🐰 39. Selingkuh🐰

1.3K 102 33
                                    

39. Selingkuh.

🐰🐰🐰🐰🐰🔥🔥🔥🐰🐰🐰🐰🐰


Rasya memandang keadaan rumahnya dengan wajah datar. Meretas ingatan akan seorang wanita yang telah dengan berani memasuki kediamannya dan sang istri.

Rasya tahu, saat ini Illy tidak berada di rumah. Melainkan tengah berada di apartemen sang adik untuk merawat Ali yang katanya baru saja dipukuli antek-antek klub malam. Dari mana ia tahu? Tentu saja. Sosok Illy yang merupakan istri patuh memberitahukan keberadaan pada dirinya.

Ah, kalau mengingat adiknya itu Rasya berdecak menanggapi kelakuan Ali yang selalu bertingkah sok jagoan. Lagi-lagi ia harus menggelengkan kepala.

Tunggu! Untuk apa ia memikirkan sang adik? Saat ini, ada yang harus ia selesaikan.

Rasya segera turun dari mobil dan memasuki rumah. Menampilkan wajah datar ia berjalan tergesa ke arah sebuah pintu. Sebuah ruangan di mana menyembunyikan seorang wanita di dalamnya.

Rasya membuka pintu itu secara kasar, menatap seorang wanita yang tampak terkejut di depan sana. Berdiri kaku di depan pintu toilet dengan tubuh yang hanya dibalut oleh sebuah handuk. Tidak menghiraukan, ia tetap memandang datar dan intens.

"Rasya," ucap wanita itu lirih dengan masih terlihat mimik yang terkejut. Sesaat kemudian wanita itu menyilangkan tangan di depan dada. Hah. Percuma. Hal itu tidak bisa menutupi seluruh tubuhnya.

Masih memandang tajam, Rasya mulai berjalan ke arah wanita itu, memandangnya lurus tanpa mengalihkan tatapan sedikit pun. Tatapannya itu seolah-olah ingin memakan wanita di hadapannya hidup-hidup. Dengan gerakan kilat ia meraih pinggang wanita di hadapannya.

Kedua tangan wanita itu kini telah bertengger di depan dada bidangnya. Gerakan menyanggah tubuh agar tidak terlalu menempel. Bola mata cantik yang tadi menampakkan kebingungan kini malah memutar dan memasang wajah manja. "Kamu mengejutkan aku Rasya," ucapnya seperti mengadu.

Senyum smirk Rasya terukir. "Kamu." Ujung jarinya terangkat, bertengger di wajah wanita itu dan mulai menelusuri wajah cantik yang terasa mulus di tangannya. "Terlalu berani, Sayang."

Senyum miring terukir dari bibir wanita itu. "Apa yang harus aku perbuat? Aku terlalu merindukanmu, Sayang."

Senyum kini pun terukir di wajah Rasya. Mempererat rengkuhannya di pinggang wanita di hadapannya. "Kalau begitu, ayo kita lakukan karena aku sudah emrindukan ketetatanmu." Ia mulai menyerukan wajahnya pada leher wanita itu. Aroma sampo dan sabun berpadu menjadi satu. Membuat Rasya melanglang buana akan imajinasi mereka di atas ranjang.

***

Ali menggerakkan kepalanya. Mencoba menyadarkan dirinya dalam keadaan kepala yang masih terasa sakit. Masih dengan mata tertutup, Ali mencoba menyadarkan diri. Satu tangan terangkat memijit kepala. Mencoba menghilangkan pening yang ia rasa.

Ali menempatkan lengannya di atas mata yang terpejam, mencoba memutar kembali apa yang telah ia alami. Ya. Ia ingat sekarang. Di mana ia yang mabuk di sebuah klub akibat dari pelampiasan masalahnya, lalu berakhir dipukuli bodyguard di sana. Hah, efek wanita.

Baru saja ia ingin bangun, sesuatu terasa menahan tangannya yang lain. Ia melirik ke bawah, sontak saja bola matanya membulat kala melihat sesuatu, ah. Seseorang yang menahan tangannya.

Dia.

Seorang wanita. Seorang wanita yang begitu ia kenal. Senyum terbit begitu saja kala pria bermata tajam itu melihatnya. Dia, wanita yang Ali cintai. Illy. Tengah tertidur dengan tangannya sebagai tumpuan.

Menjadikanmu Milikku (APL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang