Matahari pagi ini terlihat lebih cerah dari hari sebelumnya. Kicauan burung seakan-akan membuat suasana semakin menyenangkan.
Hari ini adalah hari weekend.
Saat ini jarum jam sudah menunjukan pukul 09.00 WIB. Di tempat kediaman Raya Bianca Nayara masih terlihat sepi, karena Mariam dan Reiki masih berada di rumah sakit. Hanya ada seorang gadis yang baru saja terbangun dari tidurnya, dan perlahan menuruni anak tangga dengan nyawa yang belum terisi penuh.
"Laper banget, gue ..." ucapnya sambil membuka lemari makan, ia berniat membuat sandwich yang berisi telur mata sapi kesukaannya.
Setengah jam kemudian, Bianca sudah menghabiskan sandwich buatannya. Gadis itu kembali menuju kamarnya, kemudian membaringkan tubuhnya di atas kasur queen sizenya miliknya sambil mengotak-atik ponsel yang baru ia ambil dari meja rias.
Terdapat pesan dari Kyla.
_____Azkylard
Ca, ke mall bareng gue sama Vie, yuk!
Bianca menghela nafasnya lembut, "Gue pengen ikut sih, tapi lebih baik gue pergi ke rumah sakit buat jengukin mama," putusnya.
Bianca langsung membalas pesan dari Kyla.
Gue gak bisa ikut, lo aja sana sama Vie berdua.
_____
[Di tempat lain]
"Yah, Vie. Bian gak bisa ikut," ucap Kyla kepada Sylvie sambil mengerucutkan bibirnya.
Ternyata saat ini kedua gadis itu sudah berada di depan gerbang rumah Bianca. Namun, ternyata Bianca menolak ajakannya. Ada sedikit rasa kecewa, karena Bianca tidak bergabung bersama mereka.
"Yaudah lah, Kyl, gak apa-apa. Mungkin Bian punya acara lain," jawab Sylvie yang langsung menancap gas mobilnya dan meninggalkan tempat tersebut.
Sesampainya di mall...
"Gue laper, Vie. Gimana kalau kita makan dulu?" ajak Kyla yang dibalas dengan anggukan kepala Sylvie.
Ketika sudah berada di food court, Kyla langsung memesan makanan dan Sylvie mencari tempat duduk.
Selang beberapa menit, Kyla datang membawa makanan yang sudah ia pesan tadi, terlihat ada dua buah cheese burger dan dua botol milkshake.
Mereka pun langsung menyantap hidangan tersebut dengan lahap, terutama Kyla.
"Oh, iya. Nanti lo temenin gue ke H&M, ya? Gue pengen beli t-shirt sama celana training," ujar Sylvie yang dibalas anggukan oleh sahabatnya itu.
Setelah mereka menghabiskan makanan dan minumannya, sesuai ajakan Sylvie, kedua gadis itu pun pergi menuju H&M untuk berbelanja.
"Ih, bajunya bagus-bagus banget, Vie!" seru Kyla sambil memegang beberapa baju yang tertata rapih di atas meja.
"Lo mau beli sesuatu, gak? Ambil yang lo mau, nanti gue yang bayar," sambung Sylvie sambil menepuk pundak Kyla.
"Apa? Lo bilang apa? Gue gak denger," ledek Kyla, sebenarnya gadis itu mendengar ucapan Sylvie, namun Kyla hanya iseng menjahili sahabatnya.
"Jadi lo gak denger apa yang gue bilang? Oke, gue tarik ucapan gue yang tadi," ujar Sylvie sambil menahan tawa.
"Denger, kok! Denger, Vie! Gue denger!" sewot Kyla.
"Kirain, gak denger. Yaudah sana cari barang-barang yang lo mau beli," ujar Sylvie yang dibalas anggukan antusias dari Kyla.
Namun baru saja Kyla hendak melangkahkan kakinya, tiba-tiba ponselnya bergetar. Dengan cepat, gadis itu membuka benda pipih tersebut dan ternyata ada pesan masuk dari Nathalie.
_____
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should Me?
Teen FictionYang selalu kulihat, kehidupan seseorang itu layaknya seperti 'Setelah turun hujan, terbitlah pelangi yang indah'. Namun mengapa aku berbeda? Pelangi yang indah? Itu tidak ada dalam kamus hidupku. Kehidupan keluargaku saja bagai diterpa badai. Naasn...