SELESAI (2)

2 0 0
                                    

"Sebaiknya, hari ini aku mengunjungi Reiki dan Andre," ucap Michell seorang diri.

Michell beranjak dari kursi dan bergegas keluar menuju kantor polisi, tempat dimana Reiki dan Andre berada saat ini.

Setibanya di kantor polisi...

"Selamat siang, Pak! Ada yang bisa kami bantu?" ujar salah satu anggota kepolisian kepada Michell.

"Selamat siang. Saya ingin mengunjungi kedua teman saya di sini," jawabnya.

"Atas nama siapa, Pak?" tanya si polisi.

"Reiki Alterio Yogaswara dan Andrea Winata," balas Michell.

"Silahkan Bapak tunggu di tempat yang sudah kami siapkan. Saya akan memanggil saudara Reiki dan Andre untuk bertemu dengan Bapak," pinta si polisi, dan Michell pun langsung pergi ke tempat yang dikhususkan untuk para pengunjung yang ingin menjenguk narapidana.

Beberapa menit kemudian, terlihat dua orang polisi dan dua narapidana. Kedua narapidana tersebut tentunya Reiki dan Andre.

"Waktu Bapak lima belas menit. Silahkan ..." ucap si polisi yang berdiri tidak jauh dari ketiga teman lama yang kini sudah duduk berhadapan.

"Bagaimana kabar kalian? Apakah kalian baik-baik saja di sini?" tanya Michell memulai pembicaraan.

"Kami baik-baik saja di sini, Michell," jawab Andre.

"Iya, Rei, kami di sini baik-baik saja. Bahkan semenjak di sini, aku dan Andre selalu mengintropeksi diri kami sendiri, mencoba untuk menjadi seseorang yang jauh lebih baik dari sebelumnya," sambung Reiki ikut menjawab.

"Syukurlah kalau kalian baik-baik saja di sini," ucap Michell.

Ketiga teman lama itu pun melanjutkan obrolannya hingga waktu berkunjung yang telah ditentukan habis.

°●_●°

[Rooftop sekolah]

Sesampainya di sana, Sylvie berhenti sejenak mengatur nafasnya kembali menjadi normal.

Raka yang menyadari ada seseorang yang berada di belakangnya, ia pun langsung menengok ke arah belakang dan ia melihat 'kekasih barunya' yang terlihat sangat kelelahan.

Karena merasa khawatir dengan Sylvie, Raka pun langsung berlari ke arah gadis yang tengah membungkukkan sebagian tubuhnya.

"Kamu gak apa-apa, Syl?!" tanya Raka sedikit panik.

Sylvie mendongakkan kepalanya ke atas dan spontan Raka menyeka keringat yang turun dari kening Sylvie yang hampir membasahi seluruh wajahnya.

"Aku lari-larian cari kamu. Di perpus, gak ada. Di kelas, gak ada. Di gudang, juga gak ada. Bahkan aku sampai cek ke ruang guru pun, kamu gak ada di sana. Terus aku inget ada satu tempat yang belum aku cek, dan ternyata kamu ada di sini," oceh Sylvie.

Raka hanya tersenyum saat kekasih barunya itu berbicara.

"Cape, ya?" ucap Raka menahan tawa.

"Ya cape lah, Ka. Tapi gak apa-apa sih. Demi kamu apa sih, yang nggak?" goda Sylvie.

"Cih, belajar gombal dari mana kamu?" ujar Raka sambil tertawa kecil seraya mengacak gemas rambut Sylvie. "Lagian kamu ngapain nyari aku? Kangen?" lanjutnya

"Ih, rambut aku, Raka!" balas Sylvie sambil merapihkan kembali rambutnya. "Kamu mah gak peka, ah! Males aku," lanjutnya menjawab pertanyaan Raka tadi.

Raka pun tertawa kecil sambil mengelus puncak kepala Sylvie, gak diacak-acak kok kali ini. Gadis yang berada tepat di hadapannya itu menampilkan senyum sedikit malu sekaligus blush yang mulai terlihat jelas di kedua pipi Sylvie.

Why Should Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang