istri sama-sama mempunyai peran penting. Untuk melakukan tes ini pun juga harus dilakukan oleh keduanya. Bukan hanya dilakukan oleh istri atau suami saja."

Menjadikanmu Milikku (APL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang