Ujian Nasional

1 0 0
                                    

Senin, 5 April 2021 - Hari pertama Ujian Nasional, Riverdale Country School.

Hari ini adalah hari yang sangat di nantikan oleh kelas 12. Berbagai cara mereka menantinya, ada yang amat sangat bahagia karena sebentar lagi mereka akan terbebas dari segala macam tugas, ada pun yang sedih karena sebentar lagi mereka akan berpisah dengan teman dekatnya, dan ada juga yang sangat bahagia melebihi bahagia apapun karena sebentar lagi, setelah ujian ini selesai, akan ada acara perpisahan yang sangat ditunggu-tunggu. Yang 'katanya', acara itulah inti dari kelas dua belas nantinya.

Nama-nama peserta ujian nasional, telah terpampang di mading sekolah. Para murid-murid yang baru berdatangan pun bergegas mendekati mading itu, untuk melihat nama mereka masing-masing terdapat di ruangan mana.

"Kita tetep ujian di ruangan kelas kita ternyata," ucap Sylvie yang terdengar lesu.

Ruang ujian Bianca, Kyla, dan juga Sylvie memang tidak berubah. Mereka tetap ujian di ruangan kelas mereka sebelumnya. Tapi kabar baiknya, ruangan kelas 12 IPA 1 bersebelahan dengan ruangan kelas 12 IPS 1. Artinya Bianca, Kyla, dan Sylvie bisa dekat selalu dengan Bryan, dkk.

"Gak apa-apa dong, Vie. Itu tandanya, kita bisa kerjain ujian bareng-bareng dan gak usah ribet-ribet nyari ruangan. Iya kan, Bian?" celah Kyla yang justru sangat bahagia.

"Dimanapun tempat ujiannya, kita harus tetep ngerjain ujian dengan serius, oke? Karena ujian ini bener-bener penentu kita bakalan lulus apa nggaknya nanti," balas Bianca. Pasalnya Bianca tidak terlalu mempermasalahkan ruangan ujian seperti yang lainnya. Mau dimanapun mereka ditempatkan ujiannya, di ruangan mana dan dengan siapa, tetap saja yang namanya ujian, ya sama saja. Sama-sama mengerjakan soal ujian dengan serius.

Sylvie dan Kyla pun mengangguk.

"Tapi, Ca, kayaknya emang lo udah cocok jadi sodaranya si Azzam, deh. Akhlak lo udah muncul soalnya, udah ada lah kira-kira satu persen, gak kayak dulu-dulu amat yang sama sekali gak ada akhlak," ujar Sylvie.

"Caca!" panggil Bryan, yang tiba-tiba muncul dari belakang Bianca bersama Farel. Sehingga membuat Bianca tidak sempat membalas ucapan Sylvie tadi.

"Hai, Yan!" balas Bianca.

"Seneng deh, kita sebelahan ruangan ujiannya. Jadi gak harus jauh-jauh nyamperin kamu. Tinggal jalan berapa langkah aja udah sampai, deh. Hehe ...."

"Iya, hehe ..." balas Bianca, agak tersipu malu.

"Tapi kayaknya baru kali ini deh, ujian ruangannya macem gini. Biasanya kan, kelas IPA sama kelas IPS tuh, ruangannya berjarak. Terus juga, kalaupun gak berjarak, ya biasanya dicampur gitu loh, satu ruangannya. Jadi, anak IPA setengah, IPS juga setengah. Kayaknya perdana banget deh angkatan kita, yang kayak gini. Iya kan, Bian?" ujar Kyla yang merasa heran sedari tadi, tetapi malas bicara dengan teman-temannya. Dan setelah berpikir keras akhirnya Kyla pun mengungkapkan pikirannya.

Bianca hanya membalas ucapan Kyla dengan senyuman.

"Ada untungnya juga tapi, Kyl. Kalau gini kan, gue jadi bisa deket terus sama Caca, Raka juga bisa deket sama Sylvie, dan lo juga nanti bisa deket terus sama Farel. Iya gak, Rel?" sambungnya, sambil mengangkat sebelah alisnya kepada Farel, berharap Farel menyetujui ucapannya.

"Gak jelas, lo!" balas Farel yang langsung pergi meninggalkan Bryan.

"Yaelah, Farel ... gengsian banget sih, malu-malu tapi mau," ujar Bryan seorang diri.

"Tapi bagus dia masih punya malu, gak kayak lo, Yan," ucap Sylvie dengan santainya.

"Lapangan kayaknya masih sepi, mau ribut di lapangan aja, Syl?" balas Bryan.

Why Should Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang