Cahaya bulan mulai menunjukkan keberadaannya, ia sedari tadi menemani Bianca di sepanjang jalan.
Sesampainya di rumah, gadis itu bergegas masuk ke dalam kamarnya tanpa menyadari ada Mariam dan juga Reiki yang tengah duduk di ruang tamu sambil menonton berita malam di televisi.
"Benar-benar ya anak itu, tidak punya sopan santun sama orang tua," cerocos Mariam.
"Mungkin Bianca lelah, Sayang ..." ucap Reiki.
"Kamu ini mengapa selalu membela anak tidak tahu diri itu, Mas?!" sewot Mariam dengan sorotan mata yang tajam.
"Sayang, kamu baru saja keluar dari rumah sakit. Jangan marah-marah, ya?" papar Reiki yang mencoba menenangkan sang istri sambil sesekali mengelus bagian punggungnya.
Mariam mengaku kalah ketika sang suami memberikan perhatiannya. Ia mencoba memendam emosi terhadap Bianca walaupun hanya sesaat.
[Kamar Bianca]
Gadis itu membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil memejamkan matanya, "Huft ... cape banget hari ini."
°●_●°
Keesokan harinya...
[Di tempat kediaman Sylvie]
"Hoa-- " Baru saja Sylvie ingin menguap, tiba-tiba ia dikejutkan dengan kehadiran Kyla yang tengah tersenyum ke arahnya.
"Pagi, Vie!" sapa Kyla.
Gadis itu sudah rapih mengenakan seragam sekolah dengan riasan make up natural yang terlukis di wajahnya.
Sebenarnya semalam Kyla menginap di apartemen Sylvie, namun tidak diketahui oleh sahabatnya itu. Karena, Sylvie sudah lebih dulu tertidur pulas di dalam kamarnya.
Awalnya, Kyla datang ke rumah Sylvie, namun seorang satpam di rumah Sylvie mengatakan bahwa Sylvie tidak berada di rumahnya malam itu. Jadi, Kyla memutuskan untuk pergi ke apartemen Sylvie dan ternyata memang benar, Sylvie berada di dalamnya.
Memang awalnya Kyla membatalkan niatnya untuk pergi mengunjungi Sylvie, karena moodnya sangat buruk, mengingat ia batal membeli ikan. Tetapi, karena Bryan datang dan memberi ikan yang diinginkannya, moodnya langsung naik. Maka, ia putuskan untuk pergi menginap di kediaman Sylvie.
Lalu mengapa Kyla bisa masuk ke dalam apartemen? Karena, Sylvie sudah memberitahu password apartemennya kepada Kyla, Bianca dan juga kedua orang tuanya. Jadi, kapanpun itu, mereka bisa masuk ke dalam apartemen miliknya.
"L-lo ngapain di sini?" tanya Sylvie penasaran.
"Semalem gue ke rumah lo, ternyata lo gak ada, jadi gue pergi ke sini dan gue tidur di sini," jawabnya, "Oh, iya. Karena kemarin lo ngomong kalau di sini banyak makanan dan ternyata beneran banyak, jadi gue abisin deh, semuanya. Hehe ..." sambung Kyla yang memperlihatkan jejeran gigi putihnya.
Sylvie menghela nafasnya kasar, "Nyesel gue ngasih tau soal itu, and than, gue juga nyesel ngasih tau password apartemen gue ke lo."
"Ih, Vie! Kata mommy gak baik, ngomong 'nyesel' pagi-pagi. Nanti lo gak dapet jodoh, loh!" ucap Kyla dengan kepolosannya.
"Kenapa jadi ke masalah jodoh, sih? Gak nyambung, lo! Udah ah, gue mau mandi!" sewot Sylvie yang langsung beranjak dari tempat tidurnya dan pergi menuju kamar mandi.
"Vie! Ikut!" ledek Kyla.
Spontan Sylvie langsung membanting pintu kamar mandi dengan kencang.
Beberapa jam kemudian, Sylvie dan Kyla bersiap untuk berangkat ke sekolah. Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil Sylvie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should Me?
Teen FictionYang selalu kulihat, kehidupan seseorang itu layaknya seperti 'Setelah turun hujan, terbitlah pelangi yang indah'. Namun mengapa aku berbeda? Pelangi yang indah? Itu tidak ada dalam kamus hidupku. Kehidupan keluargaku saja bagai diterpa badai. Naasn...