🐰 Rencana Desi 🐰

597 40 0
                                    

6. Rencana Desi

🐰🐰🐰🐰🐰🔥🔥🔥🐰🐰🐰🐰🐰

Rasya memberikan satu gelas jus jeruk pada Tasya. Dengan senang hati, perempuan berambut panjang itu menerimanya. Meneguk air orange itu dengan mendongak, saat itulah Rasya tidak dapat mengalihkan pandangannya dari leher jenjang putih itu.

Rasya segera menggeleng lalu duduk berdampingan dengan Tasya. "Kamu tahu, Sya?” tanya Tasya tanpa mengalihkan pandangan dari hamparan bunga mawar di hadapannya.

"Aku suka bunga mawar meskipun berduri, mereka cantik. Mama juga suka menanamnya di rumah ...." Tasya menceritakan tentang dirinya pada Rasya dengan begitu antusias. Tidak menyadari jika sedari tadi pria di sampingnya hanya menikmati keindahan wajah yang dimiliki.

Tidak menghiraukan cuapan Tasya yang terus bercerita. Rasya tidak menampik, jika wanita teman SMAnya ini begitu cantik, Ia menyadari itu. Bahkan, sejak dulu. Sejak mereka masih sama-sama duduk di bangku SMA.

Rasya masih ingat. Betapa dulu ia mengagumi wanita ini. Mengaguminya melalui kejauhan. Kebaikan, kecantikan, kecerdasan, kemolekan, semua ia menyukainya. Paras Tasya yang cantik membuatnya menjadi most wanted di sekolah dulu.

Bahkan, dua semester di perkuliahan pun Tasya tetap menjadi yang terhebat baginya. Banyak murid laki-laki yang mengidolakannya. Apalah daya Rasya saat itu hanya menjadi murid yang tidak terlalu mencolok dan hanya menjadi sebagian keping kecil dari pengagum rahasia Tasya.

Ya. SMA dulu Rasya hanyalah seseorang yang tidak terlalu banyak bicara dan bergaul. Bila dikatakan murid pendiam dan culun pun Rasya juga tidak seperti itu. Hanya saja, Rasya lebih mementingkan masa depannya kala itu dari pada mengurusi hal yang berhubungan dengan masalah wanita.

Ia pun masih kurang percaya jika saat bertemu tadi Tasya juga mengenalinya. Mengenai Illy, Rasya merasa dirinya telah menjadi seseorang yang beruntung karena telah mendapatkan seorang istri yang cantik dan baik hati seperti Illy.

Belum lagi rasa sabar sang istri saat mendapat cercaan dari mamanya. Ahh, bicara mengenai Illy, apakah istrinya sudah sampai di rumah?

Tasya mengalihkan pandangan. Saat itulah ia menyadari jika Rasya tengah menatapnya intens. "Kamu kenapa, Sya?" Tasya bertanya saat Rasya telah tersadar sepenuhnya.

"Ah. Tidak papa, kok." Tasya mengangguk.

"Oh iya. Ngomong-ngomong, istri kamu mana, ya? Kok dari tadi aku tidak melihatnya? Aku juga pengen ngobrol sama dia."

"Oh ... Illy?" Tasya menganggukkan kepala. "Dia sudah pulang,” jawab Rasya.

Hal itu membuat Tasya melotot seketika. "Kamu kenapa melotot begitu?" tanya Rasya dengan kekehannya yang merasa lucu melihat pelototan dari Tasya.

"Kalau istri kamu sudah pulang, kenapa kamu masih ada di sini?" tanya Tasya heran.

"Kenapa? Tidak boleh?"

"Bukan begitu, Sya! Tapi, kan—" Belum sempat Tasya menyelesaikan ucapannya, Rasya memotongnya untuk menghentikan protesan dari Tasya.

"Kan, aku harus menemani kamu di sini!" Lagi-lagi jawaban Rasya membuat Tasya merasa tidak enak. Ia hanya mampu menggigit bibir bawahnya.

Menjadikanmu Milikku (APL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang