[Di dalam gedung kelulusan]
Acara demi acara telah selesai di laksanakan. Hanya tinggal menunggu beberapa jam lagi untuk acara nanti malam selanjutnya, yang pastinya ini merupakan acara yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh siswa dan siswi RCS. Baik kelas 12--yang bisa dibilang sudah resmi lulus dari sekolah Riverdale Country School, maupun adik kelas--yang mendapat undangan untuk tampil di acara nanti.
°●_●°
[Fast Food Restaurant]
Saat ini Bryan, dkk. Bianca, dkk. dan para orang tua mereka sedang berada di rumah makan, yang tepatnya berada di restoran cepat saji, yang jaraknya tidak jauh dari gedung kelulusan.
Untuk Andre dan Reiki, mereka sudah kembali ke kantor polisi. Karena, seorang polisi sudah menghubungi Michell dan meminta untuk segera mengembalikan para tahanannya itu.
"Maaf ya, Om cuma bisa nemu restoran cepat saji ini. Karena jaraknya yang deket sama gedung, ya cuma restoran ini," ucap Michell. Memang Michell mengajukan diri untuk mencari restoran yang akan mereka singgahi. Hitung-hitung sebagai rasa syukur, karena Bianca mendapatkan nilai tertinggi di sekolah. Dan ternyata, tidak disangka, papi Farel berniat untuk membayar semua biaya hidangan di restoran, nanti.
"Sungguh rezeki anak baik," batin Bryan saat mendengar ucapan Papi Farel dan papa Bianca.
"Gak apa-apa kok, Om. Apapun makanannya, kalau yang namanya gratis, si Kyla selalu maju paling depan," ucap Sylvie sambil melihat Kyla yang sudah melihat menu makanan lebih dahulu.
"Hehe ... maaf ya, Papa Bian. Kyla emang seneng banget sama makanan cepat saji, jadinya Kyla duluan deh, liat menunya," balas Kyla yang malu dan langsung menaruh menu makanan itu kembali ke tempat asalnya.
Farel yang melihat tingkah laku Kyla, ingin sekali dirinya mencubit pipi Kyla yang bersemu merah itu.
"Bohong, Om, jangan percaya! Si Kyla mah kalau masalah makanan, mau itu makanan lama saji juga, pasti dia paling gercep (gerak cepat), deh! Yang penting apa, Syl?" imbuh Bryan.
"GRATIS!" jawab Sylvie yang kompak membuat malu Kyla di depan para orang tuanya.
Orang tua mereka pun tertawa, termasuk mommy dan daddy Kyla, melihat kelakuan Bryan dan Sylvie yang terus memojokkan Kyla.
"Ih, Bryan, Vie! Kalian kenapa, sih? Kan, gue jadi malu. Mom sama Dad juga, kenapa ikut-ikutan ketawa? Bukannya belain anaknya," keluh Kyla sambil mengngerucutkan bibirnya.
"Udah, udah. Kalian mau terus debat kayak gitu? Malu dong, sama orang tua kalian," ujar Bianca, yang mencoba menghentikan perdebatan mereka. Dan benar, setelah Bianca berbicara, Sylvie, Bryan, dan Kyla pun kembali terdiam.
"Yasudah kalau begitu, mari kita pesan makanan dan minumannya," ajak mami Farel, kepada semuanya.
"Iya, ayo. Keasikan ngobrol ya kita," balas Mariam.
"Mas!" panggil Bianca kepada pelayan restoran itu, yang tepatnya seorang laki-laki.
"Caca kok, manggil 'mas'nya lembut banget, sih? Kalau manggil aku gak selembut itu," keluh Bryan sambil menatap wajah Bianca.
"Apaan sih, Yan?" balas Bianca yang berusaha bodoamat.
Tanpa berlama-lama, pelayan itu datang menghampiri Bianca, karena memang Bianca yang memanggilnya tadi.
"Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" tanya pelayan laki-laki itu kepada Bianca. Bisa dibilang pelayan laki-laki ini cukup ganteng. Makanya, Bryan agak sedikit cemburu.
"Begi--" Belum sempat Bianca menyelesaikan ucapannya, Bryan sudah memangkas ucapan Bianca.
"Eh sini, Mas. Yang ada keperluan itu saya, bukan dia," ucap Bryan usai menyela ucapan Bianca. Bianca pun tersenyum kecil, melihat tingkah Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should Me?
Teen FictionYang selalu kulihat, kehidupan seseorang itu layaknya seperti 'Setelah turun hujan, terbitlah pelangi yang indah'. Namun mengapa aku berbeda? Pelangi yang indah? Itu tidak ada dalam kamus hidupku. Kehidupan keluargaku saja bagai diterpa badai. Naasn...