《12.30》
Para murid Riverdale Country School tengah asik di kantin, menyantap makanan dan minuman sambil bercengkrama satu sama yang lain.
"Kyl, ayo ke kantin!" ajak Bianca yang sudah beranjak dari tempat duduknya.
"Gue males ke kantin kalau gak ada Vie," jawabnya, "Si Vie kenapa lama banget sih, pulangnya? Atau jangan-jangan, dia lagi jalan-jalan?" lanjut Kyla.
Bianca yang sudah paham dengan kelakuan sahabatnya itu langsung menutup telinga dengan kedua telapak tangannya. Setelah ia melihat bibir Kyla tidak bergerak lagi, Bianca pun melepaskan tangannya, "Udah, ngomongnya?"
"Jadi, dari tadi lo gak dengerin gue? Ih, tega banget, sih! Gue kan, udah ngomong pa--"
Dengan cepat Bianca membekap mulut Kyla menggunakan telapak tangannya, "Kyla, Sayang ... bisa diem, gak?" ucapnya dengan lembut, "Sekali lagi lo ngomong, gue sumpel mulut lo pake itu!" sambung Bianca dengan nada yang lebih tinggi sambil menunjuk ke arah penghapus papan tulis.
Kyla yang merasa ketakutan dengan spontan langsung menganggukkan kepalanya sambil melepas tangan Bianca secara perlahan.
"Anak pinter," ujar Bianca sambil mengelus puncak kepala Kyla.
"Kyla! Kyla!" panggil seseorang dari arah luar kelas.
"Siapa, Kyl?" tanya Bianca penasaran.
"Gue juga gak tau, Ca," balasnya.
"Kyla, keluar kelas, dong!" panggil orang itu kedua kalinya.
Kyla yang merasa risih dengan teriakan tersebut bergegas keluar dari kelas dan ternyata...
"Hai, Kyl!" sapa Nathalie.
"Gawat nih, kalau Bian sampai tau Kyla temenan sama Nathalie," batinnya.
"H-hai ju-juga, hehe ..." jawab Kyla terbata-bata.
"Ke kantin, yuk! Gue yang traktir," ajak Nathalie sambil menarik tangan Kyla menuju kantin.
Bianca yang mulai penasaran langsung melangkah keluar dari dalam kelas, "Lah, tuh anak kemana? Yaudah lah ya, mending gue ke perpus aja, nyari buku."
°●_●°
Drtt... Drtt...
Adanya suara getaran ponsel dari atas meja, namun sang pemilik belum menyadarinya.
Drtt... Drtt...
Kedua kalinya, akhirnya sang pemilik mulai menyadari getaran itu, dengan cepat ia mengangkat panggilan tersebut.
"Halo?" ucapnya.
"Saya ketemu Michell."
"Anda serius? Di mana?" jawab Andre dengan nada yang mulai meninggi.
"Rumah sakit Harapan."
"Sekarang Michell berada di Indonesia, keberadaannya tidak jauh dari kita. Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan? Saya takut apa yang sudah kita rencanakan akan gagal!" jelas Andre yang mulai panik.
"Anda tidak perlu khawatir, saya pastikan Michell tidak akan pernah mengetahui keberadaan kita."
"Baik, jika kau bisa membuat Michell tidak mengetahui keberadaan kita. Tapi, bagaimana jika dia tau keberadaan Bianca?" tanya Andre.
"Saya yakin Michell tidak akan tau di mana anak kandungnya, karena saya sudah membawa mereka pergi dari rumah yang lama. Semua akan berjalan dengan lancar sesuai rencana kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should Me?
Teen FictionYang selalu kulihat, kehidupan seseorang itu layaknya seperti 'Setelah turun hujan, terbitlah pelangi yang indah'. Namun mengapa aku berbeda? Pelangi yang indah? Itu tidak ada dalam kamus hidupku. Kehidupan keluargaku saja bagai diterpa badai. Naasn...