Penculikan

1 0 0
                                    

Tak perlu menanyakan bagaimana keadaan Michell setelah mendapat kabar bahwa putri kesayangannya hilang entah kemana. Sosok ayah yang sudah lama ingin bertemu dengan anaknya, namun selalu terhalang dengan berbagai permasalahan.

Michell teringat akan suatu hal. Ayah kandung Bianca itu langsung mengotak-atik ponselnya, mencari kontak yang ia beri nama 'Mariam', setelah menemukannya tanpa berpikir panjang, Michell langsung menekan tombol pemanggil.

Telepon pun tersambung.

"Halo, Mas?" ucap Mariam dari dalam telepon.

"Kamu sedang berada dimana?" tanya Michell,

"Aku sedang berada di minimarket, belanja bulanan. Memangnya ada apa, Mas?"

"Suami kamu dimana sekarang?"

"Sepertinya masih di kantor. Mengapa kamu menanyakan dia, Mas? Sebenernya ada apa, Mas?"

Michell menarik nafasnya cukup panjang dan ia hembuskan dengan perasaan sedikit kesal setelah mendengar ucapan Mariam. Namun mengapa ia harus merasa kesal? Ah entahlah, perasaannya saat ini sedang tidak stabil dan dibalut dengan rasa kekhawatiran.

"Aku ingin memberitahu suatu hal. Tapi kamu harus berjanji kepadaku, setelah aku beritahu, kamu tetap tenang dan jangan panik," ujar Michell dengan nada bicara yang mulai serius.

"Iya, Mas, ada apa? Serius sekali sepertinya," balas mariam.

"Bianca diculik," ungkap Michell.

Brak!

Terdengar suara benda jatuh dari dalam telepon Mariam.

"Mariam? Halo? Mariam?!" panggil Michell berkali-kali.

"K-kamu dapat i-info dari siapa, Mas?" tanya Mariam dengan suara yang mulai bergetar karena panik dan takut akan sesuatu yang terjadi kepada Bianca.

"Sylvie. Tadi Sylvie menghubungi aku, dan memberitahu soal kabar ini sekaligus mengirim lokasi TKP dimana Bianca berada."

"ShareLoc sekarang juga, Mas! Aku harus langsung ke TKP. Aku tidak menginginkan sesuatu terjadi pada Bianca. Aku akan segera ke sana dan membawa polisi."

"Bagaimana dengan suamimu?"

"Nanti aku akan menghubungi dia, Mas."

"Ya sudah, aku matikan teleponnya," putus Michell yang langsung menutup sambungan telepon secara sepihak, lalu ia ShareLoc TKP penculikan Bianca pada Mariam.

°●_●°

Sylvie, Bryan dan juga Kyla masih dalam perjalanan menuju TKP.

"Buruan, Syl! Lama banget lo nyetirnya," desak Bryan.

"Iya, Vie! Cepetan! Nanti Bian keburu kenapa-kenapa. Emangnya lo mau tanggung jawab? Kalau ada ap-- "

"Bacot, lo berdua!" pangkas Sylvie yang langsung menancap gasnya lebih kencang dari sebelumnya.

"Ih, Vie! Jangan ngebut-ngebut! Nanti kalau kita kenapa-kenapa gimana? Terus nanti kita gak bakal bisa nolongin Bian! Turunin gasnya, Vie!" cerocos Kyla dengan kepanikan lebay ciri khasnya.

Sylvie malah menambah kecepatan di atas rata-rata. Sontak Bryan dan Kyla langsung memegang erat salah satu benda yang ada di sekitarnya, agar mereka tidak terombang-ambing.

"Woy! Santai!" teriak Bryan.

"Vie! Gila lo, ya!" ucap Kyla dengan nada yang lebih tinggi dari Bryan.

"Turunin gasnya, Syl!"

Why Should Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang