15. Konsultasi
🔥🔥🔥🔥🔥🐰🐰🐰🔥🔥🔥🔥🔥
"Hallo, Tante!" Suara milik wanita cantik itu menggema di dalam rumah milik keluarga Yarendra. Sapaan riang itu menyadarkan Desi yang tengah asyik dengan majalah fashion di pangkuannya.Dengan wajah bahagia, Desi bangkit untuk menyambut si pemilik suara dengan rangkulan dan ciuman hangat.
"Zizi. Ya ampun, Tante kangen," ucap Desi sembari memberikan ciuman di pipi kiri dan kanan Zizi. Sungguh. Penyambutan yang berbeda sekali dengan yang biasa ia lakukan terhadap Illy.
"Aduh. Calon mantu, Tante yang satu ini semakin cantik saja." Ucapan Desi yang memuji Zizi berhasil membuat Zizi mengembangkan senyum dan merona.
"Duduk dulu, Sayang!" Keduanya duduk berdampingan pada sofa panjang.
"Bibi. Buatkan dua minuman!" teriak Desi pada asisten rumah tangganya. Sesaat kemudian, atensi Desi kembali teralihkan pada keberadaan Zizi. "Tumben kamu datang?"
"Memangnya aku tidak boleh mengunjungi, Tante?" Pertanyaan Zizi sontak saja mengundang tawa dari Desi.
"Ya enggak begitu dong, Sayang. Kamu boleh kapan saja datang ke rumah ini. Cuma, sekarang Ali lagi tidak ada di rumah," jelasnya.
Wajah Zizi berubah menjadi cemberut. "Itu dia, Tante. Zizi mau bilang kalau kemarin itu Ali meninggalkan Zizi sendirian di Restoran." Pemberitahuan Zizi membuat Desi melotot.
"Ya ampun. Maafkan Ali ya, Sayang. Kamu tenang saja. Setelah ini Tante bakalan tegur Ali.""Jangan, Tante, kasihan Ali." Zizi berucap dengan manja.
Mendengar itu Desi menjadi bingung. "Kenapa, Sayang? Kamu takut sama Ali?"
Zizi menggeleng. " Jangan pokoknya. Janji loh, Tan jangan marahin Ali. " Desi mengangguk. "Lagian, Zizi ke sini mau silaturahmi sama calon mertua Zizi." Zizi berucap dengan senyumnya dan menggenggam tangan Desi erat.
"Kamu memang menantu idaman. Perhatian banget sama mertua. Padahal baru calon. Bagaimana kalau sudah jadi menantu Tante beneran?" Keduanya tertawa dengan penuh kebahagiaan.
"Mm ... sebenarnya, ada sesuatu yang ingin Zizi bicarakan sama Tante juga, sih," ucap Zizi dengan wajah yang agak ragu.
Kening Desi terlipat, merasa penasaran dengan sesuatu yang ingin Zizi bicarakan. "Mau bicara soal apa, Sayang?"
"Tapi, Tante jangan marah, ya?" Zizi memasang wajah takut.
"Apa, Sayang?" Desi mengulang pertanyaan karena Zizi terkesan mengulur waktu.
"Tante masih ingat tidak sama teman Zizi yang namanya Tasya. Yang waktu itu Zizi ajak kesini?"
Desi tampak berpikir untuk mengingat. "Yang katanya temannya Rasya pas SMA itu?" Zizi mengangguk untuk membenarkan pertanyaan Desi. "Ada apa sama dia?"
Perempuan berambut panjang yang digerai itu mengulum senyum. "Kemarin, Zizi main ke apartemen Tasya. Tasya bilang, kalau ... kalau Tasya sama Rasya tidak sengaja ciuman," ucap Zizi dengan memelankan suaranya di akhir kalimat. Namun, Desi tetap bisa mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadikanmu Milikku (APL)
RomanceTidak ada yang bisa Ali lakukan selain merelakan Illy untuk kakaknya saat melihat dua orang yang disayanginya akan menikah. Namun, semua berubah karena ketidaksengajaan di malam pertama sang kakak dan kakak iparnya. Bagaimana mungkin malam itu bisa...