*Flashback On
Beberapa tahun silam...
Kedua lelaki yang sudah lama bersahabat sejak kecil, kini mereka sudah menduduki bangku SMA. Persahabatan mereka semakin erat, ketika salah satu dari mereka mempunyai masalah, bisa dibilang masalah tersebut langsung terselesaikan dengan mudah. Karena mereka terbiasa bercerita apabila ada something yang menimpa kehidupan mereka masing-masing.
"Rei!" panggil Michell yang berlari ke arah Reiki. "Ke kantin, yuk!" sambungnya setelah ia sudah berdiri tepat di samping sahabatnya.
"Gas!" ucap Reiki sambil merangkulkan tangannya di pundak Michell.
Sesampainya di kantin...
Reiki dan Michell bergegas duduk di kursi yang sudah dicap oleh mereka berdua. Dengan menuliskan nama 'punya gue (Reiki ganteng)' tepat di belakang kursi milik Reiki, dan tulisan 'punya gue (Michell mempesona)' sama halnya dengan tulisan milik Reiki, tulisan Michell pun berada di belakang kursi miliknya.
"Rei, mau makan apa?" tanya Michell.
"Seperti biasa, Bro!" jawab Reiki dengan santai.
Michell bergegas memesan makanan beserta minuman yang nantinya akan mereka santap dengan lahap.
Beberapa menit kemudian, Michell pun datang dengan membawa nampan yang berisi pesanan Reiki dan juga dirinya. Reiki memesan bakso kuah tanpa seledri dan juga mie kuning, sedangkan Michell memesan makanan yang sama, namun bakso kuah miliknya tanpa bihun dan bawang goreng. Minuman mereka sama, yaitu es teh manis dengan es batu yang terpisah di dalam mangkuk.
"Ini punya lo, dan ini punya gue," ucap Michell sambil meletakkan makanan dan minuman di atas meja.
"Thanks, Bro!" tutur Reiki sambil menepuk pundak Michell.
Mereka pun mulai menyantap makanannya, sambil bercengkrama yang selalu diselingi candaan.
"Gue harap kita bakal jadi sahabat selamanya," ujar Michell.
"Tenang, Ren. Gue yakin, gak ada yang bakal ngerusak persahabatan kita, termasuk lo dan juga gue," jawab Reiki dengan penuh keyakinan.
*Flashback Off
Michell tertawa kecil saat dirinya baru saja mengingat kenangan di masa SMA bersama Reiki, sahabatnya.
"Dan nyatanya, yang merusak persahabatan kita adalah gue sendiri. Sorry, Rei ..." ujar Michell. "Gue harap, kita akan bertemu lagi dan gue harap kita bisa bernostalgia tentang kenangan-kenangan zaman dulu yang kita rangkai bersama," lanjutnya sambil mengusap sisa air mata yang membasahi pipinya, walaupun air mata tidak mengalir begitu deras.
[Di tempat lain, tidak jauh dari tempat Michell]
Seorang laki-laki yang menggunakan jaket kulit coklat, topi, dan kacamata hitam, tengah berdiri memandang ke arahnya.
Dan ternyata laki-laki itu adalah Reiki.
Entah apa yang sedang dilakukan oleh laki-laki itu sekarang. Terlihat Reiki sedari tadi besembunyi di balik pohon tanpa melakukan sesuatu.
"Sial, mengapa harus bertemu dia di sini?" ucap Reiki kepada dirinya sendiri.
"Reiki!" panggil seseorang dari arah belakang.
Dia adalah Andre.
Reiki pun langsung menolehkan kepalanya dan berjalan ke arah Andre, namun tiba-tiba ia tidak sengaja menginjak sesuatu yang mengeluarkan bunyi yang cukup keras sampai terdengar oleh Michell.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should Me?
Teen FictionYang selalu kulihat, kehidupan seseorang itu layaknya seperti 'Setelah turun hujan, terbitlah pelangi yang indah'. Namun mengapa aku berbeda? Pelangi yang indah? Itu tidak ada dalam kamus hidupku. Kehidupan keluargaku saja bagai diterpa badai. Naasn...