BALI
Ya, di sinilah mereka. Di kota yang indah, di sebuah pulau yang dikenal karena memiliki pegunungan berapi yang hijau, terasering sawah yang unik, pantai, dan terumbu karang yang cantik. Terdapat banyak tempat wisata religi seperti Pura Uluwatu yang berdiri di atas tebing, dan juga kota yang menjadi pilihan untuk mereka berlibur bersama sebelum waktu, resmi memisahkan mereka.
Mungkin sebagian dari kalian bertanya, kenapa harus Bali? Kenapa tidak dengan kota yang lainnya? Jawabannya : Karena Bianca. Kenapa dengan Bianca? Ada apa dengan Bianca? Kenapa harus Bianca? Kenapa tidak dengan yang lainnya?
Hmm... bingung, ya? Ya sudah, mari simak ceritanya.
*Flashback On
Malam yang sejuk, damai, dan sunyi. Tepat di kursi taman yang berada di halaman rumah Bianca, di sinilah Bianca dan Bryan berada. Mereka berbincang hangat, ditemani oleh secangkir teh hangat dan makanan ringan yang sengaja Bryan beli sebelum sampai di rumah Bianca.
"Ca ...."
"Hm?"
"Aku pengen deh, kita liburan bareng. Bareng temen-temen yang lain, gitu. Ya, sebelum kita semua benar-benar memulai hidup baru, nantinya. Pasti seru, ya?"
"Emm ... boleh. Kayaknya bakal seru, deh! Kalau gitu, ayo kita liburan!"
"Nanti deh, kalau acara perpisahan udah selesai, hari berikutnya kita liburan, gimana? Eh, tapi aku mau nanya dulu nih, sama kamu."
"Boleh, mau nanya apa?"
"Ada tempat yang lagi dipengenin banget sama kamu buat dikunjungin, gak?"
"Aku pengen banget ke Bali, pertama dan terakhir kalinya aku ke sana, itu waktu aku masih kecil. Waktu itu, aku sama papa pergi berdua ke Bali. Kata papa, itu hadiah ulang tahun buat aku. Karena papa tau, aku emang sepengen itu pergi ke Bali. Dan bagi aku saat ini, Bali adalah kota yang menyimpan kenangan indah aku sama papa, kota yang menjadi saksi kebahagiaan aku."
Bianca tersenyum saat memori indah bersama Michell terputar kembali di otaknya.
"Kalau Bali bisa menyimpan kenangan antara kamu dan papa kamu, aku juga pengen Bali menyimpan kenangan tentang kita, menjadi saksi kebahagiaan kita, yang nantinya bisa kita ceritakan ke anak cucu kita."
Bryan mengusap lembut kepala Bianca, Bianca pun tersenyum menatap Bryan.
"Jadi ... kita mau liburan ke mana?"
"Bali."
"Serius?!"
"Iya, Sayang. Dua rius juga boleh."
"Makasih banyak, Sayang!" Bianca pun memeluk Bryan.
"Sama-sama, Sayang."
Bryan pun membalas pelukan Bianca, lalu mengecup kening Bianca seraya berkata, "I love you, Ca."
"I love you more."
*Flashback Off
Ya, itulah alasan mengapa Bryan memilih kota Bali. Selain itu, ulang tahun Bianca pun menjadi alasan Bryan menuruti keinginan Bianca.
Memang kapan ulang tahun Bianca? BESOK LUSA!
Timing yang sangat pas menurut Bryan. Bryan memang terkadang sulit untuk ditebak jika menyangkut hal-hal seperti ini. Terutama tentang Bianca.
Karena acara liburan ini memang pure ide dari seorang Bryan, dan yang mengajak mereka semua juga adalah Bryan, jadi untuk masalah biaya pulang pergi dirinya beserta para sahabatnya, Bryan sudah berjanji akan menanggungnya. Tapi tidak dengan biaya lainnya, bisa-bisa nanti Bryan bangkrut, katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should Me?
Teen FictionYang selalu kulihat, kehidupan seseorang itu layaknya seperti 'Setelah turun hujan, terbitlah pelangi yang indah'. Namun mengapa aku berbeda? Pelangi yang indah? Itu tidak ada dalam kamus hidupku. Kehidupan keluargaku saja bagai diterpa badai. Naasn...