Ayah Sambung

25 9 1
                                    

[Lapangan sekolah]

Semua pasukan sudah berbaris rapih sesuai tempatnya masing-masing, menggunakan kaos dengan warna yang senada, yaitu putih.

"Sudah lengkap?" tanya si pelatih.

"Siap, belum, Coach!" jawab pasukan dengan serentak. Sebenarnya sudah terlihat jelas bahwa ada satu orang yang tidak hadir saat ini.

Yaitu Raka.

"Sylvie, kamu susul Raka ke kelasnya. Kelas dua belas IPS satu. Sekarang!" pinta si pelatih dengan tegas.

"Gue? Susul Raka? Argh!" batinnya kesal, "Siap, Coach!" ucap Sylvie yang langsung berlari menuju kelas Raka.

Sesampainya di depan kelas...

"Sial. Kenapa harus ada guru sih, di dalem? Mau gak mau, gue mesti ketok pintu dulu," ucap Sylvie lalu mengetuk pintu kelas tersebut dengan tiga ketukan.

Tok! Tok! Tok!

"Permisi ..." ujarnya sambil membuka sedikit celah pintu.

"Masuk!" balas si guru dari dalam kelas.

"Malu banget, gue. Raka please ... lo keluar sekarang," bisiknya dengan diri sendiri sambil menutup mata dan berjalan perlahan masuk ke dalam kelas.

Percaya atau tidak? Baru tiga langkah Sylvie melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam, tiba-tiba Raka keluar dan dengan spontan mendorong badan gadis itu ke belakang sampai jatuh ke lantai.

"Aduh!" pekik Sylvie yang sontak membuka matanya dan menyadari bahwa tubuhnya sudah berada di bawah lantai.

"Gila, tuh cowok. Ganas banget!" batinnya kesal, "Tunggu balesan dari gue, Raka!" lanjut Sylvie dengan nada yang cukup kencang ke arah lelaki yang sudah berjalan lebih dulu darinya.

Sylvie pun berusaha untuk bangun, namun seketika ada uluran tangan yang mengarah ke arah gadis tersebut.

"Mari saya bantu," ucap lelaki yang sudah terlihat berumur itu yang mencoba untuk membantu Sylvie.

"Gak perlu, Om. Gak apa-apa. Saya bisa sendiri," jawabnya dengan singkat dan ia pun berhasil beranjak dari lantai yang cukup kotor karena pijakan sepatu yang menyetuh keramik putih tersebut.

"Ya sudah, kalau begitu, saya permisi," pamit lelaki itu yang langsung mempercepat langkahnya meninggalkan Sylvie seorang diri.

"Siapa sih, orang itu? Aneh banget," batinnya penasaran sambil berjalan kembali menuju lapangan.

"Sylvie, habis dari mana, kamu?! Saya perintahkan kamu untuk menjemput Raka, tetapi mengapa Raka datang sendiri mendahului kamu?" tanya si pelatih dengan tatapan tajam.

Sylvie terdiam sejenak.

"Jawab saya!" bentak si pelatih.

"Saya abis dari toilet, Coach. Kebelet pipis," balasnya dengan cengiran.

"Masuk barisan!" Sylvie pun segera masuk ke dalan barisan sambil menatap Raka dengan sinis. Raka yang sedari tadi memasang wajah datarnya, tidak memperdulikan tatapan Sylvie.

*****

Seorang lelaki mengetuk pintu ruangan kepala sekolah.

Tok! Tok! Tok!

Kepala sekolah yang mendengar suara ketukan pintu itu pun segera membukanya.

"Permisi, dengan Bapak kepala sekolah?" ucap seorang lelaki.

"Iya, ini dengan Bapak siapa, ya?" ucap Pak kepsek (kepala sekolah).

"Perkenalkan, nama saya Reiki Alterio Yogaswara," ucap seseorang tersebut.

Why Should Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang