《Beberapa menit yang lalu》
"Sayang, kamu dan Azzam pulang saja duluan, ya. Aku ada urusan mendadak, maaf tidak bisa mengantar pulang," ucap Michell pada Syajirah.
"Baiklah, Mas. Kamu hati-hati, ya ..." balas Syajirah sambil mencium tangan Michell, yang dibalas dengan kecupan di kening.
Selang beberapa menit Syajirah dan Azzam pergi, Michell langsung berjalan cepat, menuju ruangan Bianca.
Mariam sebenarnya sudah melarang Michell agar tidak menemui Bianca sekarang. Karena ia takut Reiki dan Michell bertemu.
"Aku harus tetap menemui Bianca, aku ingin tau bagaimana keadaannya sekarang," batin Michell.
Sesampainya di depan ruangan, langkahnya tiba-tiba terhenti karena ia melihat teman-teman Bianca yang tengah menjenguknya.
Mau tidak mau Michell harus menunggu sampai teman-teman Bianca itu pulang. Ia memilih untuk menunggu di kantin.
Namun, baru saja Michell ingin memulai langkahnya, tiba-tiba Mariam keluar dari ruangan.
"Mas Michell?" panggilnya.
Michell pun langsung menolehkan kepalanya ke belakang dan berjalan menghampiri Mariam.
"Bagaimana keadaan Bianca?" tanyanya.
"Bianca masih belum sadarkan diri, Mas. Aku juga tidak tahu, kapan Bianca akan sadar. Dokter juga tidak bisa memprediksi," jelas Mariam.
Michell menarik nafasnya panjang, "Mariam ...."
"Iya, Mas?"
"Tolong jaga Bianca dengan baik. Aku minta, jangan sampai kamu melakukan hal konyol seperti ini lagi. Kamu harus ingat, Bianca itu adalah darah daging kamu, anak yang kamu lahirkan dengan susah payah," ucap Michell panjang lebar.
Mariam terdiam sejenak.
"Apakah kamu mengerti dengan semua ucapanku, Mariam?" tanya Michell.
Mariam mengangguk, "Aku paham, Mas. Aku akan berusaha menerima Bianca di kehidupanku."
"Yasudah, aku akan tetep menemui Bianca hari ini, tapi aku menunggu teman-temannya pulang. Aku akan menunggu di kantin, tolong kabari aku ketika semuanya sudah pergi," pesan Michell sambil berjalan pergi meninggalkan Mariam seorang diri.
Setelah Michell sudah hilang dari pandangannya, tiba-tiba Reiki datang.
"Eh, Mas, urusanmu sudah selesai?" tanya Mariam sambil mencium tangan sang suami.
"Iya, alhamdulillah semuanya sudah selesai," jawab Reiki.
Mereka pun berbincang bersama.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 17:00 WIB, teman-teman Bianca pun satu persatu mulai pergi, dan yang terakhir adalah Sylvie dan Kyla.
"Tante, Om, Kyla sama Sylvie pulang dulu, ya," pamit Kyla sambil mencium tangan Mariam dan Reiki dan diikuti oleh Sylvie.
"Iya, Nak, hati-hati di jalan, ya ..." papar Mariam yang memperlihatkan senyum manisnya.
Sylvie dan Kyla pun keluar dari ruangan Bianca, kedua gadis itu berjalan menuju parkiran mobil.
*****
Sesampainya di parkiran, mereka bergegas masuk ke dalam mobil milik Sylvie.
"Vie, kita mau langsung pulang?" tanya Kyla.
"Gue laper nih, gimana kalau mampir dulu ke cafe?" tawar Sylvie
"Kenapa gak ke restoran aja?" tanya Kyla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should Me?
Teen FictionYang selalu kulihat, kehidupan seseorang itu layaknya seperti 'Setelah turun hujan, terbitlah pelangi yang indah'. Namun mengapa aku berbeda? Pelangi yang indah? Itu tidak ada dalam kamus hidupku. Kehidupan keluargaku saja bagai diterpa badai. Naasn...